Penentuan Kriteria Penyusunan Hierarki

Sumber Pelunasan Nasabah 12 12 1 2 2 Legalitas Usaha 12 12 12 1 2 Karakter Nasabah 13 12 12 12 1 Jumlah 2.85 4.5 6 7.5 10 Penjelasan : Matriks perbandingan berpasangan kriteria menjelaskan perbandingan 1 kriteria dengan kriteria lain, dengan mengutamakan kriteria yang lebih penting. Seperti contoh pada Tabel 4.27, Kemampuan Nasabah dua kali lebih penting jika dibandingkan dengan Nilai Jaminan, Sumber Pelunasan Nasabah, Legalitas Usaha dan Karakter Nasabah. Sedangkasn Nilai Jaminan, Sumber Pelunasan Nasabah, Legalitas Usaha dan Karakter pada baris Kemampuan Nasabah memiliki nilai kepentingan yang sama. Sedangkan nilai 12 pada Tabel 4.27 merupakan nilai kebalikan dari tiap kriteria.

4.2.7.3 Matriks Bobot Prioritas

Tabel 4.28 Matriks Bobot Prioritas Kemampuan Nasabah Nilai Jaminan Stabilitas Pelunasan Nasabah Legalitas Usaha Karakter Nasabah Jml Prioritas Kemampuan Nasabah 0.35 0.44 0.33 0.26 0.3 1.68 0.336 Nilai Jaminan 0.17 0.22 0.33 0.26 0.2 1.18 0.236 Sumber Pelunasan Nasabah 0.17 0.11 0.16 0.26 0.2 0.9 0.18 Legalitas Usaha 0.17 0.11 0.08 0.13 0.2 0.69 0.138 Karakter Nasabah 0.11 0.11 0.08 0.06 0.1 0.46 0..092 Setelah dilakukan perbandingan matriks kemudian dilakukan pembobotan prioritas dari tiap kriteria. Hal ini dimaksudkan untuk memperoleh nilai prioritas dari tiap kriteria. Pada Tabel 4.28 matriks diperoleh dengan rumus : Nilai baris kolom baru = Nilai baris kolom lama jumlah masing-masing kolom lama. Contohnya, Nilai 0.35 pada perbandingan tingkat kemampuan nasabah diperoleh dari nilai perbandingan pada tabel sebelumnya kolom kemampuan nasabah yang nilainya 1 yang dibagi dengan jumlah kolom kemampuan nasabah pada Tabel 4.27 nilai 2.85, begitupun dengan nilai-nilai yang lainnya. Sedangkan nilai 1.68 pada kolom jumlah baris tingkat kemampuan nasabah didapat dari penjumlahan tiap baris. Nilai prioritas diperoleh dari perhitungan nilai jumlah baris dibagi dengan banyaknya kriteria, dalam hal ini ada 5 kriteria. Misalnya nilai prioritas kriteria Tingkat Kemampuan Nasabah adalah 1.68 5, yaitu 0.336, begitu juga untuk nilai prioritas subkriteria Nilai Jaminan, Sumber Pelunasan Nasabah, Legalitas Usaha dan Karakter Nasabah.

4.2.7.5 Perhitungan Rasio Konsistensi

Perhitungan rasio konsistensi dilakukan untuk mendapatkan nilai konsistensi dari tiap kriteria. Jika hasil perhitungan kurang dari 0,1 maka dinyatakan konsisten dan jika hasil perhitungan kurang dari 0,1 maka dianggap gagal. Tahapan perhitungannya rasio konsistensi adalah sebagai berikut : 1 Matriks Penjumlahan Tiap Baris Tabel 4.29 Matriks Penjumlahan Tiap Baris Kemampuan Nasabah Nilai Jaminan Sumber Pelunasan Nasabah Legalitas Usaha Karakter Nasabah Jml Kemampuan Nasabah 0.336 0.47 0.36 0.27 0.27 1.7 Nilai Jaminan 0.16 0.236 0.36 0.27 0.18 1.2 Sumber Pelunasan Nasabah 0.16 0.11 0.18 0.27 0.18 0.9 Legalitas Usaha 0.16 0.11 0.09 0.138 0.18 0.67