Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel

5. Kriteria pengujiannya adalah jika r XY ≥ r tabel , maka soal tersebut valid dan jika r XY r tabel maka soal tersebut tidak valid. Berdasarkan hasil perhitungan uji validitas instrumen penelitian, dari 10 Soal yang diujicobakan diperoleh 9 butir soal yang valid, sehingga kesembilan soal yang valid tersebutlah yang digunakan sebagai instrumen penelitian. Perhitungan selengkapnya mengenai uji validitas instrumen penelitian dapat dilihat pada lampiran 9 halaman 116. b. Uji Reliabilitas Reliabilitas diartikan dengan keajegan consistencty bila mana tes tersebut diujikan berkali-kali dan hasilnya relatif yang signifikan. Rumus yang digunakan untuk menganalisis reliabilitas yaitu dengan menggunakan metode koefisien alfa. Metode ini digunakan pada soal- soal esai. Jadi tidak bisa diterapkan pada butir-butir yang tidak bisa diskor secara dikotomis, melainkan bentuk rentangan. Rumus yang digunakan untuk mencari reliabilitas adalah: 2 2 11 1 1 t i k k r Keterangan: r 11 = koefisien reliabilitas instrumen k = banyaknya butir soal 2 i = jumlah varians skor tiap-tiap item 2 t = varians skor total Adapun klasifikasi dari reliabilitas dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 3.2 Klasifikasi Reliabilitas Rentang Keterangan 0,80 1,00 0,60 0,80 0,40 0,60 0,20 0,40 0,00 0,20 Sangat baik Baik Cukup Rendah Sangat rendah Berdasarkan hasil perhitungan uji reliabilitas instrumen penelitian, diperoleh skor reliabilitas sebesar 0,871, perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 10 halaman 117. Dengan skor reliabilitas demikian, maka instrumen penelitian tersebut dapat dikatakan memiliki konsistensi yang handal dan memenuhi persyaratan instrumen tes yang baik. c. Taraf Kesukaran Taraf kesukaran soal merupakan salah satu ciri yang harus diperhatikan, karena tingkat kesukaran tes menunjukkan seberapa sukar atau mudahnya butir-butir tes atau tes secara keseluruhan yang telah diselenggarakan. Butir tes harus diketahui tingkat kesukarannya karena setiap pembuat tes perlu mengetahui soal itu sukar, sedang, atau mudah. Tingkat kesukaran soal dapat di lihat dari jawaban siswa. semakin sedikit siswa yang menjawab benar, berarti soal itu termasuk sukar. Semakin banyak siswa yang menjawab benar maka soal itu termasuk tidak sukar atau mudah. Tingkat kesukaran butir tes dinyatakan dengan indeks berkisar 0,00 sampai 1,00. Rumus yang dugunakan untuk menghitung tingkat kesukaran butir tes adalah:

Dokumen yang terkait

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif tipe Bamboo Dancing untuk meningkatkan Hasil belajar IPS Siswa kelas IV

0 21 202

PERBEDAAN PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE BAMBOO DANCING DAN TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER DALAM PEMBELAJARAN BIOLOGI TERHADAP HASIL BELAJAR

0 0 7

EFEKTIFITAS PENGGUNAAN METODE KOOPERATIF DENGAN MODEL BAMBOO DANCING (TARI BAMBU) UNTUK PENINGKATAN Efektifitas Penggunaan Metode Kooperatif Dengan Model Bamboo Dancing (Tari Bambu) Untuk Peningkatan Hasil Belajar Siswa Materi Ekosistem Kelas VII B SMP N

0 1 15

EFEKTIFITAS PENGGUNAAN METODE KOOPERATIF DENGAN MODEL BAMBOO DANCING (TARI BAMBU) UNTUK PENINGKATAN Efektifitas Penggunaan Metode Kooperatif Dengan Model Bamboo Dancing (Tari Bambu) Untuk Peningkatan Hasil Belajar Siswa Materi Ekosistem Kelas VII B SMP N

0 1 13

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI PERKEMBANGBIAKAN VEGETATIF TUMBUHAN MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE Upaya Peningkatan Hasil Belajar IPA Materi Perkembangbiakan Vegetatif Tumbuhan Melalui Pembelajaran Kooperatif Metode Bamboo Dancing Ke

0 0 16

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TARI BAMBU (BAMBOO DANCING) TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI SISWA.

0 4 34

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK BAMBOO DANCING DALAM UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR PKn SISWA SMP N 5 SLEMAN YOGYAKARTA.

0 1 195

MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN METODE BAMBOO DANCING

0 0 8

Peningkatan Prestasi Belajar Mata Pelajaran IPA melalui Model Pembelajaran Bamboo Dancing

0 0 7

BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teori 1. Model Pembelajaran Kooperatif tipe Bamboo Dancing - PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE BAMBOO DANCING PADA SIKAP TOLERANSI DAN PRESTASI BELAJAR IPA MATERI PERUBAHAN LINGKUNGAN FISIK DAN PENGARUHNYA DI KEL

0 0 22