Deskripsi Data HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan gambar di atas dapat dilihat bahwa hasil belajar matematika di kelas eksperimen menunjukkan bahwa siswa yang memperoleh nilai di atas nilai diatas KKM lebih banyak dibandingkan dengan siswa yang memperoleh nilai dibawah KKM. Meskipun demikian perbedaan antara siswa yang memperoleh nilai diatas rata-rata dengan siswa yang memperoleh nilai dibawah rata-rata tidak terlalu banyak.

2. Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas Kontrol

Data tes hasil belajar matematika siswa yang diberikan kepada kelas kontrol dengan jumlah siswa sebanyak 30 siswa, maka diperoleh data sebagai berikut: Tabel 4.3 Rekapitulasi Skor Hasil Belajar Siswa Kelas Kontrol Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa dari 30 siswa di kelas kontrol mendapatkan nilai rata-rata 51,23, nilai median 53,68, nilai modus 55,94, varians 122,41, dan nilai simpangan baku 11,06, perhitungan lengkap lihat lampiran 16 halaman 130. Dapat terlihat pula selisih nilai tertinggi kelas kontrol yaitu 67 dengan nilai terendah yaitu 20 sangat jauh, tetapi nilai rata-rata di kelas tersebut belum mencukupi nilai KKM yaitu 60. Statistika Skor Jumlah Siswa N 30 Maksimum X max 67 Minimum X min 20 Mean X 51,23 Median Me 53,68 Modus Mo 55,94 Varians S 2 122,41 Simpangan Baku S 11,06 Data tes hasil belajar matematika siswa kelas eksperimen disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi sebagai berikut: Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas Kontrol Nilai Frekuensi Absolut i f Kumulatif k f Relatif Kumulatif f 20 – 27 1 1 3,33 28 – 35 3 4 10,00 36 – 43 2 6 6,67 44 – 51 6 12 20,00 52 – 59 11 23 36,67 60 – 67 7 30 23,33 Jumlah 30 100 Dari tabel distribusi frekuensi di atas dapat dilihat bahwa dari 30 siswa di kelas kontrol yang diajarkan dengan menggunakan model konvensional mendapat nilai di atas KKM sebanyak 23,33 yaitu 7 siswa, artinya sebanyak 7 siswa telah tuntas pada pokok bahasan program linear. Sedangkan yang mendapat nilai di bawah rata-rata sebanyak 76,67 yaitu 23 siswa, artinya sebanyak 23 siswa belum tuntas pada pokok bahasan program linear Secara visual penyebaran data hasil belajar siswa di kelas kontrol dapat dilihat pada histogram dan poligon frekuensi dibawah ini: Gambar 4.2 Grafik Histogram dan Poligon Distribusi frekuensi Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas Kontrol Berdasarkan gambar di atas dapat dilihat bahwa hasil belajar matematika di kelas kontrol menunjukkan bahwa siswa yang memperoleh nilai dibawah KKM lebih banyak dibandingkan dengan siswa yang memperoleh nilai diatas KKM. Perbedaan hasil belajar matematika antara kelas eksperimen dan kelas kontrol, dapat kita lihat pada tabel berikut: 13 12 7 Frekuensi 8 9 11 10 Nilai 2 5 6 19,5 27,5 35,5 43,5 51,5 59,5 67,5 1 3 4 Tabel 4.5 Perbandingan Hasil Belajar Matematika Siswa Antara Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Statistika Kelas Eksperimen Kelas Kontrol Jumlah sampelN 30 30 Nilai tertinggi 96 67 Nilai terendah 40 20 Mean X 63,17 51,23 MedianMe 62,50 53,68 ModusMo 63,50 55,94 VariansS 2 205,06 122,41 Simpangan bakuS 14,32 11,06 Data diatas dapat terlihat perbedaan statistika antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Dari 30 siswa kelas eksperimen diperoleh nilai rata-rata lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol yang juga terdiri dari 30 siswa. Begitu pula dengan nilai median Me serta nilai modus Mo, pada kelas eksperimen diperoleh nilai lebih tinggi dibandingkan nilai pada kelas kontrol. Dapat terlihat pula, rentang nilai antara nilai tertinggi dan nilai terendah pada kelas eksperimen yaitu 56 96-40 tidak begitu jauh dengan rentang nilai tertinggi dan nilai terendah pada kelas kontrol yaitu 47 67-20, tetapi nilai rata-rata pada kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan nilai rata-rata pada kelas kontrol. Hal ini menunjukkan bahwa hasil belajar matematika siswa pada pokok bahasan program linear pada kelas eksperimen yang menggunakan model pembelajaran kooperatif metode bamboo dancing lebih tinggi daripada kelas kontrol yang menggunakan model pembelajaran konvensional.

B. Hasil Pengujian Prasyarat Analisis

Uji kepatutan yang digunakan untuk menganalisis data tes hasil belajar siswa adalah uji perbedaan dua rata-rata. Uji perbedaan dua rata-rata yang akan digunakan adalah uji t. Akan tetapi uji t dapat digunakan apabila memenuhi asumsi atau persyaratan yaitu: a. Sampel berasal dari data yang berdistribusi normal. Hal ini dapat diketahui dengan melakukan uji normalitas b. Varians kedua populasi homogen. Hal ini dapat diketahui dengan melakukan uji homogentitas. Berdasarkan persyaratan analisis, maka sebelum dilakukan pengujian hipotesis perlu dilakukan pengujian terlebih dahulu terhadap data hasil penelitian. Uji prasyarat analisis yang perlu dilakukan adalah: 1. Uji Normalitas Tes Hasil Belajar Matematika Siswa Pasangan hipotesis yang akan diuji adalah sebagai berikut: H0: data berasal dari populasi yang berdistribusi normal H1: data berasal dari populasi yang tidak berdistribusi normal a. Uji Normalitas Kelas Eksperimen Uji normalitas yang digunakan adalah uji chi kuadrat. Hasil pengujian untuk kelas eksperimen diperoleh nilai 2  hitung = 4,66, perhitungan lengkap lihat lampiran17 halaman 134, sedangkan dari tabel nilai kritis uji chi kuadrat diperoleh nilai 2  tabel dengan derajat kebebasan dk adalah 3 pada taraf signifikan 05 ,   adalah 7,81. Karena 2  hitung kurang dari 2  tabel 4,66 7,81 maka H diterima, artinya data yang terdapat pada kelas eksperimen berasal dari populasi yang berdistribusi normal.

b. Uji Normalitas Kelas Kontrol

Uji normalitas yang digunakan adalah uji chi kuadrat. Hasil pengujian untuk kelompok kontrol diperoleh nilai 2  hitung = 6,09, perhitungan selengkapnya lihat lampiran18 halaman 135, sedangkan dari tabel nilai kritis uji chi kuadrat diperoleh nilai 2  tabel dengan derajat kebabasan dk adalah 3 pada taraf signifikan 05 ,   adalah 7,81. Karena 2  hitung kurang dari 2  tabel 6,09 7,81 maka H diterima, artinya data yang terdapat pada kelas kontrol berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Karena 2  hitung pada kedua kelas kurang dari 2  tabel maka dapat disimpulkan bahwa data populasi kedua kelompok berdistribusi normal. Hasil dari uji normalitas antara kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4.6 Rekapitulasi Hasil Uji Normalitas Kelas Jumlah Sampel 2  hitung 2  tabel 05 ,   Kesimpulan Eksperimen 30 4,66 7,81 Populasi Berdistribusi Normal Kontrol 30 6,09 7,81 Populasi Berdistribusi Normal

2. Uji Homogenitas

Setelah kedua kelas sampel pada penelitian ini dinyatakan berasal dari populasi yang berdistribusi normal, maka selanjutnya dilakukan uji homogenitas varians kedua populasi tersebut dengan menggunakan uji Fisher. Uji homogenitas ini dilakukan untuk mengetahui apakah kedua varians populasi homogen. Dari hasil perhitungan diperoleh nilai F hitung = 1,68, perhitungan selengkapnya lihat lampiran 19 halaman 136 dan F tabel = 2,10 pada taraf signifikansi 05 ,   dengan derajat kebebasan pembilang 29 dan derajat kebebasan penyebut 29. Karena F hitung kurang dari F tabel 1,68 2,10 maka H diterima, artinya dapat disimpulkan bahwa kedua kelompok sampel memiliki varians yang sama atau homogen. Hasil dari uji homogenitas dapat dilihat pada tabel berikut Tabel 4.7 Rekapitulasi Hasil Uji Homogenitas Kelas Jumlah Sampel Varians s 2 F Kesimpulan Hitung Tabel 05 ,   Eksperimen 30 205,06 1,68 2,10 Kedua sampel mempunyai varians yang sama Kontrol 30 122,41

C. Pengujian Hipotesis dan Pembahasan

Setelah dilakukan uji persyaratan analisis, selanjutnya dilakukan pengujian hipotesis. Pengujian dilakukan untuk mengetahui apakah rata-rata tes hasil belajar kelompok eksperimen yang menggunakan model pembelajaran kooperatif metode bamboo dancing lebih tinggi secara signifikan dibandingkan dengan rata-rata tes hasil belajar kelompok kontrol yang menggunakan model pembelajaran konvensional.

1. Pengujian Hipotesis Pasangan hipotesis yang akan diuji adalah sebagai berikut:

H 0 : 2 1    H 1 : 2 1    Keterangan: 1 μ : rata-rata hasil belajar matematika siswa pada kelas eksperimen 2 μ : rata-rata hasil belajar matematika siswa pada kelas kontrol Berdasarkan perhitungan uji prasyarat analisis yang menunjukkan bahwa data tersebut berdistribusi normal dan homogen, maka selanjutnya data dianalisis untuk pengujian hipotesis. Pengujian hipotesis dilakukan untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh dalam pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran kooperatif metode bamboo dancing terhadap hasil belajar matematika. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan uji-t, dengan menggunakan data yang diperoleh, yaitu hasil tes belajar matematika siswa pada kelompok eksperimen sebesar 63,17 dengan varians 205,06 dan pada kelas kontrol sebesar 51,23 dengan varians 122,41. Setelah itu dilakukan perhitungan dengan menggunakan uji-t, maka diperoleh t hitung = 3,61, perhitungan selengkapnya lihat lampiran 20 halaman 137. Dengan menggunakan tabel distribusi t pada taraf signifikan 5, derajat kebebasan dk = 58 diperoleh t tabel = 2,00. Dengan menbandingkan nilai t hitung dan t tabel diperoleh t hitung t tabel , ini berarti H ditolak dan H 1 diterima, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa rata- rata hasil tes belajar matematika siswa yang diajarkan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif metode bamboo dancing lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata hasil tes belajar matematika siswa yang diajarkan dengan menggunakan model konvensional. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4.8 Hasil Uji-t dk t hitung t tabel Kesimpulan 58 3,61 2,00 Tolak H Dari tabel diatas terlihat bahwa t hitung lebih dari atau sama t tabel 3,61  2,00 maka dapat disimpulkan bahwa H ditolak dan H 1 diterima.

Dokumen yang terkait

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif tipe Bamboo Dancing untuk meningkatkan Hasil belajar IPS Siswa kelas IV

0 21 202

PERBEDAAN PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE BAMBOO DANCING DAN TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER DALAM PEMBELAJARAN BIOLOGI TERHADAP HASIL BELAJAR

0 0 7

EFEKTIFITAS PENGGUNAAN METODE KOOPERATIF DENGAN MODEL BAMBOO DANCING (TARI BAMBU) UNTUK PENINGKATAN Efektifitas Penggunaan Metode Kooperatif Dengan Model Bamboo Dancing (Tari Bambu) Untuk Peningkatan Hasil Belajar Siswa Materi Ekosistem Kelas VII B SMP N

0 1 15

EFEKTIFITAS PENGGUNAAN METODE KOOPERATIF DENGAN MODEL BAMBOO DANCING (TARI BAMBU) UNTUK PENINGKATAN Efektifitas Penggunaan Metode Kooperatif Dengan Model Bamboo Dancing (Tari Bambu) Untuk Peningkatan Hasil Belajar Siswa Materi Ekosistem Kelas VII B SMP N

0 1 13

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI PERKEMBANGBIAKAN VEGETATIF TUMBUHAN MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE Upaya Peningkatan Hasil Belajar IPA Materi Perkembangbiakan Vegetatif Tumbuhan Melalui Pembelajaran Kooperatif Metode Bamboo Dancing Ke

0 0 16

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TARI BAMBU (BAMBOO DANCING) TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI SISWA.

0 4 34

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK BAMBOO DANCING DALAM UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR PKn SISWA SMP N 5 SLEMAN YOGYAKARTA.

0 1 195

MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN METODE BAMBOO DANCING

0 0 8

Peningkatan Prestasi Belajar Mata Pelajaran IPA melalui Model Pembelajaran Bamboo Dancing

0 0 7

BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teori 1. Model Pembelajaran Kooperatif tipe Bamboo Dancing - PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE BAMBOO DANCING PADA SIKAP TOLERANSI DAN PRESTASI BELAJAR IPA MATERI PERUBAHAN LINGKUNGAN FISIK DAN PENGARUHNYA DI KEL

0 0 22