Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

4 upaya agar terjadi proses dalam diri siswa untuk mencerna materi secara aktif dan konstruktif. 6 Keberhasilan belajar siswa tidak hanya dipengaruhi faktor siswa saja, ada tiga faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa, yaitu faktor eksternal yang meliputi kecerdasan, motivasi, minat, sikap, bakat, faktor internal yang meliputi lingkungan, faktor alamiah, dan faktor materi pelajaran, serta faktor pendekatan belajar yang meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa untuk melakukan kegiatan pembelajaran. 7 Berkenaan dengan itu Ruseffendi menyatakan bahwa “Terdapat banyak anak-anak yang setelah belajar matematika bagian yang sederhanapun banyak yang tidak dipahaminya, banyak konsep yang dipahami secara keliru. Matematika dianggap sebagai ilmu yang sukar, ruwet dan banyak memperdayakan”. 8 Hal ini mengindikasikan bahwa pembelajaran matematika selama ini kurang optimal di berbagai sisi, baik sisi teknis seperti metode pembelajaran, strategi pembelajaran, ataupun media yang digunakan, dan juga di sisi non-tenis seperti sarana dan prasarana yang kurang memadai. Penggunaan model pembelajaran harus lebih diperhatikan, karena kebanyakan pembelajaran matematika sekarang ini mendorong siswa bukan pada pemahaman konsep melainkan hanya menghapal rumus, sehingga ketika siswa dihadapkan dengan soal-soal yang mebutuhkan analisis mereka tidak dapat menyelesaikannya. Model pembelajaran saat ini masih menggunakan pembelajaran kompetitif dan individualis. Dalam belajar kompetitif dan individualis, guru menempatkan siswa pada tempat duduk yang terpisah dari tempat lain. kata- kata “dilarang mencontoh”, “geser tempat dudukmu”, “saya ingin kamu bekerja sendiri”, dan “jangan perhatikan orang lain, perhatikan diri kamu sendiri”, sering digunakan dalam belajar kompetitif dan individualistis 6 Nining Setyaningsih, Aplikasi Pendekatan Model Kooperatif dalam Pembelajaran Matematika, Surakarta: Warta, 2006, hal. 35 7 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2005, Cet. XI, h. 132 8 Lia Kurniati,2007.” Pendekatan Pemecahan Masalah Problem Solving dalam upaya mengatasi kesulitan-kesulitan Siswa pada soal cerita ”. PIC UIN Jakarta. h. 45. 5 Johnson Johnson 1994. 9 Agar tidak terjadi hal-hal tersebut, guru harus memilih model, metode, dan strategi pembelajaran yang efisien dan efektif untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Penulis mempercayai bahwa model pembelajaran kooperatif merupakan salah satu model pembelajaran yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa karena dengan pembelajaran kooperatif siswa belajar memahami konsep mereka sendiri dengan cara berkelompok dengan anggota yang berbeda latar belakang. Pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran dengan cara kelompok kecil untuk meningkatkan kemampuan akademik melalui kerjasama, hubungan antara siswa yang berbeda latar belakang, mengembangkan keterampilan untuk memecahkan masalah melalui kelompok. Model pembelajaran kooperatif memiliki tiga tujuan penting pembelajaran, yaitu hasil belajar akademik, penerimaan terhadap keragaman, dan pengembangan keterampilan sosial. Model pembelajaran kooperatif terdiri dari bermacam-macam metode, diantaranya adalah metode pembelajaran bamboo dancing tarian bambu. Metode pembelajaran ini pertama dikembangkan oleh Spencer Kagan, metode merupakan modifikasi dari metode lingkaran besar lingkaran kecil. Metode tarian bambu memberikan kesempatan kepada siswa untuk berbagi informasi untuk menbangun konsep pemahaman pada saat yang bersamaan dengan pasangan yang berbeda secara teratur. Metode ini cocok untuk bahan ajar yang memerlukan pertukaran pengalaman dan pengetahuan antarsiswa. Berdasarkan permasalahan diatas penulis menyusun skripsi dengan judul: “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Metode Bamboo Dancing Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa ”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah maka dapat dikemukakan identifikasi masalah, antara lain: 1. Rendahnya hasil belajar matematika siswa. 9 Trianto, 2009. Mendesain model pembelajaran inovatif progresif, konsep, landasan, dan implementasinya pada kurikulum tingkat satuan pendidikan KTSP. Kencana prenada media group :Jakarta, h.55. 6 2. Pembelajaran matematika selama ini masih cenderung berpusat pada guru. 3. Kurangnya variasi guru dalam memilih strategi, metode, maupun model dalam pembelajaran matematika.

C. Pembatasan Masalah

Dalam penelitian ini, masalah hanya dibatasi pada hasil belajar matematika siswa kelas X SMK Gita Kirtti 1. Hasil belajar ini diperoleh dari nilai posttest siswa. Adapun hasil belajar yang di nilai adalah aspek kognitif tentang materi program linear.

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah diatas, maka masalah dapat dirumuskan sebagai berikut: 1. Bagaimana hasil belajar matematika siswa yang diajarkan dengan model pembelajaran kooperatif metode bamboo dancing dan model pembelajaran konvensional? 2. Apakah ada pengaruh model pembelajaran kooperatif metode bamboo dancing terhadap hasil belajar siswa?

E. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hasil belajar matematika siswa yang diajarkan dengan model pembelajaran kooperatif metode bamboo dancing. Lebih rinci lagi, penelitian ini bertujuan untuk: 1. Mengetahui hasil belajar matematika siswa yang diajarkan dengan model pembelajaran kooperatif metode bamboo dancing dan yang diajarkan dengan model konvensional. 2. Mengetahui pengaruh model pembelajaran kooperatif metode bamboo dancing terhadap hasil belajar matematika.

F. Manfaat Hasil Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat: 7 1. Menambah khazanah ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan metode pembelajaran bamboo dancing. 2. Bagi peneliti, untuk memperluas wawasan dan pengalaman tentang cara pembelajaran matematika dengan menggunakan metode pembelajaran bamboo dancing. 3. Bagi siswa, dapat meningkatkan hasil belajar matematika dengan menggunakan metode pembelajaran bamboo dancing. 4. Bagi guru, dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif pembelajaran agar dapat tercipta suasana pembelajaran yang efektif dan bermakna. 8

BAB II DESKRIPSI TEORITIS, KERANGKA BERPIKIR,

DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

A. Deskripsi Teoritis 1. Hasil Belajar Matematika

a. Pengertian Belajar dan Pembelajaran

Belajar adalah kegiatan yang paling utama dalam keseluruhan proses pendidikan. Ini berarti bahwa berhasil atau tidaknya tujuan pendidikan tergantung pada proses belajar. Beberapa pakar pendidikan diantaranya Gagne, Travers, Cronbach, Spears, Geoch, Morgan mendefinisikan belajar sebagai suatu perubahan tingkah laku sebagai akibat dari pengalaman atau latihan. 1 Secara sederhana, Robbins mendefinisikan belajar sebagai proses menciptakan hubungan antara sesuatu pengetahuan yang sudah dipahami dan sesuatu pengetahuan yang baru. 2 Ini berarti bahwa belajar adalah proses sistemik yang dinamis. Slameto mendefinisikan belajar sebagai suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. 3 Menurut Sanjaya belajar adalah proses perubahan tingkah laku berkat adanya pengalaman. Belajar bukan semata-mata proses menghafal sejumlah fakta, tetapi suatu proses interaksi secara sadar antara individu dengan lingkungannya. 4 1 Agus Suprijono, Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009, cet. II, h. 2 2 Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif, Jakarta: KENCANA PRENADA MEDIA GROUP, 2009, Cet. I h.15 3 Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya., Jakarta: PT RINEKA CIPTA,2003, cet. IV. h.2 4 Wina Sanjaya Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Jakarta: Kencana Prenanda Media Group, 2010, h. 213.

Dokumen yang terkait

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif tipe Bamboo Dancing untuk meningkatkan Hasil belajar IPS Siswa kelas IV

0 21 202

PERBEDAAN PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE BAMBOO DANCING DAN TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER DALAM PEMBELAJARAN BIOLOGI TERHADAP HASIL BELAJAR

0 0 7

EFEKTIFITAS PENGGUNAAN METODE KOOPERATIF DENGAN MODEL BAMBOO DANCING (TARI BAMBU) UNTUK PENINGKATAN Efektifitas Penggunaan Metode Kooperatif Dengan Model Bamboo Dancing (Tari Bambu) Untuk Peningkatan Hasil Belajar Siswa Materi Ekosistem Kelas VII B SMP N

0 1 15

EFEKTIFITAS PENGGUNAAN METODE KOOPERATIF DENGAN MODEL BAMBOO DANCING (TARI BAMBU) UNTUK PENINGKATAN Efektifitas Penggunaan Metode Kooperatif Dengan Model Bamboo Dancing (Tari Bambu) Untuk Peningkatan Hasil Belajar Siswa Materi Ekosistem Kelas VII B SMP N

0 1 13

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI PERKEMBANGBIAKAN VEGETATIF TUMBUHAN MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE Upaya Peningkatan Hasil Belajar IPA Materi Perkembangbiakan Vegetatif Tumbuhan Melalui Pembelajaran Kooperatif Metode Bamboo Dancing Ke

0 0 16

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TARI BAMBU (BAMBOO DANCING) TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI SISWA.

0 4 34

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK BAMBOO DANCING DALAM UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR PKn SISWA SMP N 5 SLEMAN YOGYAKARTA.

0 1 195

MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN METODE BAMBOO DANCING

0 0 8

Peningkatan Prestasi Belajar Mata Pelajaran IPA melalui Model Pembelajaran Bamboo Dancing

0 0 7

BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teori 1. Model Pembelajaran Kooperatif tipe Bamboo Dancing - PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE BAMBOO DANCING PADA SIKAP TOLERANSI DAN PRESTASI BELAJAR IPA MATERI PERUBAHAN LINGKUNGAN FISIK DAN PENGARUHNYA DI KEL

0 0 22