Faktor Pendukung Penerapan Pendidikan Karakter

karakter. Hal ini diungkapkan oleh salah satu pengajar Yayasan Nara Kreatif yang mengungkapkan : Kesulitannya yaitu yang mana mereka berasal dari berbagai macam latar belakang dan bahkan tingkah laku mereka ada yang tidak sewajarnya dilakukan berbicara kasar, dsb.. Terkadang para pengajar sulit menyuruh warga belajar untuk mengikuti peraturan yang diterapkan di Nara Kreatif, karena mereka mulanya hidup bebas tanpa aturan. Hal yang masih menjadi kendala adalah bagaimana cara yang efektif agar warga belajar ini mau mematuhi aturan-aturan yang berlaku dan mengubah pola pikir mereka. 15 Berdasarkan pemaparan tersebut bahwasanya kendala yang dihadapi dalam penerapan pendidikan karakter ini adalah mengubah pola pikir mereka. Pola pikir mereka dapat berubah apabila adanya pembiasaan yang dilakukan secara berkelanjutan oleh pengajar kepada warga belajar. Selain itu adanya kerjasama antara orangtua dan yayasan agar penerapan pendidikan karakter ini berjalan secara maksimal. Salah satu pengajar lain pun menambahkan bahwa : Kendala yang paling sering ditemukan adalah ketika warga belajar sulit untuk diatur dan dinasehati. 16 Hal ini menjadi permasalahan yang harus ditemukan solusinya bersama-sama, karena apabila ini dibiarkan begitu saja penerapan nilai-nilai pendidikan karakter tidak akan berjalan semestinya. Pendapat yang serupa pun diungkapkan oleh Kepala Sekolah Yayasan Nara Kreatif yang mengungkapkan bahwa : Kendala yang kami hadapi dalam penerapan pendidikan karakter yaitu sifat malas dari warga belajar itu sendiri yang terkadang kurang tercapainya nilai-nilai karakter yang kami ajarkan. Karena dilihat dari latar belakang mereka yang awalnya mereka memiliki kebiasaan yang tidak mudah diatur dan ketika menjadi bagian dari kami yang mana diterapkan beberapa peraturan yang harus mereka laksanakan. Selain itu, minimnya inisiatif dari pengajar pada saat mereka mengajar 15 Hasil wawancara dengan Pengajar Yayasan Nara Kreatif, Hoirunnisa, pada hari Rabu, 9 Desember 2016. 16 Hasil wawancara dengan Pengajar Yayasan Nara Kreatif, Anis Nurfitriani, pada hari Selasa, 21 Juni 2016. dan menanamkan nilai-nilai pendidikan karakter kepada warga belajar, sehingga belum tercapai secara maksimal. 17 Dari beberapa pernyataan narasumber tersebut dapat diketahui bahwa memang untuk menerapkan pendidikan karakter tidaklah mudah, apalagi melihat latar belakang warga belajar yang berasal dari masyarakat marjinal. Pembentukan karakter mereka harus dilakukan secara berkelanjutan dan dilakukan secara aktif, serta menyenangkan agar nilai-nilai karakter dapat diaplikasikan oleh masing-masing diri warga belajar. Berbeda halnya dengan apa yang diamati oleh Ketua Yayasan Nara Kreatif. Beliau tidak hanya melihat sisi dari warga belajarnya saja melainkan dari semua sisi. Beliau mengungkapkan : Ditinjau dari sudut pandang saya, ada beberapa kendala yang saya amati antara lain, 1 Sulit untuk membangun kesepahaman dengan sesama pengajar dan belum satu visi dan misi; 2 Kesulitan untuk mencari sistem yang baik agar siswa-siswa yang bersekolah di Yayasan Nara Kreatif menjadi orang yang berkualitas; dan 3 Kurang kerjasama dengan orangtua siswa. 18 Berdasarkan yang pernyataan tersebut dapat dipahami bahwa tidak semua kendala yang dihadapi datangnya berasal dari warga belajar itu sendiri, melainkan pihak-pihak yang berkontribusi di dalamnya, salah satunya ialah pengajar. Selain itu, kerjasama yang kurang antara orangtua dengan yayasan pun menjadi kendala yang selanjutnya. Dengan mengidentifikasi beberapa kendala yang dihadapi dalam proses penerapan nilai-nilai pendidikan karakter ini, diharapkan dapat ditemukan solusi atau pemecahan agar penerapan pendidikan karakter dapat berjalan maksimal. Adapun 17 Hasil wawancara dengan Kepala Sekolah Yayasan Nara Kreatif, Muhammad Taufik, pada hari Minggu, 7 Februari 2016. 18 Hasil wawancara dengan Ketua Yayasan Nara Kreatif, Nezatullah Ramadhan, pada hari Senin, 28 Agustus 2016. upaya dalam mengatasi kendala pendidikan karakter akan dibahas pada pembahasan selanjutnya.

b. Upaya dalam Mengatasi Kendala Penerapan Pendidikan Karakter

Dalam penerapan pendidikan karakter bagi masyarakat marjinal yang berkontribusi di Yayasan Nara Kreatif, khususnya warga belajar dan anak asuh pastinya ditemukan berbagai macam kendala dan permasalahan. Namun dari pada itu, dari kendala yang ada dapat ditemukan beberapa solusi atau pemecahan masalah yang dapat membantu proses penerapan pendidikan karakter. Berdasarkan wawancara dengan beberapa narasumber, penulis mendapati beberapa upaya yang dapat dilakukan agar penerapan pendidikan karakter dapat berjalan semestinya. Menurut salah satu pengajar Yayasan Nara Kreatif memaparkan upaya dalam penanganan permasalahan penerapan pendidikan karakter yakni : Solusi yang dapat dilakukan yaitu sering berbicara atau ada interaksi dengan mereka. Hal ini dilakukan agar mereka mencurahkan permasalahan mereka kepada kita sebagai pengajar. Selain itu, memantau aktivitas mereka melalui sosial media dan ikut serta berinteraksi, hal itu akan jauh membuat warga belajar lebih nyaman untuk cerita kepada pengajar apabila terdapat masalah. Namun yang terpenting ialah harus membangun kedekatan dengan warga belajar itu sendiri. 19 Mengenai pemaparan tersebut dapat diketahui bahwa pentingnya menjalin interaksi antara warga belajar dan pengajar. Menurut pengamatan penulis, pengajar harus dapat memposisikan diri dimana ada saatnya bisa menjadi seorang teman atau kaka dan di sisi lain menjadi pengajar yang memberikan ilmu pengetahuan dan mendidik mereka. Dengan adanya interaksi antara warga belajar dan pengajar, maka dapat menjalin kedekatan dengan mereka, dan ketika pengajar 19 Hasil wawancara dengan Pengajar Paket A Yayasan Nara Kreatif, Hoirunnisa, pada hari Rabu, 9 Desember 2015.