t
tabel
=2,00 t
hitung
=3,61
Gambar 4.3 Kurva Uji Perbedaan Data Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Berdasarkan gambar di atas, dapat terlihat bahwa nilai t
hitung
lebih besar dari t
tabel
, artinya bahwa t
hitung
jatuh pada daerah penolakan H daerah kritis. Hal ini berarti terdapat perbedaan yang signifikan antara
hasil belajar matematika siswa yang diberi model pembelajaran kooperatif metode bamboo dancing dengan siswa yang diberi model
pembelajaran konvensional.
2. Pembahasan Hasil Penelitian
Penelitian ini yang dilaksanakan di SMK Gita Kirtti Jakarta pada kelas X, yaitu X administrasi perkantoran sebagai kelas eksperimen dan
X pemasaran sebagai kelas kontrol. Selama penelitian ini berlangsung, peneliti mengunakan 2 kelas sebagai sampel. Pada kelas eksperimen
dilakukan dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif metode bamboo dancing sedangkan pada kelas kontrol dilakukan dengan
menerapkan model pembelajaran konvensional. Penelitian yang dilakukan pada kelas eksperimen menerapkan
model pembelajaran kooperatif metode bamboo dancing. Pada pembelajaran tersebut, kegiatan pembelajaran lebih berpusat pada siswa,
yaitu siswa lebih diikutsertakan dalam proses pembelajaran, karena
proses pembelajaran dilakukan dengan cara berdiskusi kelompok. Dengan pembelajaran secara berkelompok lebih memudahkan siswa
dalam proses pembelajaran, siswapun dituntut untuk aktif dalam proses pembelajaran.
Siswa dapat
bertukar pikiran
dengan anggota
kelompoknya jika ada materi yang kurang dimengerti tanpa rasa takut dan malu, sehingga siswa lebih percaya diri pada saat menyelesaikan
soal-soal yang diberikan. Selain keaktifan, siswa juga dilatih keberanianya dalam mempresentasikan jawaban yang dikerjakan. Dalam
pembelajaran ini, guru selain jadi fasilitator juga membimbing siswa jika ada kesulitan yang tidak bisa diselesaikan oleh kelompok dan
mengklarifikasi jika ada kesalahan siswa dalam mempresentasikan jawaban mereka. Hal ini dapat terlihat pada gambar berikut:
Gambar 4.4 Kegiatan Siswa Sedang Berdiskusi