Upaya dalam Mengatasi Kendala Penerapan Pendidikan Karakter

kali, maka adanya pemanggilan orangtua atau hukuman sampai anak tersebut jera dan tidak mengulangi perbuatannya lagi. 24 Berbeda halnya dengan yang disampaikan oleh Kepala Sekolah Yayasan Nara Kreatif. Beliau mengungkapkan : Solusinya yaitu diadakan pelatihan terutama kepada pengurus dan pengajar. Mereka harus diberi training untuk mengetahui cara penanganan anak-anak yang termarjinalkan tersebut. Untuk warga belajar sendiri, mereka harus diberikan kegiatan-kegiatan yang sifatnya kegiatan yang mereka butuhkan dan berbeda dari yang sebelumnya agar mereka jauh lebih antusias. Selain itu, penanaman yang rutin nilai-nilai karakter kepada warga belajar harus lebih sering diingatkan, karena penanaman nilai karakter itu tidak bisa satu atau dua kali diajarkan, tetapi harus rutin dan sebagai pengajar harus mencontohkan yang baik pula agar berjalan maksimal. 25 Agar upaya dalam penanganan kendala penerapan pendidikan karakter bagi masyarakat marjinal dibutuhkan peran serta dari berbagai pihak, khususnya pengurus dan pengajar yang berinteraksi langsung dengan warga belajar. Selain itu dalam penyampaiannya pun dibutuhkan penanganan yang berbeda dari anak-anak pada umumnya, karena melihat warga belajar yang diajar berasal dari latar belakang masyarakat marjinal. Maka dalam penerapannya harus diadakan pembiasaan secara berkelanjutan atau rutin, dan memberikan contoh yang baik pula kepada mereka. Salah satu pendekatan dari pendidikan karakter yaitu penguatan yang mana pendidikan karakter perlu dilakukan dalam jangka panjang dan berulang terus-menerus. 26 Upaya- upaya tersebut diharapkan dapat direalisasikan dan segera mungkin dapat diterapkan demi suksesnya proses penerapan nilai-nilai pendidikan karakter di Yayasan Nara Kreatif. 24 Hasil wawancara dengan warga belajar Yayasan Nara Kreatif, Windy Meilani, pada hari Sabtu, 20 Agustus 2016. 25 Hasil wawancara dengan Kepala Sekolah Yayasan Nara Kreatif, Muhammad Taufik, pada hari Minggu, 7 Februari 2016. 26 Nanang Purwanto, Pengantar Pendidikan, Yogyakarta: Graha Ilmu, 2014, h. 194-198. 89

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa penerapan pendidikan karakter bagi masyarakat marjinal di Yayasan Nara Kreatif adalah sebagai berikut : 1. Penerapan pendidikan karakter dilakukan melalui beberapa kegiatan yang diselenggarakan dan terdapat kandungan nilai-nilai karakter di dalamnya, baik itu kegiatan rutin ataupun kegiatan yang sifatnya tentatif. 2. Faktor yang mendukung peneapan pendidikan karakter ini dikarenakan latar belakang warga belajar dan anak asuh yang berasal dari masyarakat marjinal yang kurang akan penanaman nilai-nilai karakter pada kehidupan kesehariannya. 3. Kendala yang dihadapi ketika menerapkan nilai-nilai pendidikan karakter yaitu masih menemukan kesulitan bagaimana cara yang efektif untuk mengubah pola pikir warga belajar agar kepribadian mereka yang sebelumnya dapat berubah. Dari hasil kesimpulan di atas dapat dirumuskan teori bahwa penerapan pendidikan karakter bagi masyarakat marjinal di Yayasan Nara Kreatif berhasil dilakukan dengan adanya kedekatan, serta interaksi dan komunikasi yang terjalin dengan warga belajar. Selain itu, membangun kerjasama dengan orangtua dan pihak yayasan agar penerapan pendidikan karakter ini dapat berjalan dengan efektif.

B. Saran

Berdasarkan paparan dan kesimpulan tersebut, maka penulis menyampaikan beberapa saran yang diharapkan dapat bermanfaat untuk kedepannya agar penerapan pendidikan karakter di Yayasan Nara Kreatif berjalan secara maksimal, antara lain : 1. Pihak yayasan dapat mencoba untuk menjalin kerjasama dengan instansi yang serupa yang menangani masyarakat marjinal, karena sebagai salah satu acuan agar penerapan pendidikan karakter dapat berjalan efektif. 2. Kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan harus lebih bervariatif lagi, hal ini dilakukan agar anak tidak mudah jenuh dan meningkatkan antusias anak-anak pada saat menghadirinya. 3. Kunjungan rutin orangtua atau wali ke Yayasan Nara Kreatif, hal ini perlu dilakukan agar adanya kerjasama antara pihak yayasan dan orangtua, sehingga penerapan pendidikan karakter dapat berjalan efektif. 4. Training bagi pengurus dan pengajar mengenai bagaimana teknik yang tepat untuk menerapkan pendidikan karakter, khususnya bagi masyarakat marjinal. 5. Mengaktifkan kembali kegiatan kelas membaca dengan metode yang kreatif agar warga belajar antusias dan dapat membiasakan kegiatan membaca, tidak hanya di yayasan melainkan menjadikan budidaya membaca dalam diri sendiri. 91 DAFTAR PUSTAKA Amin, Maswardi Muhammad. Pendidikan Karakter Anak Bangsa. Jakarta: Badouse Media, 2011. Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta, 1998. Azizah, Ayu Nur, “Implementasi Pendidikan Karakter Bangsa Bagi Anak Terlantar di Panti Asuhan Nurul Qur’an Bekasi”, Skripsi pada UIN Syarif Hidayatullah Jakarta: 2014. tidak dipublikasikan. Azzet, Akhmad Muhaimin. Urgensi Pendidikan Karakter di Indonesia: Revitalisasi Pendidikan Karakter terhadap Keberhasilan Belajar dan Kemajuan Bangsa. Jogjakarta: Ar-Ruzz, 2011. Direktorat Pembinaan Pendidikan Masyarakat. Standar dan Prosedur Penyelenggaraan Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat PKBM . Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2012. Fauzi, Mohammad Ali, “Pendidikan Alternatif Kaum Marjinal Studi Kasus Pembelajaran PAI di SMP Alternatif Qaryah Tharbiyah Kalibening Salatiga ”, Skripsi pada IAIN Walisongo Semarang: 2007. tidak dipublikasikan. Gunawan, Heri. Pendidikan Karakter Konsep dan Implementasi. Bandung: Alfabeta, 2012. Joesoef, Soelaiman. Konsep Dasar Pendidikan Non-Formal. Jakarta: Bumi Aksara, 1992. Kementerian Pendidikan Nasional. Panduan Pelaksanaan Pendidikan Karakter . Jakarta: Pusat Kurikulum dan Perbukuan, 2011. Linggasari, Yohannie Donatus Fernanda Putra. “Jakarta Kota Paling Tak Aman Sejagat, CCTV, Sniper Disiapkan ”, http:m.cnnindonesia.comnasional20150129081301-20- 28184jakarta-kota-paling-tak-aman-sejagat-cctv-sniper-disiapkan , 11 November 2015. Listyarti, Retno. Pendidikan Karakter dalam Metode Aktif, Inovatif, Kreatif. Jakarta: Esensi, 2012. Marzuki, Saleh. Pendidikan Nonformal. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2010. Muliatinah, Sri Santo Budi. “Tingkat Kemiskinan di DKI Jakarta Maret 2015”, Berita Resmi Statistik BPS Provinsi DKI Jakarta. Jakarta, 15 September 2015. Mutaqien, Arip dkk. Menuju Indonesia Sejahtera: Upaya Konkret Pengentasan Kemiskinan . Jakarta: Khanata, 2006. Muwahidah, Siti Sarah dan Zakkiyudin Baidhowy. Islam, Good Governance, dan Pengentasan Kemiskinan . Jakarta: MAARIF Institute for Culture and Humanity, 2007. Nata, Abuddin. Manajemen Pendidikan: Mengatasi Kelemahan Pendidikan Islam di Indonesia . Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2012. Purwanti, Yanti Dewi, Koentjoro, dan Esti Hayu Purnamaningsih. Konsep Diri Perempuan Marginal. Jurnal Psikologi. 2000. Purwanto, Nanang. Pengantar Pendidikan. Yogyakarta: Graha Ilmu, 2014. Ramadhan, Nezatullah. Wawancara. Jakarta, 26 Mei 2015. Salahudin, Anas dan Irwanto Alkrienciehie. Pendidikan Karakter: Pendidikan Berbasis Agama Budaya Bangsa . Bandung: Pustaka Setia, 2013. Sisca Rahmadonna, Farida Hanum dan Arif Rohman, Development of Children Character Through Model of Communication, Education, Information in Marginal Communities in Yogyakarta, Proceeding: Empowering The Primary Education for The Brighter Generation 2013. Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R D . Bandung: Alfabeta, 2010. Wijanarko, Agus, “Pemberdayaan Masyarakat Marjinal yang Bekerja sebagai Pedagang Kaki Lima untuk Meningkatkan Pendapatannya Studi Kasus pada Pedagang Kaki Lima di Simpang Lima Semarang”, Tesis pada Pascasarjana Universitas Negeri Semarang: 2005. tidak dipublikasikan.