Prosedur AHP Konsep Analytical Hierarkhi Process AHP

d. Jumlahkan hasil bagi diatas dengan banyaknya elemen yang ada, hasilnya disebut λ maks. 5. Hitung Consistency Index CI dengan rumus : CI = λ maks-nn………………………………………………...Persamaan 1 Di mana n = banyaknya elemen 6. Hitung rasio konsistensiConsistency Ratio CR dengan rumus : CR = CIIR………………………………………………...Persamaan 2 Di mana CR = Consistency Ratio, CI = Consistency Index dan IR = Index Random Consistency. 7. Memeriksa konsistensi hierarki. Jika nilainya lebih dari 10, maka penilaian data judgement harus diperbaiki. Namun jika rasio konsistensi CIIR kurang atau sama dengan 0,1, maka hasil perhitungan bisa dinyatakan benar. Tabel 2.2 Daftar Indeks Random Konsistensi Ukuran Matriks Nilai IR 1,2 3 0,58 4 0,9 5 1,12 6 1,24 7 1,32 8 1,41 9 1,45 10 1,49 11 1,51 12 1,48 13 1,56 14 1,57 15 1,59 Kusrini, 2007

2.5 Perbankan Syariah

Syariat Islam merupakan ajaran yang mengatur hubungan antara sesama manusia maupun hubungan antara manusia dengan Tuhan. Pengertian syariat Islam dapat dibedakan menjadi 3 yaitu, ibadah, akhlaq, dan muamalah. Muamalah secara umum merupakan ketentuan syari‟at yang mengatur hubungan antara sesama manusia baik dalam bidang sosial, politik, hukum, maupun ekonomi. Salah satu muamalah dalam ekonomi meliputi kegiatan jual beli ba’i, pelarangan bunga riba, piutang qard, gadai rahn, pemindahan hutang hawalah, kerjasama dalam perdagangan qiradh, jaminan dhaman, sewa menyewa ijarah dan lain-lain. Bank syariah adalah lembaga keuangan yang pengoperasiannya berdasarkan pada tata cara bermuamalat secara Islami, yakni mengacu kepada ketentuan-ketentuan Al- Qur‟an dan Hadis. Kehadiran bank syariah diharapkan dapat memberikan alternatif bagi masyarakat dalam memanfaatkan jasa perbankan yang selama ini masih didominasi oleh sistem konvensionalsistem bunga Amalia, 2007. Nasabah adalah orang yang biasa berhubungan dengan atau menjadi pelanggan bank dalam hal keuangan. Nasabah menggunakan jasa bank, baik itu untuk keperluannya sendiri maupun sebagai perantara bagi keperluan pihak lain. Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2005

2.5.1 Sejarah Perbankan Syariah

Pada zaman Rasulullah SAW belum terdapat lembaga keuangan, namun praktek yang sesuai dengan fungsi perbankan telah dijalankan secara individu. Pada zaman Bani Umayyah dan Bani Abbasiyah terdapat orang-orang yang mempunyai keahlian khusus seperti Kurir Naqib, Penukar uang Syaraf, Penerima titipan Jihbis. Jihbis secara perorangan telah dilakukan sampai ke Eropa. Pada masa kekuasaan Raja Hendri VIII tahun 1545, diperbolehkannya bunga bank dan diharamkannya riba. Di masa kekuasaan Eduard VI dilarangnya praktek bunga bank, dan pada masa kekuasaan Ratu Elisabeth I kembali diperbolehkannya praktek Bunga Bank. Karena faktor itulah di zaman Reinasen, peradaban muslim runtuh dan dikuasai perbankan berbasis bunga. Di Indonesia saat ini, perekonomian berbasis syariah mulai dikembangkan. Mayoritas penduduk yang beragama Islam dan didorong rasa tanggung jawab terhadap Tuhan, serta rasa tentram yang dirasakan menjadi alasan utama perekonomian syariah mulai diminati kembali. Sehingga pada tahun 1992 didirikan pertama kali Bank umum Syariah di Indonesia berdasarkan UU No.7 Tahun 1992 tentang Perbankan yang mengatur era dual banking sistem, yaitu melakukan dua sistem kegiatan usaha perbankan, baik konvensional dan berdasarkan prinsip syariah sekaligus, sehingga memungkinkannya suatu bank beroperasi berdasarkan prinsip bagi hasil. Atas dasar UU No.71992 dan peraturan pemerintah PP No.72, maka berdirilah lembaga keuangan syariah yang pertama yaitu Bank Mu‟amalat Indonesia. Di tahun 1998 dikeluarkannya UU No.101998 yang merupakan perubahan UU No.71992 mengatur dual sistem bank yang memungkinkan bank konvensional membuat Unit Usaha Syariah. Majelis Ulama Indonesia MUI di tahun 2003 juga mengeluarkan fatwa bunga bank haram sehingga membuat banyak bank menjalankan operasionalnya secara prinsip syariah.

2.5.2 Fungsi Perbankan Syariah

Fungsi bank konvensional adalah sebagai penghubung antara pihak yang memiliki dana berlebih dan menyalurkannya melalui pihak yang membutuhkan dana serta menjalankan fungsi jasa keuangan. Sedangkan fungsi bank syariah tidak jauh berbeda dengan fungsi bank konvensional, hanya saja dalam melakukan kegiatan perbankannya berbasis syariahIslami dan tanpa riba. Fungsi bank syariah yang lainnya adalah : a Manajer Investasi, maksudnya adalah bank syariah merupakan manajer investasi dari pemilik dana yang dihimpun, karena besar-kecilnya pendapatan bagi hasil yang diterima oleh pemilik dana yang dihimpun tergantung pada keahlian, kehati-hatian, dan profesionalisme dari bank syariah. Fungsi ini hanya dimengerti dan dipahami oleh para bankir yang bekerja di bank syariah. b Investor, maksudnya adalah bank-bank Islam menginvestasikan dana yang disimpan pada bank tersebut, dengan jenis dan pola investasi yang sesuai dengan syariah. c Jasa Keuangan, yaitu dengan memberikan layanan jasa seperti kliring, transfer, inkaso, pembayaran gaji dan sebagainya dengan memperhatikan prinsip-prinsip syariah. d Sosial, mengharuskan perbankan Islam memberikan pelayanan sosial melalui pinjaman kebajikan Qard, zakat dan dana sumbangan sesuai dengan prinsip-prinsip Islam. 2.6 Konsep Dasar Pembiayaan 2.6.1 Pengertian Pembiayaan Pembiayaan berasal dari kata yang berarti uang yang dikeluarkan untuk mengadakan mendirikan, melakukan dan sebagainya sesuatu; ongkos; belanja pengeluaran. Jadi pembiayaan segala sesuatu yang berhubungan dengan biaya pada suatu lembaga keuangan