Teknik Analisis Data METODELOGI PENELITIAN

Setelah harga t hitung diperoleh, kita lakukan pengujian kebenaran kedua hipotesis dengan membandingkan besarnya t hitung t hitung dan t tabel t tabel , dengan terlebih dahulu menetapkan degrees of freedomnya atau derajat kebebasannya, dengan rumus: df = n 1 + n 2 – 2 Dengan diperolehnya df, maka dapat dicari harga t tabel pada taraf kepercayaan 95 atau taraf signifikansi α 5. Kriteria pengujiannya adalah sebagai berikut: 7 Jika t hitung t tabel maka H diterima dan H 1 ditolak. Jika t hitung ≥ t tabel maka H ditolak dan H 1 diterima. b. Untuk sampel yang tak homogen heterogen 8 1 Mencari nilai t dengan rumus: 2 2 2 1 2 1 2 1 n s n s X X t 2 Menentukan derajat kebebasan dengan rumus: 1 1 2 2 2 2 2 1 2 1 2 1 2 2 2 2 1 2 1 n n s n n s n s n s df 3 Mencari t tabel dengan taraf signifikansi α 5. 4 Kriteria pengujian hipotesisnya: Jika t hitung t tabel maka H diterima dan H 1 ditolak Jika t hitung t tabel maka H ditolak dan H 1 diterima Sedangkan jika pada uji normalitas diperoleh bahwa kelompok eksperimen atau kelompok kontrol tidak berasal dari populasi yang berdistribusi normal, maka untuk menguji hipotesis digunakan uji non parametrik. Adapun jenis uji non parametrik yang digunakan pada 7 Anas Sudijono,pengantar Statistik Pendidikan, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2007, Cet.XVII, h.316. 8 M. Subana dan Sudrajat, op.cit., h.165-166. penelitian ini adalah Uji Mann-Whitne y Uji “U” untuk sampel besar dengan taraf signifikasi =0,05. Rumus Uji Mann- Whitney Uji “U” yang digunakan yaitu: U = n 1 n 2 + 2 1 n n 1 1 -R 1 dimana U : Statistik Uji Mann Whitney n 1, n 2 : Ukuran sampel pada kelompok 1 dan 2 R 1 : Jumlah ranking pada sampel dengan ukuran n 1 n terkecil Untuk sampel berukuran besar n 20, dapat digunakan pendekatan ke distribusi normal dengan bentuk statistik sebagai berikut: z = 12 1 2 2 1 2 1 2 1 n n n n n n U z = u u U dimana, z : statistik uji z yang berdistribusi normal. Dan kriteria pengujian Jika p , maka tolak H Jika p , maka terima H Adapun hipotesis yang diuji adalah sebagai berikut: H : Rata-rata hasil belajar matematika siswa pada kelas eksperimen sama dengan rata-rata hasil belajar matematika siswa pada kelas kontrol. H 1 : Rata-rata hasil belajar matematika siswa pada kelas eksperimen lebih tinggi dari rata-rata hasil belajar matematika siswa pada kelas kontrol.

F. Hipotesis Statistik

Perumusan hipotesis statistik adalah sebagai berikut: H : H 1 : Keterangan : : Rata-rata hasil belajar matematika siswa yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif metode bamboo dancing. : Rata-rata hasil belajar matematika siswa yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran konvensional. 42

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data

Penelitian ini dilakukan di SMK Gita Kirtti 1 Jakarta pada kelas X yang terdiri dari 2 kelas sebagai sampel. Kelas X administrasi perkantoran sebagai kelas eksperimen yang diajarkan menggunakan model pembelajaran kooperatif metode bamboo dancing, sedangkan kelas X pemasaran sebagai kelas kontrol yang diajar dengan model pembelajaran konvensional. Pokok bahasan matematika yang diajarkan pada penelitian ini adalah program linear. Berikut ini disajikan data hasil penelitian berupa hasil perhitungan tes akhir dari kelas eksperimen dan kelas kontrol. Data pada penelitian ini adalah data yang terkumpul dari tes yang telah diberikan kepada siswa SMK Gita Kirtti 1 Jakarta selatan.

1. Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas Eksperimen

Data tes hasil belajar matematika siswa yang diberikan kepada kelas eksperimen dengan jumlah siswa sebanyak 30 siswa, sebagai berikut: Tabel 4.1 Rekapitulasi Skor Hasil Belajar Siswa Kelas Eksperimen Statistika Skor Jumlah Siswa N 30 Maksimum X max 96 Minimum X min 40 Mean X 63,17 Median Me 62,50 Modus Mo 63,50 Varians S 2 205,06 Simpangan Baku S 14,32 Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa dari 30 siswa di kelas eksperimen mendapatkan nilai rata-rata 63,17, nilai median 62,50, nilai modus 63,50, varians 205,06, dan nilai simpangan baku 14,32, perhitungan lengkap lihat lampiran 15 halaman 125. Walaupun selisih nilai tertinggi pada kelas eksperimen yaitu 96 dan nilai terendah yaitu 40 sangat jauh, tetapi nilai rata-rata kelas eksperimen sudah mencapai KKM yaitu 60. Data tes hasil belajar matematika siswa kelas eksperimen disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi sebagai berikut: Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas Eksperimen Nilai Frekuensi Absolut i f Kumulatif k f Relatif Kumulatif f 40 – 49 6 6 20,00 50 – 59 6 12 20,00 60 – 69 10 22 33,33 70 – 79 4 26 13,33 80 – 89 2 28 6,67 90 – 99 2 30 6,67 Jumlah 30 100 Dari tabel distribusi frekuensi di atas dapat dilihat bahwa dari 30 siswa di kelas eksperimen yang diajarkan dengan menggunakan model kooperatif metode bamboo dancing mendapat nilai di atas KKM sebanyak 60 yaitu 18 siswa, artinya sebanyak 18 siswa telah tuntas pada pokok bahasan program linear. Sedangkan yang mendapat nilai di bawah rata-

Dokumen yang terkait

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif tipe Bamboo Dancing untuk meningkatkan Hasil belajar IPS Siswa kelas IV

0 21 202

PERBEDAAN PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE BAMBOO DANCING DAN TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER DALAM PEMBELAJARAN BIOLOGI TERHADAP HASIL BELAJAR

0 0 7

EFEKTIFITAS PENGGUNAAN METODE KOOPERATIF DENGAN MODEL BAMBOO DANCING (TARI BAMBU) UNTUK PENINGKATAN Efektifitas Penggunaan Metode Kooperatif Dengan Model Bamboo Dancing (Tari Bambu) Untuk Peningkatan Hasil Belajar Siswa Materi Ekosistem Kelas VII B SMP N

0 1 15

EFEKTIFITAS PENGGUNAAN METODE KOOPERATIF DENGAN MODEL BAMBOO DANCING (TARI BAMBU) UNTUK PENINGKATAN Efektifitas Penggunaan Metode Kooperatif Dengan Model Bamboo Dancing (Tari Bambu) Untuk Peningkatan Hasil Belajar Siswa Materi Ekosistem Kelas VII B SMP N

0 1 13

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI PERKEMBANGBIAKAN VEGETATIF TUMBUHAN MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE Upaya Peningkatan Hasil Belajar IPA Materi Perkembangbiakan Vegetatif Tumbuhan Melalui Pembelajaran Kooperatif Metode Bamboo Dancing Ke

0 0 16

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TARI BAMBU (BAMBOO DANCING) TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI SISWA.

0 4 34

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK BAMBOO DANCING DALAM UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR PKn SISWA SMP N 5 SLEMAN YOGYAKARTA.

0 1 195

MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN METODE BAMBOO DANCING

0 0 8

Peningkatan Prestasi Belajar Mata Pelajaran IPA melalui Model Pembelajaran Bamboo Dancing

0 0 7

BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teori 1. Model Pembelajaran Kooperatif tipe Bamboo Dancing - PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE BAMBOO DANCING PADA SIKAP TOLERANSI DAN PRESTASI BELAJAR IPA MATERI PERUBAHAN LINGKUNGAN FISIK DAN PENGARUHNYA DI KEL

0 0 22