Penerapan Nilai-nilai Pendidikan Karakter

satu pengajar yang minum dengan cara berdiri, hal ini sering kali ditiru oleh warga belajar. Padahal etika yang baik dan benar adalah apabila minum posisi kita diharuskan duduk. 8 Maka dari itu sebelum menerapkan nilai-nilai pendidikan karakter terhadap warga belajar, harus dimulai diterapkan dari diri masing-masing khususnya pengajar yang berinteraksi langsung dengan warga belajar. Ketua Yayasan Nara Kreatif, Nezatullah Ramadhan pun menambahkan: Kami memang tidak memiliki dokumen atau draft untuk setiap kegiatan dan nilai-nilai karakter apa saja yang harus diterapkan, tetapi pada dasarnya kami menerapkan secara langsung melalui contoh atau tindakan yang kami lakukan. Kami selalu menanamkan kepada warga belajar bahwa setiap kegiatan yang dilaksanakan terdapat berbagai macam nilai-nilai yang terkandung, dan dipastikan kegiatan tersebut bermanfaat bagi mereka. 9 Dari hasil pengamatan penulis, kegiatan yang berlangsung di Yayasan Nara Kreatif memang tidak terdapat draft atau dokumen yang jelas terkait dengan kegiatan yang diselenggarakan. Namun, penulis melihat 18 nilai yang terkandung pada nilai-nilai pendidikan karakter bangsa sudah diaplikasikan di setiap kegiatan yang diselenggarakan. Berikut hasil dari pengamatan penulis terkait dengan kegiatan dan nilai-nilai pendidikan karakter yang diterapkan. a. Pendidikan Kesetaraan Salah satu bentuk kegiatan yang dilakukan oleh Yayasan Nara Kreatif yaitu dengan menyelenggarakan Program Pendidikan Kesetaraan Kelompok Belajar Kejar Paket A, B, dan C. Pendidikan kesetaraan ini dilatarbelakangi minimnya tingkat pendidikan yang diperoleh masyarakat marjinal yang berada di sekitar Yayasan Nara Kreatif. Selain itu pula, kegiatan pendidikan kesetaraan ini untuk memberikan kesempatan kedua bagi mereka yang termarjinalkan dari 8 Hasil observasi dari bulan Maret-September 2016. 9 Hasil wawancara dengan Ketua Yayasan Nara Kreatif, Nezatullah Ramadhan, pada Senin, 28 Agustus 2016. lingkungannya untuk dapat melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Kegiatan ini bekerjasama dengan salah satu Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat PKBM di Depok yaitu Yayasan Bina Insan Mandiri YABIM yang mana pendiri dari PKBM tersebut yaitu Pak Nurokhim merupakan Dewan Pengawas Yayasan Nara Kreatif. Pendidikan kesetaraan di Yayasan Nara Kreatif diselenggarakan tanpa dipungut biaya atau dengan kata lain gratis. Hal ini dikarenakan keuntungan atau profit hasil dari kreativitas daur ulang limbah kertas yang diproduksi dialokasikan salah satunya untuk akses kegiatan pendidikan. Kegiatan pendidikan ini diselenggarakan pada waktu malam hari, karena mengingat rata-rata warga belajar yang bersekolah di Nara Kreatif ada yang bekerja di siang harinya, sama halnya dengan pengajar yang berkontribusi di kegiatan ini. Berikut jadwal Kegiatan Belajar Mengajar KBM yang diselenggarakan di Yayasan Nara Kreatif. Tabel 4.4 Jadwal Kegiatan Belajar Mengajar KBM HARI JAM PAKET A PAKET B PAKET C Selasa 19.00 – 22.00 1 PKn 2 B. Indonesia 3 IPS 1 IPS 2 PKn 3 Matematika 1 PKn 2 Matematika 3 Geografi Rabu 17.30 – 21.30 Pendidikan Agama Islam Kamis 19.00 – 22.00 1 B. Inggris 2 IPA 3 Komputer 1 B. Inggris 2 B.Indonesia 3 IPA 1 B. Indonesia 2 Sosiologi 3 B. Inggris Jumat 19.00 – 20.00 Matematika Komputer 1 Ekonomi 2 Komputer 20.00 – 21.00 Sabtu Ekstrakurikuler Berdasarkan hasil pengamatan penulis, penerapan nilai-nilai pendidikan karakter untuk kegiatan pendidikan kesetaraan ini keseluruhan 18 nilai karakter diterapkan. Mulai dari nilai karakter religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi, bersahabatkomunikatif, cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan, peduli sosial, dan tanggung jawab. Salah satu contoh yang dapat dilihat dari nilai karakter religius yaitu setiap memulai dan mengakhiri Kegiatan Belajar Mengajar, warga belajar diwajibkan untuk berdoa bersama-sama, sehingga hal ini menjadi rutinitas yang berkelanjutan serta menanamkan kepada mereka apabila ingin memulai dan mengakhiri melakukan sesuatu harus berdoa terlebih dulu. Contoh nilai karakter yang lainnya yaitu displin, yang mana Kegiatan Belajar Mengajar di Nara Kreatif sudah terjadwalkan dari mulai jam masuk hingga jam pulang. Warga belajar mau tidak mau harus mentaati peraturan yang sudah ditetapkan, mereka diharuskan datang tepat waktu dan apabila mereka berhalangan hadir dikarenakan sakit atau izin maka terlebih dulu mereka harus izin kepada Wali Kelas masing-masing. Hal ini menanamkan kepada warga belajar bahwa hidup disiplin itu diperlukan, salah satunya disiplin terhadap waktu dan peraturan yang ditetapkan. Dengan penerapan nilai-nilai tersebut, diharapkan warga belajar yang mengikuti pendidikan kesetaraan di Nara Kreatif dapat memperoleh manfaat yang berlebih, tidak hanya kemampuan dari segi akademis tetapi juga pembentukan karakter mereka sehingga mereka dapat aplikasikan pada kehidupan mereka sehari-hari dan bermanfaat pula bagi orang-orang disekitar. b. Pendidikan Agama Islam Selain kegiatan pendidikan kesetaraan, Yayasan Nara Kreatif juga mengadakan kegiatan Pendidikan Agama Islam berupa kelas Agama yang dilaksanakan setiap hari Rabu dari pukul 17.30 – 21.30 WIB. Kegiatan ini diselenggarakan mengingat latar belakang warga belajar yang berasal dari masyarakat marjinal yang membutuhkan pengetahuan mengenai agama Islam, sebab kebanyakan dari mereka yang belum memahami mengenai materi agama Islam. Dengan diadakanya kelas agama seperti ini, diharapkan mereka mendapatkan pengetahuan mengenai Agama Islam yang mungkin sebelumnya mereka tidak ketahui. Berikut jadwal kegiatan Pendidikan Agama Islam yang diselenggarakan Yayasan Nara Kreatif. Tabel 4.5 Jadwal Kegiatan Pendidikan Agama Islam NO JAM KEGIATAN 1 17.30 – 18.00 Salawat 2 18.00 – 18.15 Sholat Maghrib berjamaah 3 18.15 – 18.30 Dzikir dan Do’a 4 18.30 – 19.00 Tadarus dan membaca Al- Qur’an 5 19.00 – 19.45 Materi PAI SKI Fiqih Adab Ibadah 6 19.45 – 20.00 Sholat Isya berjamaah 7 20.00 – 20.30 Tajwid untuk Qur’an dan Iqra 8 20.30 – 21.30 Muhadoroh berpidato Bahasa Arab Berdasarkan pengamatan penulis, nilai karakter yang diterapkan pada kelas agama ini lebih didominasi pada nilai karakter religius, namun ada beberapa nilai karakter lainnya yaitu jujur, disiplin, toleransi, disiplin, kreatif, rasa ingin tahu, menghargai prestasi, cinta damai, gemar membaca, peduli sosial, dan tanggung jawab. Nilai karakter religius sangat mendominasi terlebih dari materi-materi yang diajarkan. Selain itu dengan diselenggarakannya kelas agama, menumbuhkan nilai karakter mereka yang lainnya yaitu gemar membaca. Gemar membaca disini tidak hanya membaca buku pengetahuan mengenai materi agama islam, melainkan membaca kitab suci Al- Qur’an. Banyak diantara mereka yang masih terbata-bata dalam membaca Al- Qur’an, bahkan ada yang sama sekali belum bisa membaca. Maka dari itu agar mereka dapat membaca Al- Qur’an dengan baik dan benar, terdapat proses pembelajaran Tadarus dan Tajwid yang dibimbing oleh Ustadz. Contoh nilai karakter lainnya yang diterapkan pada kegiatan ini yaitu menghargai prestasi. Kegiatan yang diselenggarakan di kelas agama tidak hanya mendengarkan materi atau ceramah dari pengajar atau Ustadz saja, tetapi memberikan kesempatan kepada warga belajar untuk menyampaikan materi mengenai agama Islam berupa kegiatan Muhadoroh berpidato. Pada Muhadoroh ini, warga belajar secara bergiliran setiap minggunya untuk tampil di depan menyampaikan materi yang sebelumnya sudah dipersiapkan. Dengan mereka tampil di depan untuk berMuhadoroh melatih kepercayaan diri mereka untuk tampil di depan umum, selain itu untuk lebih menghargai orang yang berbicara di depan. Hal inilah yang harus benar-benar dibentuk, karena terkadang ada beberapa warga belajar yang masih saja tidak mau mendengarkan mengobrol temannya untuk berbicara depan. Disinilah penanaman nilai-nilai karakter tersebut harus diterapkan secara berkelanjutan agar lambat laun nilai-nilai tersebut tertanam pada diri mereka tanpa harus ada paksaan dari manapun. c. Kelas Komputer Kelas komputer merupakan kegiatan akademik selanjutnya yang diselenggarakan Yayasan Nara Kreatif. Kelas komputer ini diadakan karena era globalisasi sekarang ini mengharuskan kita untuk sadar akan teknologi, dan selain itu ada sebagian warga belajar yang masih belum bisa mengoperasikan komputer. Hal inilah yang menjadi salah satu alasan diselenggarakanya kelas komputer di Yayasan Nara Kreatif. Pembelajaran kelas komputer diadakan setiap seminggu satu kali, untuk Paket A diadakan di hari Kamis, sedangakan untuk Paket B dan Paket C diadakan di hari Jumat dengan durasi waktu masing- masing 1 jam. Terkadang waktu 1 jam masih terbilang kurang, terlebih karena ada hambatan yaitu fasilitas komputer yang masih kurang dan tidak diimbangi dengan jumlah warga belajar yang ada. Namun, antusias warga belajar untuk mengikuti kelas komputer ini begitu tinggi, meskipun terkadang mereka harus bergantian untuk menggunakan komputer. Nilai yang diterapkan pada kegiatan kelas komputer ini salah satunya ialah disiplin dengan waktu, karena dengan waktu yang terbilang singkat maka mereka harus mempergunakan waktu tersebut dengan sebaik mungkin dengan cara hadir tepat waktu pada saat kelas dimulai. Selain itu, nilai karakter yang selanjutnya ialah toleransi yang mana dengan keterbatasan fasilitas yang ada, mau tidak mau mereka harus secara bergantian untuk dapat mempergunakan media penunjang tersebut. Maka dari itu, dibutuhkan toleransi terhadap sesame agar dapat mempergunakan fasilitas yang serupa. Nilai karakter lainnya yang diterapkan yaitu rasa ingin tahu. Dengan mengikuti kelas komputer, diharapkan keterampilan mereka dapat bertambah dan membuka wawasan mereka mengenai teknologi. Mengingat ada sebagian dari warga belajar yang masih awam mengoperasikan komputer, maka dengan diselenggarakanya kelas komputer ini menstimulus mereka untuk dapat mencari tahu tentang apa saja yang mereka pelajari untuk dapat mengoperasikan komputer. Penerapan nilai karakter pada kegiatan ini dibutuhkan pendampingan dari pengajar, sebab apabila tidak ada pendampingan secara langsung maka sama saja membiarkan mereka tersesat pada ketidaktahuan mereka. d. Hasanah Qur’ani Selain kegiatan pendidikan agama Islam di hari Rabu, Yayasan Nara Kreatif bekerjasama dengan Bank BNI Syariah mengadakan kegiatan pendidikan agama Islam lainnya yang dinamakan dengan Hasanah Qur’ani. Kegiatan ini terealisasi mengingat anak-anak yang berkontribusi di Yayasan Nara Kreatif minim akan pengetahuan agama Islam, dan dirasa tidak cukup apabila pendidikan agama Islam diadakan hanya satu minggu sekali. Maka dari itu, dengan adanya kegiatan agam a Islam tambahan yaitu Hasanah Qur’ani, dapat membuka wawasan mereka mengenai ilmu agama Islam dan bacaan Al- Qur’an. Selain menyampaikan materi mengenai Agama Islam, ada waktu dimana tambahan untuk pendidikan umum mereka, hal ini dilakukan agar ada variasi di setiap kegiatannya dan mencegah anak- anak dari kejenuhan pada saat belajar. Tenaga pengajarnya sendiri yaitu 3 orang Ustadz dan masing-masing Ustadz menyampaikan materi yang berbeda-beda. Nilai karakter yang diterapkannya pun sama halnya seperti kegiatan Pendiidkan Agama Islam, hanya saja kegiatan ini lebih rutin diadaka setiap harinya. Berikut merupakan jadwal kegiatan Hasanah Qur’ani Tabel 4.6 Jadwal Kegiatan Hasanah Qur’ani WAKTU SENIN SELASA RABU KAMIS JUMAT SABTU 05.00 – 06.30 Qur’an Qur’an Qur’an Qur’an Qur’an Fiqih 08.00 – 09.00 15 Tahun Tafsir Hadits Umum Umum 09.00 – 10.00 Umum Umum Umum Umum 10.00 – 12.00 15 Tahun Khoth Mahfudzat Umum Umum 14.00 – 15.30 Sirah Salawat Nabi Sirah Salawat Nabi Umum 15.00 – 17.00 Dzikir Adab 18.00 – 20.00 Tauhid e. Nara Bersih Nara Bersih merupakan salah satu bentuk kegiatan seperti gotong royong membersihkan lingkungan sekitar yang diadakan setiap satu bulan satu kali di hari minggu tiap akhir bulan. Tujuan dari kegiatan ini yaitu untuk menumbuhkan kepedulian warga belajar terhadap lingkungan sekitar, serta rasa memiliki terhadap tempat mereka belajar. Gambar 4.1 Kegiatan Nara Bersih salah satunya membersihkan lingkungan sekitar di Yayasan Nara Kreatif Ada beberapa nilai-nilai karakter yang diterapkan pada kegiatan Nara Bersih ini, yang paling mendominasi yaitu peduli terhadap lingkungan, mengingat tujuan diadakan kegiatan ini memang salah satunya untuk menumbuhkan rasa kepedulian mereka terhadap lingkungan sekitar, tidak hanya lingkungan di sekitar Nara Kreatif, melainkan lingkungan dimanapun mereka berada. Selain itu, nilai karakter berikutnya yakni tanggung jawab. Masing-masing warga belajar diberitahukan sebelumnya akan ada kegiatan Nara Bersih dan mereka diwajibkan membawa alat kebersihan sesuai dengan yang diinformasikan, biasanya alat kebersihan yang dibawa antara lain karung, sapu lidi, dan cangkul. Mereka bertanggung jawab untuk membawa serta menjaga alat kebersihan tersebut, sebab apabila mereka tidak membawa maka akan menghambat kegiatan Nara Bersih dan waktu pun tidak berlangsung efektif. Hal ini juga bersinggungan dengan nilai karakter disiplin, yang mana kegiatan Nara Bersih ini dilaksanakan di pagi hari pada pukul 07.00 – 10.00 WIB, maka tidak jarang mereka datang terlambat karena waktu pelaksanaannya yang mereka anggap terlalu pagi. Pelaksanaan kegiatan Nara Bersih dilakuka pukul 07.00 WIB karena mengingat udara pagi hari yang masih sehat dan segar, serta cuaca yang belum terlalu terik. Maka dari itu, pengajarnya pun wajib mencontohkan kepada warga belajar untuk hadir tepat waktu, karena mereka menilai sosok pengajar sebagai role model di tempat mereka belajar. Jangan sampai pengajar hanya sekedar memberikan instruksi, namun tidak diimbangi dengan perilaku yang sebenarnya. f. Ekstrakurikuler Futsal dan Pencak Silat Kegiatan ekstrakurikuler yang diselenggarakan di Yayasan Nara Kreatif untuk saat ini ada dua kegiatan yaitu Futsal dan Pencak Silat. Kegiatan futsal sendiri diselenggarakan 2 minggu sekali pada hari Sabtu pukul 20.00 – 22.00 WIB, sedangkan untuk pencak silat rutin diadakan seminggu sekali pada hari Sabtu pukul 09.00 – 10.00 WIB. Gambar 4.2 Kegiatan Ekstrakurikuler Pencak Silat Pencak silat merupakan salah satu ekstrakurikuler baru yang diselenggarakan Yayasan Nara Kreatif yang bertujuan sebagai wadah bagi warga belajar untuk menyalurkan minat dan bakatnya pada olahraga beladiri ini, sehingga dapat mencegah dari perbuatan yang negatif seperti perkelahian atau tawuran. Nilai karakter yang diterapkan pada kegiatan pencak silat ini, antara lain disiplin, rasa ingin tahu, cinta damai, peduli sosial, dan tanggung jawab. Salah satu contoh aktivitas yang terlihat penanaman nilai pendidikan karakter yaitu tanggung jawab, karena dengan mempelajari silat kita bertanggung jawab agar dapat mempergunakannya sebagai seni bela diri atau olahraga saja, bukan untuk digunakan untuk melakukan perbuatan yang negatif. Selain dari pada itu, kegiatan pencak silat ini untuk menumbukan nilai karakter rasa ingin tahu karena setiap banyaknya gerakan yang dilakukan ternyata memiliki fungsinya masing-masing, maka diharapkan warga belajar timbul rasa ingin tahu untuk hal tersebut. Namun sayangnya minat warga belajar yang mengikuti kegiatan pencak silat ini tidak terlalu tinggi, justru minat yang tinggi berasal dari masyarakat sekitar yang rutin ikut serta pada kegiatan ini. Ini menjadi tugas bagi pengurus pendidikan, bagaimana caranya agar menumbuhkan minat warga belajar agar dapat antusias mengikuti ekstrakurikuler pencak silat. Selain pencak silat, kegiatan ekstrakurikuler lainnya yaitu futsal. Futsal merupakan salah satu olahraga yang digemari oleh warga belajar khususnya untuk laki-laki, karena mereka dapat menyalurkan minat dan bakat mereka pada bidang olahraga ini. Futsal sempat diadakan 1 tahun yang lalu, namun karena tidak ada penanggung jawab dan yang melatih, maka diberhentikan untuk sementara waktu sampai akhirnya aktif kembali pada bulan Agustus 2016 ini. Gambar 4.3 Kegiatan Ekstrakurikuler Futsal Nilai karakter yang diterapkan pada olahraga futsal ini yaitu disiplin, kerja keras, rasa ingin tahu, menghargai prestasi, bersahabatkomunikatif, dan tanggung jawab. Berdasarkan pengamatan penulis salah satu nilai karakter yang terlihat pada kegiatan futsal ini yaitu bersahabatkomunikatif. Hal ini tergambarkan ketika mereka dibentuk menjadi 2 tim yang berbeda dan saling bertanding satu sama lain, terlihat kerjasama di masing-masing tim tersebut agar dapat menjadi pemenang. Selain itu, ada pula nilai karakter kerja keras yang mana untuk menjadi pemain yang handal tidaklah mudah, dibutuhkan latihan secara terus menerus, inilah yang tergambarkan dari kegiatan futsal tersebut. Meskipun kegiatan futsal diselenggarakan dengan kurun waktu 2 minggu sekali, namun antusiasme warga belajar khususnya laki-laki sangat tinggi. Inilah yang menjadi evaluasi bagi pengurus pendidikan, bagaimana cara agar ekstrakurikuler yang diselenggarakan mendapatkan respon yang baik serta antusiasme yang tinggi dari warga belajar. Selain itu, pastikan tertanam nilai-nilai pendidikan karakter pada setiap kegiatan dan memberikan penjelasan setiap aktivitas yang dilakukan agar mereka memahami tujuan dari aktivitas tersebut. g. Kreativitas Daur Ulang Awal mula berdirinya Yayasan Nara Kreatif ialah karena bentuk kepedulian terhadap lingkungan sekitar, karena banyaknya limbah kotor yang nampaknya dapat dimanfaatkan kembali. Hasil olahan limbah ini diproduksi sebagai produk yang bernilai guna dan bernilai jual. Bahan pengolahan limbah ini ialah berasal dari kertas bekas yang sudah tidak terpakai dan gedebong pisang yang sudah dikeringkan. Dengan adanya kreativitas daur ulang limbah kertas ini, diharapkan produk yang dihasilkan nanti dapat bermanfaat bagi masyarakat luas baik untuk instansi atau perseorangan. Hasil produksi kreativitas daur ulang tersebut dikaryakan menjadi souvenir, office supplies, media kitas, wedding kits, dan lain-lain. Dari kegiatan kreativitas daur ulang ini terdapat beberapa nilai karakter yang diterapkan yaitu kerja keras, kreatif, rasa ingin tahu, bersahabatkomunikatif, dan peduli lingkungan. Tingkat kreativitas pada kegiatan ini benar-benar dilatih karena bahan utama untuk pengolahannya menggunakan limbah kertas dan hasilnya nanti dapat dijual baik itu untuk perseorangan ataupun perusahaan. Namun untuk sekarang, kegiatan ini hanya dilaksanakan oleh anak asuh Nara Kreatif, tetapi tidak menutup ruang bagi warga belajar apabila ingin mengetahui dan mempelajari proses kreativitas daur ulang limbah kertas ini. h. HUT Nara Kreatif Hari Ulang Tahun berdirinya Yayasan Nara Kreatif merupakan kegiatan rutin yang diselenggarakan setiap tahunnya pada tanggal 31 Januari. Kegiatan yang diselenggarakan biasanya mengadakan perlombaan antar Paket A, B, dan C, lalu penampilan dari masing- masing paket puisi, menyanyi, tarian, dll.. Selain perlombaan dan penampilan, diadakan juga doa bersama yang mana sebagai salah satu wujud syukur kepada Allah SWT karena masih diberi kesempatan untuk dapat memberikan manfaat bagi orang lain dengan keberadaan Yayasan Nara Kreatif. Nilai karakter pada kegiatan ini antara lain, religius, disiplin, kerja keras, kreatif, menghargai prestasi, bersahabatkomunikatif, peduli lingkungan, peduli sosial, dan tanggung jawab. Contoh kegiatan dari penerapan nilai karakter tersebut yaitu pada saat penampilan warga belajar yang mana mereka dituntut untuk tampil kreatif, maka dari itu untuk menampilkan sesuatu yang kreatif dibutuhkan usaha dan kerja keras agar apa yang kita inginkan dapat terwujud. i. Hari Kartini Hari Kartini merupakan perayaan hari besar nasional sebagai bentuk memperingati perjuangan Kartini dalam memperjuangkan hak wanita Indonesia yang dilaksanakan tiap tahunnya pada tangga 21 April. Tujuan dilaksanakannya hari Kartini bukan semata-mata hanya peringatan hari besar melainkan kilas balik mengenai perjuangan Kartini untuk dapat meningkatkan derajat kaum wanita Indonesia agar mendapati pendidikan yang setara. Perayaan yang diselenggarakan oleh Nara Kreatif berupa perlombaan dan penampilan dari warga belajar. Nilai karakter yang diterapkan pada kegiatan ini antara lain kreatif, mandiri, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi, bersahabatkomunikatif, dan tanggung jawab. Berdasarkan hasil pengamatan penulis antusiasme warga belajar pada saat mengikuti perayaan Hari Kartini ini cukup tinggi, namun masih harus ditekankan tentang makna sebenarnya dari perayaan Kartini ini agar mereka mengetahui perjuangan yang sesungguhnya. j. Nara Merah Putih Nara Merah Putih diselenggarakan untuk memperingati dan memeriahkan Hari Ulang Tahun Republik Indonesia yang jatuh pada tanggal 17 Agustus setiap tahunnya. Kegiatan ini biasa dilaksanakan setipa tanggal 17 Agustus di mulai dari pagi hingga siang hari. Bentuk kegiatannya pun bermacam-macam, seperti perlombaan dan karnaval. Semua kegiatan ini wajib diikuti oleh seluruh warga belajar karena sebagai bentuk kecintaan terhadap tanah air dan semangat kebangsaan sebagai Warga Negara Indonesia. Selain itu pula, dilatih kretivitas masing-masing warga belajar, khususnya pada kegiatan karnaval yang mana membutuhkan kreativitas agar terlihat diferensiasi dari tim yang lainnya. Nilai karakter yang diterapkan pada kegiatan Nara Merah Putih ini antara lain disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi, bersahabatkomunikatif, cinta damai, peduli lingkungan, peduli sosial, dan tanggung jawab. Gambar 4.4 Kegiatan Karnaval pada Perayaan HUT RI ke-71 k. Buka Puasa Bersama Setiap bulan suci Ramadhan, Yayasan Nara Kreatif rutin mengadakan kegiatan Buka Puasa Bersama, entahlah itu yang memang diselenggarakan sendiri oleh Yayasan Nara Kreatif ataupun dari pihak luar yang mengadakan kegiatan Buka Puasa Bersama dan Yayasan Nara Kreatif hanya sebagai wadah atau tempat kegiatannya saja. Tujuan dari diselenggarakan kegiatan ini yaitu untuk mempererat tali silahturahim, serta meningkatkan ketaqwaan terhadap Allah SWT, karena kegiatan yang diselenggarakan tidak hanya sekedar buka puasa bersama melainkan ada kultum atau ceramah dari Ustadz. Gambar 4.5 Suasana Buka Puasa Bersama di Yayasan Nara Kreatif Rabu, 22 Juni 2016 Nilai karakter yang diterapkan pada kegiatan Buka Puasa Bersama ini salah satu yang mendominasi ialah Religius, sedangkan yang lainnya antara lain toleransi, kreatif, bersahabatkomunikatif, dan peduli sosial. Toleransi disini yaitu toleransi antar umat beragama yang mana ada salah satu dari warga belajar Nara Kreatif beragama Kristen, namun pengurus pendidikan tetap mengundang warga belajar tersebut untuk hadir namun tidak wajib. Hal ini untuk menghindari adanya diskriminasi terhadap umat yang beragama lain, maka dari itu perlunya penanaman nilai karakter tersebut kepada warga belajar. l. Nara Qurban Nara Qurban diselenggarakan karena mengingat perayaan hari besar agama Islam yaitu Idul Adha. Selain itu, diadakannya Nara Qurban sebagai wujud syukur kepada Allah SWT karena masih diberikan kesempatan untuk merasakan Idul Adha dan berbagi terhadap sesama. Bentuk kegiatan yang dilaksanakan ialah pemotongan dan pembagian hewan qurban. Nilai yang diterapkan pada kegiatan ini antara lain religius, toleransi, dan peduli sosial. Nilai religius disini ialah bagaimana warga belajar atau anak asuh memaknai hari raya Idul Adha yang sebenarnya, dan nilai dari peduli sosial yaitu wujud kepedulian terhadap sesama yang mana membantu meringankan beban orang lain salah satunya yaitu dengan pembagian hewan qurban, sedangkan nilai karakter toleransi yaitu pembagian hewan qurban disini tidak memandang ras, budaya, atau pun golongan keluarga melainkan semua masyarakat yang berada di sekitar Yayasan Nara Kreatif mendapati manfaat pembagian hewan qurban tersebut. Gambar 4.6 Pemotongan Hewan Qurban Idul Adha 1437H m. Study Tour Study tour merupakan kegiatan rutin yang direncanakan setiap tahunnya, yang bertujuan sebagai wadah untuk menambah pengalaman dan pengetahuan baru bagi warga belajar. Selain itu, meningkatkan semangat untuk belajar dan menghilangkan kejenuhan. Untuk tahun 2016 ini, Yayasan Nara Kreatif sudah mengadakan study tour ke daerah Ciomas, Bogor dan pesertanya tidak hanya berasal dari Yayasan Nara Kreatif saja melainkan ada 2 sekolah lainnya yang ikut serta pada kegiatan ini, yaitu Yayasan Bina Insan Mandiri YABIM Depok dan Sekolah Taman Harapan Bekasi. Pesertanya memang sengaja dibuat tidak hanya dari Yayasan Nara Kreatif saja karena bertujuan untuk menambah relasi dan saling bertukar pengalaman satu sama lain. Nilai karakter yang diterapkan pada kegiatan study tour ini meliputi religius, jujur, toleransi, disiplin, kreatif, mandiri, rasa ingin tahu, menghargai prestasi, bersahabatkomunikatif, cinta damai, peduli lingkungan, peduli sosial, dan tanggung jawab. Salah satu contoh penerapan nilai pendidikan karakter pada aktivitas yang dilakukan yaitu jujur, dimana terkadang ada saja ditemui pihak yang tidak bertanggung jawab untuk mencuri hak yang bukan miliknya. Hal ini terjadi pada saat study tour tahun ini, yang mana ketika akan berangkat ada salah satu warga belajar yang kehilangan telepon genggamnya HP pada saat menginap di Yayasan. Tim panitia pun menggeledah seluruh isi tas anak-anak yang menginap di Yayasan pada saat itu dan menanyakan secara personal kepada masing-masing dari mereka, hingga pada akhirnya diberi pengertian bahwa mencuri barang yang bukan miliknya ialah perbuatan yang dosa dan dilarang, bahkan bisa di proses hukum. Maka, salah satu dari mereka akhirnya mengakuinya dan ditanya lebih lanjut alasan mengapa ia melakukan perbuatan tersebut, dikarenakan tidak memiliki uang dan akan menjual telepon genggamnya tersebut. Hal seperti inilah yang benar-benar harus ditanamkan kepada warga belajar yaitu sikap jujur dan keterbukaan, karena mungkin ada permasalahan yang mereka rasakan namun tidak ada wadah untuk menyampaikannya. Peran dari pengajar sangatlah penting, karena untuk membangun sebuah kedekatan dan keakraban tidak lah mudah terlebih dengan latar belakang mereka yang berasal dari masyarakat marjinal. Penerapan nilai-nilai harus lebih rutin dan berkelanjutan agar berjalan maksimal. n. Kelas Inspirasi Kelas Inspirasi merupakan kegiatan rutin yang dilaksanakan Yayasan Nara Kreatif yang mana mengundang pembicara dari berbagai latar belakang, mulai dari pengusaha, direksi sampai CEO atau pemilik suatu perusahaan. Hal ini bertujuan agar mereka menjadi salah satu sosok yang menginspirasi mereka, karena mereka yang menjadi inspirator menceritakan kisah hidup mereka mulai dari yang bukan siapa-siapa sampai pada akhirnya mereka bisa menjadi pimpinan suatu perusahaan. Dengan adanya Kelas Inspirasi seperti ini membangkitkan rasa keingintahuan mereka tentang sosok yang menjadi pembicara tersebut. Warga belajar yang hadir pada Kelas Inspirasi diwajibkan untuk bertanya kepada pembicara terkait dengan apa yang telah disampaikan. Gambar 4.7 Kelas Inspirasi oleh CEOFounder Momo Milk Indonesia Selasa, 31 Mei 2016 Berdasarkan hasil pengamatan penulis, kelas inspirasi ini adalah salah satu kegiatan yang menarik dan mungkin jarang ditemui di sekolah formal pada umumnya. Namun sayangnya apabila kelas inspirasi ini diadakan pada waktu siang hari warga belajar yang datang jauh lebih sedikit, mengingat pada siang hari ada beberapa mereka yang bekerja. o. Nara Sehat Nara Sehat merupakan kegiatan yang diselenggarakan Nara Kreatif yang bentuk kegiatannya berupa khitanan massal, pengobatan gratis, senamolahraga dan sebagainya. Tujuan diselenggarakan Nara Sehat sebagai salah satu wadah yang memfasilitasi masyarakat di sekitar Yayasan Nara Kreatif untuk mendapati fasilitas kesehatan tanpa dipungut biaya. Berdasarkan pengamatan penulis, kegiatan Nara Sehat ini diselenggarakan karena adanya kerjasama dengan instansi yang menyelenggarakan kegiatan kesehatan. Gambar 4.8 Kegiatan Nara Sehat Sunatan Massal Tahun 2014 supported by YBM BRI Dari kegiatan Nara Sehat ada beberapa nilai karakter yang diterapkan yaitu toleransi, disiplin, bersahabatkomunikatif, dan peduli sosial. Toleransi disini dikarenakan peserta yang mengikuti Nara Sehat bisa berasal dari mana saja, karena kembali ke tujuan semula yaitu untuk membantu sesama, hal ini pula tak lepas dari nilai karakter peduli sosial. Maka dari itu, dengan diadakannya kegiatan seperti ini menumbuhkan rasa empati serta kepedulian terhadap sesama, yang mungkin sebelumnya belum pernah dilakukan. p. CompanyFactory Visit Kunjungan ke perusahaanpabrik atau biasa disebut dengan companyfactory visit merupakan kegiatan kunjungan untuk mengetahui proses langsung dari sebuah barang yang di produksi dari perusahaan yang bersangkutan. Dengan diadakan kegiatan ini, diharapkan warga belajar dapat bertambah wawasan serta pengetahuan mereka yang semula mereka hanya mengetahui barang yang diproduksi tersebut dapat langsung dikonsumsi, lain halnya bila mengetahui proses pembuatannya dari awal. Dari hasil pengamatan penulis, companyfactory visit ini terakhir diadakan pada tahun 2015 di PT Garuda Food yang berlokasi di Bandung. Nilai karakter yang diterapkan pada kegiatan ini antara lain disiplin, rasa ingin tahu, dan bersahabatkomunikatif. Nilai karakter yang mendominasi pada kegiatan ini ialah rasa ingin tahu, sebab diharapkan dengan adanya kunjungan seperti ini menumbuhkan rasa keingintahuan warga belajar terhadap sesuatu hal yang baru. Bukan itu saja, sikap disiplin mereka pun harus ditunjukkan ketika melakukan kunjungan, karena bisa saja perusahaan yang dikunjungi tersebut melihat dan menilai kedisiplinan warga belajar. q. Workshop Keterampilan Kegiatan workshop keterampilan disini merupakan pelatihan bagi masyarakat yang ingin mengetahui proses pembuatan daur ulang limbah kertas. Namun tidak hanya itu saja, Yayasan Nara Kreatif menyediakan workshop keterampilan menjahit dan sablon. Trainer untuk workshop keterampilan ini yaitu anak asuh Yayasan Nara Kreatif. Mereka sebelumnya sudah diberikan pembelajaran dan pelatihan terlebih dulu, sampai pada akhirnya dapat memberikan pelatihan kepada orang lain. Nilai karakter yang ditanamkan pada kegiatan ini meliputi disiplin, kerja keras, kreatif, rasa ingin tahu, menghargai prestasi, bersahabatkomunikatif, dan peduli sosial. r. 1000 Project Sama halnya seperti workshop keterampilan, kegiatan 1000 Project ini merupakan salah satu bentuk pelatihan bagi masyarakat khususnya yang bertempat tinggal di Kepulauan Seribu. 1000 Project bekerjasama dengan Astra International untuk memberikan pelatihan pembuatan gelang dan kalung yang melibatkan masyarakat Kepulauan Seribu dengan harapan mereka semua dapat terlibat dalam program ekonomi kreatif yang diselenggarakan oleh pemerintah. Dari Yayasan Nara Kreatif, anak asuh lah yang dikirim untuk memberikan pelatihan bagi masyarakat yang berada disana. Tidak hanya membuat kalung dan gelang saja, mereka juga melatih bagaiamana cara membuat Paper Bag dan memproduksi sabun batang sendiri. Nilai karakter yang tertanam pada kegiatan ini antara lain disiplin, kerja keras, kreatif, rasa ingin tahu, menghargai prestasi, bersahabatkomunikatif, dan peduli sosial. Diharapkan tidak hanya anak asuh saja yang dapat memberikan pelatihan, melainkan warga belajarnya pun juga dapat ikut serta pada kegiatan ini. 10 Tabel 4.7 Kegiatan dan Penanaman Nilai-nilai Karakter di Yayasan Nara Kreatif NO KEGIATAN NILAI KARAKTER 1 Pendidikan Kesetaraan Sekolah Kejar Paket Religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi, bersahabatkomunikatif, cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan, peduli sosial, dan tanggung jawab. 2 Pendidikan Agama Islam Religius, jujur, disiplin, toleransi, disiplin, kreatif, rasa ingin tahu, menghargai prestasi, cinta damai, gemar membaca, peduli sosial, dan tanggung jawab. 3 Kelas Komputer Disiplin, toleransi, dan rasa ingin tahu. 4 Hasanah Qur’ani Religius, jujur, disiplin, toleransi, disiplin, kreatif, rasa ingin tahu, menghargai prestasi, cinta damai, gemar membaca, peduli sosial, dan tanggung jawab. 5 Nara Bersih Disiplin, bersahabatkomunikatif, peduli lingkungan, dan tanggung jawab. 10 Hasil observasi dari bulan Maret-September 2016. 6 Pencak Silat Disiplin, rasa ingin tahu, cinta damai, peduli sosial, dan tanggung jawab. 7 Futsal Disiplin, kerja keras, rasa ingin tahu, menghargai prestasi, bersahabatkomunikatif, dan tanggung jawab. 8 Kreativitas Daur Ulang Kerja keras, kreatif, rasa ingin tahu, bersahabatkomunikatif, dan peduli lingkungan. 9 HUT Nara Kreatif Religius, disiplin, kerja keras, kreatif, menghargai prestasi, bersahabatkomunikatif, peduli lingkungan, peduli sosial, dan tanggung jawab. 10 Hari Kartini Kreatif, mandiri, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi, bersahabatkomunikatif, dan tanggung jawab. 11 Nara Merah Putih Disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi, bersahabatkomunikatif, cinta damai, peduli lingkungan, peduli sosial, dan tanggung jawab. 12 Buka Puasa Bersama Religius, toleransi, kreatif, bersahabatkomunikatif, dan peduli sosial. 13 Nara Qurban Religius, toleransi, dan peduli sosial. 14 Study Tour Religius, jujur, toleransi, disiplin, kreatif, mandiri, rasa ingin tahu, menghargai prestasi, bersahabatkomunikatif, cinta damai, peduli lingkungan, peduli sosial, dan tanggung jawab. 15 Kelas Inspirasi Disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, menghargai prestasi, dan bersahabatkomunikatif. 16 Nara Sehat Pengobatan Gratis, Toleransi, disiplin, bersahabatkomunikatif, dan peduli Sunatan Massal, dsb. sosial. 17 CompanyFactory Visit Disiplin, rasa ingin tahu, dan bersahabatkomunikatif. 18 Workshop Keterampilan Disiplin, kerja keras, kreatif, rasa ingin tahu, menghargai prestasi, bersahabatkomunikatif, dan peduli sosial. 19 1000 Project Disiplin, kerja keras, kreatif, rasa ingin tahu, menghargai prestasi, bersahabatkomunikatif, dan peduli sosial. Dari hasil pengamatan penulis mengenai 18 nilai-nilai karakter bangsa yang diterapkan melalui beberapa kegiatan di Yayasan Nara Kreatif dapat diketahui bahwa pentingnya menerapkan nilai-nilai pendidikan karakter, khususnya bagi mereka yang berasal dari masyarakat marjinal yang mana pembentukan karakter mereka pun minim. Salah satu pengajar Paket A pun menambahkan : Cara untuk menerapkan nilai pendidikan karakter tersebut yaitu semua harus dibangun dengan kedekatan, kalau warga belajar menganggap kita keluarga atau teman, maka akan ada rasa memiliki. Maka disini pengajar dituntut untuk memiliki kedekatan agar mudah membangun karakter mereka. 11 Berdasarkan pernyataan tersebut, pengajar harus membangun kedekatan agar penanaman nilai-nilai pendidikan karakter dapat diaplikasikan secara mudah. Sebab dengan latar belakang mereka tersebut dibutuhkan daya serta upaya, dan proses agar dapat mengubah karakter mereka terdahulu, dan membentuk karakter yang diharapkan. Peran serta tidak hanya dari pengurus dan pengajar yang terlibat di Yayasan Nara Kreatif, melainkan dukungan dari lingkungan sekitar pun sangat dibutuhkan agar berjalan dengan semestinya. 11 Hasil wawancara dengan Pengajar Paket A, Hoirunnisa, pada hari Rabu, 9 Desember 2015.

2. Faktor Pendukung Penerapan Pendidikan Karakter

Di setiap kegiatan yang direncanakan, pastinya ada beberapa faktor yang mendukung agar kegiatan tersebut terealisasi. Begitu pula dengan nilai-nilai pendidikan karakter yang diterapkan di Yayasan Nara Kreatif, pastinya ada beberapa faktor sehingga harus diaplikasikan. Menurut Ketua Yayasan Nara Kreatif, Nezatullah Ramadhan menjelaskan faktor utama yang melatarbelakangi penerapan pendidikan karakter : Hal yang melatarbelakangi salah satuya ialah latar belakang dari warga belajar itu sendiri, yaitu yang berasal dari masyarakat marjinal. Kami memang tidak memiliki dokumen atau draft untuk setiap kegiatan yang diselenggarakan dan berikut nilai-nilai pendidikan karakter apa saja yang harus diterapkan, tetapi pada dasarnya kami menerapkan kepada mereka melalui contoh ataupun tindakan yang kami lakukan, khususnya pengurus dan pengajar yang berkontribusi di Nara Kreatif. 12 Berdasarkan pernyataan tersebut, faktor pendukung penerapan pendidikan karakter yang berlangsung di Yayasan Nara Kreatif yaitu dikarenakan latar belakang mereka yang berasal dari masyarakat marjinal. Hal ini memang butuh perhatian yang penuh mengingat minimnya nilai- nilai pendidikan karakter yang mereka dapatkan. Selain itu, salah satu warga belajar Yayasan Nara Kreatif menambahkan: Nilai-nilai karakter itu penting, karena tidak selamanya kita bersekolha di Nara Kreatif, ada saatnya kita akan kembali atau pulang ke masyarakat. Jadi perlunya penanaman nilai-nilai karakter disini agar nantinya pada saat diterapkan ke masyarakat lebih mudah. 13 Dari hasil wawancara tersebut, dapat diketahui bahwa selain latar belakang dari warga belajar, hal lainnya menjadi faktor pendukung yaitu karena pentingnya penerapan nilai-nilai karakter itu sendiri. Sebab mereka nantinya akan kembali lagi ke masyarakat dan diharapkan nilai-nilai karakter yang didapatkan bisa diaplikasikan ke kehidupan mereka, tidak 12 Hasil wawancara dengan Ketua Yayasan Nara Kreatif, Nezatullah Ramadha, pada hari Senin, 28 Agustus 2016. 13 Hasil wawancara dengan warga belajar Yayasan Nara Kreatif, Anita Rahayu, pada hari Sabtu, 20 Agustus 2016. hanya di Yayasan Nara Kreatif dan apa yang mereka peroleh dapat bermanfaat bagi banyak pihak. Sedangkan menurut warga belajar lainnya memaparkan : Faktor penerapan pendidikan karakter karena mungkin anak-anak remaja sekarang terlalu bebas terutama dalam pergaulan, maka dari itu keluarga Nara Kreatif agar tidak terjerumus ke pergaulan yang neko- neko di luar sana, jadi kita punya arah yaitu yang diisi dengan kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan Nara Kreatif. 14 Pergaulan remaja sekarang ini juga menjadi salah satu faktor, penerapan pendidikan karakter di Yayasan Nara Kreatif. Berdasarkan data warga belajar Yayasan Nara Kreatif, mayoritas warga belajar yang mendaftarkan diri dan mengikuti pendidikan kesetaraan di Nara Kreatif karena di latar belakangi putus sekolah, dan putus sekolah disini beraneka ragam, ada yang dikarenakan memiliki masalah dengan gurunya di sekolah, sering kali membolos, bertengkar dengan teman di sekolah, kurangnya biaya, dan ada pula yang putus sekolah di karenakan malas untuk bersekolah. Hal inilah yang menjadikan alasan pentingnya penerapan pendidikan karakter bagi mereka, khususnya bagi mereka yang berasal dari masyarakat marjinal. Melihat berbagai faktor yang melatarbelakangi penerapan pendidikan karakter itu sendiri, maka Yayasan Nara Kreatif mengupayakan dengan berbagai kegiatan yang diselenggarakan, baik itu yang rutin atau tentatif. Kegiatan-kegiatan tersebut dilaksanakan agar penerima manfaat yakni masyarakat marjinal yang berkontribusi di Yayasan Nara Kreatif itu sendiri dapat merasakan beberapa kegiatan yang positif dan bermanfaat bagi kehidupan mereka, dan memberikan mereka pelajaran, serta pengalaman yang berharga. Berikut beberapa kegiatan yang dihimpun dari hasil pengamatan penulis di Yayasan Nara Kreatif. 14 Hasil wawancara dengan warga belajaranak asuh Yayasan Nara Kreatif, Neng Saimah, pada hari Minggu, 4 September 2016. Tabel 4.8 Jadwal Kegiatan Yayasan Nara Kreatif NO KEGIATAN WAKTU 1 Pendidikan Kesetaraan Sekolah Kejar Paket Selasa Kamis : 19.00 – 22.00 Jumat : 19.00 – 21.00 2 Pendidikan Agama Islam Rabu : 17.30 – 21.30 3 Kelas Komputer Kamis : 21.00 – 22.00 Paket A Jumat : 19.00 – 21.00 Paket B C 4 Hasanah Qur’ani Senin – Sabtu 5 Nara Bersih Minggu : 07.00 – 10.00 di akhir bulan 6 Pencak Silat Sabtu : 09.00 – 10.00 7 Futsal Sabtu : 19.00 – 22.00 2 minggu 1x 8 Kreativitas Daur Ulang Senin – Sabtu : 09.00 – 17.00 9 HUT Nara Kreatif 31 Januari 10 Hari Kartini 21 April 11 Nara Merah Putih 17 Agustus 12 Buka Puasa Bersama Bulan Ramadhan 13 Nara Qurban Idul Adha 14 Study Tour 1 tahun 1x 15 Kelas Inspirasi Tentatif 16 Nara Sehat Pengobatan Gratis, Sunatan Massal, dsb. Tentatif 17 CompanyFactory Visit Tentatif 18 Workshop Keterampilan Tentatif 19 Liputan Media Tentatif 20 Project 1000 -

3. Kendala dan Upaya dalam Penerapan Pendidikan Karakter

a. Kendala dalam Penerapan Pendidikan Karakter

Dalam menerapkan nilai-nilai pendidikan karakter bagi masyarakat marjinal di Yayasan Nara Kreatif tidaklah mudah, pastinya ada kendala atau hambatan dalam proses penerapannya tersebut. Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan beberapa narasumber, ada beberapa kendala yang dirasakan pada saat penerapan pendidikan karakter. Hal ini diungkapkan oleh salah satu pengajar Yayasan Nara Kreatif yang mengungkapkan : Kesulitannya yaitu yang mana mereka berasal dari berbagai macam latar belakang dan bahkan tingkah laku mereka ada yang tidak sewajarnya dilakukan berbicara kasar, dsb.. Terkadang para pengajar sulit menyuruh warga belajar untuk mengikuti peraturan yang diterapkan di Nara Kreatif, karena mereka mulanya hidup bebas tanpa aturan. Hal yang masih menjadi kendala adalah bagaimana cara yang efektif agar warga belajar ini mau mematuhi aturan-aturan yang berlaku dan mengubah pola pikir mereka. 15 Berdasarkan pemaparan tersebut bahwasanya kendala yang dihadapi dalam penerapan pendidikan karakter ini adalah mengubah pola pikir mereka. Pola pikir mereka dapat berubah apabila adanya pembiasaan yang dilakukan secara berkelanjutan oleh pengajar kepada warga belajar. Selain itu adanya kerjasama antara orangtua dan yayasan agar penerapan pendidikan karakter ini berjalan secara maksimal. Salah satu pengajar lain pun menambahkan bahwa : Kendala yang paling sering ditemukan adalah ketika warga belajar sulit untuk diatur dan dinasehati. 16 Hal ini menjadi permasalahan yang harus ditemukan solusinya bersama-sama, karena apabila ini dibiarkan begitu saja penerapan nilai-nilai pendidikan karakter tidak akan berjalan semestinya. Pendapat yang serupa pun diungkapkan oleh Kepala Sekolah Yayasan Nara Kreatif yang mengungkapkan bahwa : Kendala yang kami hadapi dalam penerapan pendidikan karakter yaitu sifat malas dari warga belajar itu sendiri yang terkadang kurang tercapainya nilai-nilai karakter yang kami ajarkan. Karena dilihat dari latar belakang mereka yang awalnya mereka memiliki kebiasaan yang tidak mudah diatur dan ketika menjadi bagian dari kami yang mana diterapkan beberapa peraturan yang harus mereka laksanakan. Selain itu, minimnya inisiatif dari pengajar pada saat mereka mengajar 15 Hasil wawancara dengan Pengajar Yayasan Nara Kreatif, Hoirunnisa, pada hari Rabu, 9 Desember 2016. 16 Hasil wawancara dengan Pengajar Yayasan Nara Kreatif, Anis Nurfitriani, pada hari Selasa, 21 Juni 2016.