Kendala dalam Penerapan Pendidikan Karakter

upaya dalam mengatasi kendala pendidikan karakter akan dibahas pada pembahasan selanjutnya.

b. Upaya dalam Mengatasi Kendala Penerapan Pendidikan Karakter

Dalam penerapan pendidikan karakter bagi masyarakat marjinal yang berkontribusi di Yayasan Nara Kreatif, khususnya warga belajar dan anak asuh pastinya ditemukan berbagai macam kendala dan permasalahan. Namun dari pada itu, dari kendala yang ada dapat ditemukan beberapa solusi atau pemecahan masalah yang dapat membantu proses penerapan pendidikan karakter. Berdasarkan wawancara dengan beberapa narasumber, penulis mendapati beberapa upaya yang dapat dilakukan agar penerapan pendidikan karakter dapat berjalan semestinya. Menurut salah satu pengajar Yayasan Nara Kreatif memaparkan upaya dalam penanganan permasalahan penerapan pendidikan karakter yakni : Solusi yang dapat dilakukan yaitu sering berbicara atau ada interaksi dengan mereka. Hal ini dilakukan agar mereka mencurahkan permasalahan mereka kepada kita sebagai pengajar. Selain itu, memantau aktivitas mereka melalui sosial media dan ikut serta berinteraksi, hal itu akan jauh membuat warga belajar lebih nyaman untuk cerita kepada pengajar apabila terdapat masalah. Namun yang terpenting ialah harus membangun kedekatan dengan warga belajar itu sendiri. 19 Mengenai pemaparan tersebut dapat diketahui bahwa pentingnya menjalin interaksi antara warga belajar dan pengajar. Menurut pengamatan penulis, pengajar harus dapat memposisikan diri dimana ada saatnya bisa menjadi seorang teman atau kaka dan di sisi lain menjadi pengajar yang memberikan ilmu pengetahuan dan mendidik mereka. Dengan adanya interaksi antara warga belajar dan pengajar, maka dapat menjalin kedekatan dengan mereka, dan ketika pengajar 19 Hasil wawancara dengan Pengajar Paket A Yayasan Nara Kreatif, Hoirunnisa, pada hari Rabu, 9 Desember 2015. menanamkan nilai-nilai pendidikan karakter akan jauh lebih mudah serta dapat diaplikasikan oleh mereka Pengajar lain pun mengutarakan hal yang serupa : Membangun komunikasi dengan warga belajar, orangtua, dan lingkungan sekitar. Karena mereka akan menganggap bahwa ada yang memperhatikan mereka. 20 Dari pernyataan tersebut lebih menunjukkan bahwa interaksi berupa komunikasi dengan mereka sangat penting, karena kurangnya perhatian yang mereka dapatkan di luar sana. Maka dari itu, peran serta dari berbagai pihak sangat dibutuhkan untuk suksesnya penerapan pendidikan karakter bagi mereka. Namun lain halnya yang diungkapkan oleh pengajar pendidikan kesetaraan paket B : Solusinya adalah keikhlasan dan kesabaran, serta intospeksi diri. Dengan keikhlasan maka denga seiring berjalannya waktu, anak- anak akan dapat mengikuti apa yang sudah diajarkan dan ditetapkan oleh Nara Kreatif. Sedangkan kesabaran adalah kunci utamanya, kalau semisal kita tidak sabar menghadapi mereka, bagaimana bisa menuruti kita. Yang terakhir introspeksi diri yaitu mengevaluasi apakah kita salah dalam penyampaian maupun perilaku dan mengevaluasi tindakan apa yang sebaiknya dilakukan. 21 Dilihat dari pernyataannya, bahwa upaya yang dilakukan tidak hanya membangun komunikasi dengan warga belajar yang bersangkutan melainkan lebih kepada diri pribadi pengurus dan pengajar yang mengajari mereka untuk dapat menerapkan nilai-nilai pendidikan karakter. Bahwasanya, sebelum memberikan pembelajaran bagi mereka, pengajar harus dapat mencontohkan perilaku nilai-nilai karakter yang baik pula, karena apa yang mereka lihat begitu pula yang akan mereka tiru. 20 Hasil wawancara dengan Pengajar Paket C Yayasan Nara Kreatif, Roosna Sari Mauludina, pada hari Rabu, 9 Desember 2015. 21 Hasil wawancara dengan Pengajar Paket B Yayasan Nara Kreatif, Anis Nurfitriani, pada hari Selasa, 21 Juni 2016. Beliau pun menambahkan bahwa upaya selanjutnya yang dapat dilakukan bisa saja dengan menarik minat mereka dengan menyelenggarakan kegiatan yang diminati oleh anak-anak. Dengan kata lain hal ini bertujuan untuk menunjang kebutuhan dan keinginan dari anak-anak tersebut. 22 Upaya lainnya yang dapat diterapkan agar penerapan nilai-nilai pendidikan berjalan dengan maksimal juga disampaikan oleh beberapa warga belajar. Salah satu warga belajar Yayasan Nara Kreatif mengungkapkan : Upaya yang dapat dilakukan yaitu membuat peraturan yang lebih ketat, karena anak-anak yang bersekolah di Nara Kreatif masih harus dipantau satu per satu agar mereka tidak melakukan hal-hal yang tidak sesuai dengan peraturan. Menurut saya lebih menyadarkan anak-anak dengan sendirinya mana yang harus dan tidak seharusnya dilakukan, tanpa harus dipantau setiap saat oleh pengajar. 23 Berdasarkan pemaparan warga belajar tersebut diketahui bahwa minimnya kesadaran mereka mengenai tanggung jawab yang mereka miliki, oleh karena dibutuhkannya peraturan yang ketat agar mereka paham apa yang seharusnya dilakukan. Peran serta dari pengurus dan pengajar sangat dibutuhkan untuk menciptakan suatu peraturan yang efektif, serta mensosialisasikan peraturan tersebut secara personal dengan cara penyampaian yang mereka mudah mengerti. Hal serupa juga diutarakan oleh warga belajar lainnya : Upaya yang dilakukan yaitu membuat peraturan yang lebih ketat dan menanamkan kepada anak-anak rasa bertanggung jawab. Salah satu contohnya yaitu ketika jam pelajaran belum selesai, ada saja diantara mereka yang pulang lebih dulu. Seharusnya peratura dibuat jauh lebih ketat, misalnya bisa diberi sanksi atau hukuman apabila pulang sekolah lebih dulu tanpa alasan yang jelas selama 3 22 Hasil wawancara dengan Pengajar Paket B Yayasan Nara Kreatif, Anis Nurfitriani, pada hari Selasa, 21 Juni 2016. 23 Hasil wawancara dengan warga belajar Yayasan Nara Kreatif, Anita Rahayu, pada hari Sabtu, 20 Agustus 2016. kali, maka adanya pemanggilan orangtua atau hukuman sampai anak tersebut jera dan tidak mengulangi perbuatannya lagi. 24 Berbeda halnya dengan yang disampaikan oleh Kepala Sekolah Yayasan Nara Kreatif. Beliau mengungkapkan : Solusinya yaitu diadakan pelatihan terutama kepada pengurus dan pengajar. Mereka harus diberi training untuk mengetahui cara penanganan anak-anak yang termarjinalkan tersebut. Untuk warga belajar sendiri, mereka harus diberikan kegiatan-kegiatan yang sifatnya kegiatan yang mereka butuhkan dan berbeda dari yang sebelumnya agar mereka jauh lebih antusias. Selain itu, penanaman yang rutin nilai-nilai karakter kepada warga belajar harus lebih sering diingatkan, karena penanaman nilai karakter itu tidak bisa satu atau dua kali diajarkan, tetapi harus rutin dan sebagai pengajar harus mencontohkan yang baik pula agar berjalan maksimal. 25 Agar upaya dalam penanganan kendala penerapan pendidikan karakter bagi masyarakat marjinal dibutuhkan peran serta dari berbagai pihak, khususnya pengurus dan pengajar yang berinteraksi langsung dengan warga belajar. Selain itu dalam penyampaiannya pun dibutuhkan penanganan yang berbeda dari anak-anak pada umumnya, karena melihat warga belajar yang diajar berasal dari latar belakang masyarakat marjinal. Maka dalam penerapannya harus diadakan pembiasaan secara berkelanjutan atau rutin, dan memberikan contoh yang baik pula kepada mereka. Salah satu pendekatan dari pendidikan karakter yaitu penguatan yang mana pendidikan karakter perlu dilakukan dalam jangka panjang dan berulang terus-menerus. 26 Upaya- upaya tersebut diharapkan dapat direalisasikan dan segera mungkin dapat diterapkan demi suksesnya proses penerapan nilai-nilai pendidikan karakter di Yayasan Nara Kreatif. 24 Hasil wawancara dengan warga belajar Yayasan Nara Kreatif, Windy Meilani, pada hari Sabtu, 20 Agustus 2016. 25 Hasil wawancara dengan Kepala Sekolah Yayasan Nara Kreatif, Muhammad Taufik, pada hari Minggu, 7 Februari 2016. 26 Nanang Purwanto, Pengantar Pendidikan, Yogyakarta: Graha Ilmu, 2014, h. 194-198.