Manfaat Hasil Penelitian PENDAHULUAN
9
Belajar dalam idealisme berarti kegiatan psio-fisik-sosio menuju ke perkembangan pribadi seutuhnya.
5
Tapi kenyataan yang dipahami oleh sebagian masyarakat tidaklah demikian. Kegiatan belajar selalu
dikaitkan dengan tugas sekolah. Sebagian masyarakat menganggap belajar di sekolah adalah usaha penguasaan materi ilmu pengetahuan.
Padahal sekolah hanyalah sarana untuk terlaksananya proses belajar dan proses belajar tidak hanya terjadi di sekolah saja.
Dari pengertian-pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa belajar adalah proses perubahan tingkah laku seseorang yang relatif menetap,
menjadi lebih baik, sebagai hasil dari pengalaman atau hasil interaksi dengan lingkungan.
Proses yang terjadi yang membuat seseorang belajar disebut pembelajaran. Menurut Undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang
sistem pendidikan nasional, disebutkan bahwa pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar
pada suatu lingkungan belajar.
6
Dalam pembelajaran semua elemen yang menunjang berlansungnya suatu proses pembelajaran dari mulai
peserta didik, pendidik, sumber belajar, sampai lingkungan belajar, semuanya bersinergi dan berinteraksi tanpa mengabaikan salah satu
dari elemen tersebut. Menurut Santrock, pembelajaran dapat didefinisikan sebagai
pengaruh permanen atas perilaku, pengetahuan, dan keterampilan berpikir
yang diperoleh
melalui pengalaman.
7
Suprijono mendefinisikan pembelajaran berdasarkan makna leksikal berarti
proses, cara, perbuatan mempelajari. Perbedaan esensiil istilah ini dengan pengajaran adalah pada tindak ajar. Pada pengajaran guru
mengajar, peserta didik belajar, sementara pada pembelajaran guru
5
Agus Suprijono, Cooperative Learning … cet. II, h. 3
6
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional, Direktorat Jendral Pendidikan Luar Sekolah dan
Pemuda, 2003 , hal. 4.
7
John W. Santrock, Psikologi Pendidikan, terjemahan dari Educational Psycology oleh Tri Wobowo B. S, Jakarta: Kencana, 2008, cet. 2, h. 266
10
mengajar diartikan sebagai upaya guru mengorganisir lingkungan terjadinya pembelajaran.
8
Dapat disimpulkan bahwa pembelajaran adalah proses, cara atau jalan untuk menjadikan seseorang atau mahluk hidup untuk belajar.
Seseorang yang telah melalui proses pembelajaran ia akan mengalami
perkembangan jiwa menuju keutuhan dan kemandirian. b. Hakikat Matematika
1 Pengertian Matematika
Pengertian tentang matematika tidak didefinisikan secara tepat dan menyeluruh. Hal ini mengingat belum ada kesepakatan
atau definisi tunggal tentang matematika. Beberapa pengertian atau
ungkapan tentang
matematika hanya
dikemukakan berdasarkan siapa pembuat definisi, di mana dibuat, dan dari sudut
pandang apa definisi itu dibuat. Ada tokoh yang tertarik dengan bilangan maka ia melihat matematika itu dari sudut pandang
bilangan. Ada tokoh lain yang lebih mencurahkan perhatian kepada stuktur-struktur maka ia melihat matematika dari sudut
pandang struktur-struktur itu. Tokoh lain yang tertarik pada pola pikir atau sistematik maka ia melihat matematika dari sudut
pandang sistematik itu. Dengan demikian banyak sekali definisi yang berbeda-beda tentang matematika.
James menyatakan bahwa matematika adalah ilmu tentang logika mengenai bentuk, susunan, besaran, dan konsep-konsep
yang saling berhubungan satu sama lain serta terbagi menjadi tiga bidang, yaitu aljabar, analisis, dan geometri.
9
Tetapi ada yang berpendapat bahwa matematika dibagi kedalam empat bidang,
yaitu aritmatika, aljabar, geometri, dan analisis. Aritmatika disini mencakup teori bilangan dan statistik.
8
Agus suprijono, Cooperative Learning… cet. II, h. 13
9
Tim Matematika SMK, Matematika untuk SMK kelas , Jakarta: PT Galaxy Puspa Mega, 2001, cet 1, h. 1
11
Lerner mengemukakan bahwa matematika di samping sebagai bahasa simbolis juga merupakan bahasa universal yang
memungkinkan manusia
memikirkan, mencatat,
dan mengkomunikasikan ide mengenai elemen dan kuantitas.
10
Bahasa simbolis, maksudnya dalam matematika banyak digunakan
simbol- simbol seperti , ≡, dan ↔. Simbol-simbol itu sangat
padat, artinya simbol itu ditulis secara singkat tapi maknanya sangat luas. Sedangkan bahasa universal disini adalah matematika
berlaku secara umum dan disepakati secara internasional. Sebagai contoh, orang yang pernah belajar matematika tentunya akan
mengerti yang dimaksud dengan 2 + 3 = 5. Bahasa matematika seperti itu berlaku untuk siapa saja, kapan saja, dan dimana saja.
Sependapat dengan Lerner, Kline juga mengungkapkan bahwa matematika merupakan bahasa simbolis dan ciri utamanya
adalah penggunaaan cara bernalar deduktif, tetapi juga tidak melupakan cara bernalar induktif.
11
Dalam matematika suatu generalisasi, sifat, teori, atau dalil belum dapat diterima
kebenarannya sebelum
bisa dibuktikan
secara deduktif.
Matematika tidak menerima generalisasi berdasarkan pengamatan atau observasi induktif.
Menurut Russeffendi, matematika adalah ilmu tentang struktur yang terorganisasi mulai dari unsur yang tidak bisa
didefinisikan ke unsur yang didefinisikan, ke aksioma atau postulat akhirnya ke dalil atau teorema.
12
Jelas disini bahwa matematika tersusun diri unsur-unsur yang yang tidak dapat
didefinisikan, unsur-unsur yang didefinisikan, dan aksioma- aksioma,
terbentuklah dalil-dalil
atau teori-teori
yang
10
Mulyono Abdurrahman, Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, Jakarta: PT Rineka Cipta, 2003, Cet.II, h.252
11
Mulyono Abdurrahman, Pendidikan Bagi Anak..., h.252
12
Sri Anitah, Janet Trineke Manoy, Susanah, Strategi Pembelajaran …, h.7.4