Hakikat Belajar dan Hasil Belajar

Kemudian Hasil belajar diperoleh berkat pengalaman. 23 Maksudnya Pemahaman dan struktur kognitif dapat diperoleh seseorang melalui pengalaman melakukan suatu kegiatan. Pemahaman itu sendiri bersifat abstrak. Sesuatu yang abstrak akan mudah diperoleh dengan jalan melakukan kegiatan-kegiatan yang nyata atau kongkret, sehingga orang yang bersangkutan memperoleh pengalaman yang menuntun pada pemahaman yang bersifat abstrak. Lalu Belajar merupakan suatu kegiatan yang mempunyai tujuan. 24 Maksudnya dalam proses belajar, apa yang ingin dicapai sepatutnya dirasakan dan dimiliki setiap siswa. Tujuan belajar bukan berarti tujuan pembelajaran, karena tujuan pembelajaran merupakan tujuan dan harapan yang ingin dicapai guru dari kegiatan yang dilakukan. Berdasarkan prinsip-prinsip belajar yang telah dikemukakan secara gamblang diatas, dapat di tarik kesimpulan bahwa belajar diperoleh dari sebuah proses dari mengenal, mengerti hingga memahami. Belajar juga diperoleh dari sebuah pengalaman yang nantinya akan berakhir pada hasil belajar. Dengan belajar siswa dapat mengalami perubahan tingkah laku. Perubahan tersebut bersifat positif dalam arti berorientasi ke arah yang lebih maju dari keadaan sebelumnya. 3. Tujuan Belajar Dalam buku yang ditulis oleh J.J Hasibuan, dan Moedjiono yang berjudul Proses Belajar Mengajar . ‖ Robert M Gagne mengelompokkan kondisi-kondisi belajar sistem lingkungan belajar sesuai dengan tujuan-tujuan belajar yang ingin dicapai. Gagne mengemukakan delapan macam, yang kemudian disederhanakan menjadi lima macam kemampuan manusia yang merupakan hasil belajar ‖. 25 Kelima macam kemampuan belajar tersebut antara lain: 23 Ibid, hal. 41 24 .Syaiful Bahri Djamarah, dan Aswan Zain. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta. 2006.. Hal 38 25 .JJ.Hasibuan, dan.Moedjiono, Proses Belajar Mengajar, Bandung : Remaja Rosdakarya, 2008 , hal.4 Pertama , Keterampilan intelektual. 26 Maksudnya adalah kecerdasan intelektual yang dimiliki oleh masing-masing peserta didik, setiap peserta didik memilki kemampuan dan latar belakang yang berbeda-beda, oleh karena itu tugas seorang guru adalah memahami masing-masing peserta didik, dan tidak membeda-bedakan masing-masing peserta didik. Kedua , Strategi Kognitif ,Mengatur cara belajar dan berpikir seseorang di dalam arti seluas-luasnya, termasuk kemampuan memecahkan masalah. Masing-masing peserta didik diberikan anugerah berupa akal dan pikiran, bagaimana mengatur cara belajar dan berpikir seseorang adalah tergantung dari masing-masing peserta didik, dalam pendidikan formal di sekolah seorang guru hanyalah sebagai perantara dalam menghubungkan kemampuan yang dimiliki siswa dengan ilmu yang di berikan. 27 Ketiga, Informasi Verbal, Pengetahuan dalam arti informasi dan fakta. Kemampuan ini umumnya dikenal dan tidak jarang. Yakni kemampuan siswa dalam menangkap informasi yang disampaikan oleh guru baik secara verbal maupun non verbal. 28 Keempat , Keterampilan motorik yang diperoleh sekolah antara lain keterampilan menulis, mengetik, dan sebagainya. Setelah seorang siswa berada di lingkungan pendidikan formal, dapat memiliki pengetahuan, karena semua di ajarkan oleh guru, dari jenjang pendidikan dasar, menengah, dan atas. 29 26 Ibid., hal.4 27 Ibid., hal.4 28 Ibid., hal.4 29 JJ.Hasibuan, dan Drs.Moedjiono, Proses Belajar …, hal.4 Kelima, Sikap dan Nilai. Berhubungan dengan arah serta intensitas emosional yang dimiliki seseorang, sebagaimana dapat disimpulkan dari kecenderungannya bertingkah laku terhadap orang, barang atau kejadian. 30 Kelima macam hasil belajar tersebut di atas menyarankan, bahkan mempersyaratkan kondisi-kondisi belajar tertentu sehingga dapat dijabarkan strategi- strategi belajar yang sesuai. Dan pada dasarnya akan menghasilkan tujuan yang diharapkan yakni keberhasilan dalam belajar. 4. Hubungan Belajar dan Berpikir Belajar dan berpikir merupakan 2 proses yang tidak dapat dipisahkan. Meskipun demikian, keduanya merupakan proses-proses yang berbeda. Belajar adalah suatu proses terjadinya perubahan perilaku, tetapi berpikir tidak selalu menghasilkan perubahan perilaku. Berpikir merupakan suatu proses mental yang kasat mata. Proses ini hanya dapat diamati dari perilaku yang nampak. Dengan kata lain, proses berpikir hanya dapat disimpulkan dari perilaku yang diperkirakan diarahkan oleh pikiran sebagai perilaku yang terorganisasi, bukan perilaku yang terjadi sembarangan. Berpikir tidak dapat diamati langsung karena merupakan suatu representasi simbolis baik dari suatu objek, peristiwa, ide atau hubungan-hubungan antara hal-hal tersebut. Representasi simbolis dalam kerangka mental itu kemudian diolah sedemikian rupa sehingga terjadi suatu proses berpikir. Berpikir tidak selalu memecahkan suatu masalah, tetapi juga untuk memebentuk suatu konsep tertentu, serta menimbulkan ide-ide kreatif. Bila pengertian-pengertian diperoleh dari proses berpikir, dapat mengakibatkan perubahan perilaku yang relative permanen, maka proses berpikir tersebut menimbulkan proses belajar. 31 30 JJ.Hasibuan, dan .Moedjiono, Proses Belajar Mengajar, Bandung : Remaja Rosdakarya, 2008 , hal.4 31 Zikri Neni Iska, Psikologi Pengantar Pemahaman Diri dan Lingkungan , Jakarta : Kizi Brother’s, 2006 , hal. 77 Pada dasarnya belajar dan berpikir tidak dapat dipisahkan, belajar tidak akan terjadi tanpa adanya berpikir, begitupun sebaliknya. Jadi keduanya sama-sama saling berkaitan dan berhubungan. 5. Hasil Belajar Setelah melakukan aktivitas belajar, seseorang berhasil atau tidaknya mengalami suatu proses belajar, dapat diukur oleh hasil belajar. ‖Hasil belajar sangat penting untuk diidentifikasi agar kita dapat mengetahui seberapa besar perubahan yang dialami oleh seseorang setelah melakukan aktivitas belajar ‖. 32 Hasil belajar atau evaluasi hasil belajar merupakan salah satu komponen sistem pembelajaran. ‖Keberhasilan proses pembelajaran dapat dilihat dari prestasi belajar yang dicapai siswa ‖. 33 Jadi hasil belajar adalah prestasi yang dapat dihasilkan oleh anak dalam usaha belajarnya, dalam tingkat yang sangat meggembirakan prestasi tersebut dapat dicapai dengan beberapa cara, dimana cara tersebut dapat ditempuh melalui beberapa usaha. ‖Dalam jurnal pendidikan dan kebudayaan, yang diterbitkan oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Pendidikan Nasional, hasil belajar tidak semata-mata didapatkan dengan sendirinya, tetapi melalui usaha yang dilakukan oleh seseorang, usaha yang dilakukan ada yang berasal dari dalam diri seseorang ,bahwa secara psikologis ada dua macam faktor internal yang dapat mempengaruhi hasil belajar yakni faktor kognitif dan afektif siswa ‖. 34 Jika ditinjau dari faktor kognitif yang mempengaruhi hasil belajar siswa adalah a persepsi, b perhatian, c mendengarkan, d ingatan e kesiapan, f struktur kognitif, g intelegensi, h kreativitas, dan i gaya kognitif. Sedangkan jika ditinjau 33 Sumiati, dan Asra. Meode Pembelajaran, Bandun : Wacana Prima, 2008, hal. 20 34 Dimyati, Mudjiono. Belajara Dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta, 2009. Hal 56 dari factor afektif yang dapat mempengaruhi hasil belajar adalah a motivasi dan kebutuhan, b minat, c konsep diri, d aspirasi, e kecemasan, f sikap. 35 Dengan demikian peranan faktor-faktor kognitif dan afektif tersebut sangat mempengaruhi dalam hasil belajar siswa dapat berbentuk pengaruh sendiri-sendiri maupun bersama-sama dan dapat secara langsung maupun tidak langsung, bahkan ada salah satu faktor yang mempengaruhi satu faktor yang mempengaruhi faktor lain.

C. Penelitian Yang Relevan

Sebagai bahan rujukan peneliti dalam melakukan penelitian, seperti yang telah dilakukan beberapa peneliti sebelumnya, yaitu: Inaidi Septiar, Penerapan Enrichment Model Renzulli Sebagai Upaya Meningkatkan Keaktifan Siswa Dalam Pembelajaran Sejarah. Penelitian Tindakan Kelas Di Kelas Xi Ips 4 Sma Pasundan 2 Bandung. Menyimpulkan bahwa siswa yang menerapkan metode Enrichment model Renzulli lebih baik hasil belajarnya. 36

D. Hakikat Sosiologi

1. Pengertian Sosiologi

Sosiologi berasal dari bahasa Latin yaitu Socius yang berart kawan, teman sedangkan Logos berarti ilmu pengetahuan. Ungkapan ini dipublikasikan diungkapkan pertama kalinya dalam buku yang berjudul Cours De Philosophie 35 Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Pebdidikan Nasional, Vol.IX Edisi Desember 2006. Hal. 897 36 Inaidi Septiar, Penerapan Enrichment Model Renzulli Sebagai Upaya Meningkatkan Keaktifan Siswa Dalam Pembelajaran Sejarah . Penelitian Tindakan Kelas Di Kelas Xi Ips 4 Sma Pasundan 2 Bandung. Positive . Walaupun banyak definisi tentang sosiologi namun umumnya sosiologi dikenal sebagai ilmu pengetahuan tentang masyarakat. 37 Masyarakat adalah sekelompok individu yang mempunyai hubungan, memiliki kepentingan bersama, dan memiliki budaya. Sosiologi hendak mempelajari masyarakat, perilaku masyarakat, dan perilaku sosial manusia dengan mengamati perilaku kelompok yang dibangunnya. Sebagai sebuah ilmu, sosiologi merupakan pengetahuan kemasyarakatan yang tersusun dari hasil-hasil pemikiran ilmiah dan dapat di kontrol secara kritis oleh orang lain atau umum. 38 a. Istilah Sosiologi sebagai cabang Ilmu Sosial dicetuskan pertama kali oleh ilmuwan Perancis, bernama August Comte tahun 1842 dan kemudian dikenal sebagai Bapak Sosiologi. Sosiologi sebagai ilmu yang mempelajari tentang masyarakat lahir di Eropa karena ilmuwan Eropa pada abad ke-19 mulai menyadari perlunya secara khusus mempelajari kondisi dan perubahan sosial para ilmuwan itu kemudian berupaya membangun suatu teori sosial berdasarkan ciri-ciri hakiki masyarakat pada tiap tahap peradaban manusia. Comte membedakan antara sosiologi statis, dimana perhatian dipusatkan pada hukum-hukum statis yang menjadi dasar adanya masyarakat dan sosiologi dinamis dimana perhatian dipusatkan tentang perkembangan masyarakat dalam arti pembangunan. Rintisan Comte tersebut disambut hangat oleh masyarakat luas, tampak dari tampilnya sejumlah ilmuwan besar di bidang sosiologi. Mereka antara lain Herbert Spencer, Karl Marx, Emile Durkheim, Ferdinand Tönnies, Georg Simmel, Max Weber, dan Pitirim Sorokinsemuanya berasal dari Eropa. Masing- masing berjasa besar menyumbangkan beragam pendekatan mempelajari masyarakat yang amat berguna untuk perkembangan Sosiologi. 37 DoylePaulJhonson dit erjemahkan Oleh RobrtM.Z Lawang‖Teori Sosiologi Klasik Dan Modern”:Jakarta,1980 PT. Gramedia Pustaka Utama. Hal 5. 38 http: www.wikipedia.Indonesiahakikatsosiologi.org.com. b. Émile Durkheim — ilmuwan sosial Perancis — berhasil melembagakan Sosiologi sebagai disiplin akademis. Emile memperkenalkan pendekatan fungsionalisme yang berupaya menelusuri fungsi berbagai elemen sosial sebagai pengikat sekaligus pemelihara keteraturan sosial. c. Di Inggris Herbert Spencer mempublikasikan Sosiology dan memperkenalkan pendekatan analogi organik, yang memahami masyarakat seperti tubuh manusia, sebagai suatu organisasi yang terdiri atas bagian- bagian yang tergantung satu sama lain. d. Karl Marx memperkenalkan pendekatan materialisme dialektis, yang menganggap konflik antar-kelas sosial menjadi intisari perubahan dan perkembangan masyarakat. e. Max Weber memperkenalkan pendekatan verstehen pemahaman, yang berupaya menelusuri nilai, kepercayaan, tujuan, dan sikap yang menjadi penuntun perilaku manusia. f. Di Amerika Lester F. Ward mempublikasikan Dynamic Sosiology.

2. Pokok Bahasan Sosiologi

Pokok bahasan sosiologi ada empat: a. Fakta sosial sebagai cara bertindak, berpikir, dan berperasaan yang berada di luar individu dan mempunyai kekuatan memaksa dan mengendalikan individu tersebut. Contoh, di sekolah seorang murid diwajibkan untuk datang tepat waktu, menggunakan seragam, dan bersikap hormat kepada guru. Kewajiban- kewajiban tersebut dituangkan ke dalam sebuah aturan dan memiliki sanksi tertentu jika dilanggar. Dari contoh tersebut bisa dilihat adanya cara bertindak, berpikir, dan berperasaan yang ada di luar individu sekolah, yang bersifat memaksa dan mengendalikan individu murid. b. Tindakan sosial sebagai tindakan yang dilakukan dengan mempertimbangkan perilaku orang lain. Contoh, menanam bunga untuk kesenangan pribadi bukan merupakan tindakan sosial, tetapi menanam bunga untuk diikutsertakan dalam sebuah lomba sehingga mendapat perhatian orang lain, merupakan tindakan sosial. c. Khayalan sosiologis sebagai cara untuk memahami apa yang terjadi di masyarakat maupun yang ada dalam diri manusia. Menurut Wright Mills, dengan khayalan sosiologi, kita mampu memahami sejarah masyarakat, riwayat hidup pribadi, dan hubungan antara keduanya. Alat untuk melakukan khayalan sosiologis adalah permasalahan troubles dan isu issues. Permasalahan pribadi individu merupakan ancaman terhadap nilai- nilai pribadi. Isu merupakan hal yang ada di luar jangkauan kehidupan pribadi individu. Contoh, jika suatu daerah hanya memiliki satu orang yang menganggur, maka pengangguran itu adalah masalah. Masalah individual ini pemecahannya bisa lewat peningkatan keterampilan pribadi. Sementara jika di kota tersebut ada 12 juta penduduk yang menganggur dari 18 juta jiwa yang ada, maka pengangguran tersebut merupakan isu, yang pemecahannya menuntut kajian lebih luas lagi. d. . Realitas sosial adalah penungkapan tabir menjadi suatu realitas yang tidak terduga oleh sosiolog dengan mengikuti aturan-aturan ilmiah dan melakukan pembuktian secara ilmiah dan objektif dengan pengendalian prasangka pribadi, dan pengamatan tabir secara jeli serta menghindari penilaian normatif.

3. Ciri-Ciri dan Hakikat Sosiologi

Sosiologi merupakan salah satu bidang ilmu sosial yang mempelajari masyarakat. Sosiologi sebagai ilmu telah memenuhi semua unsur ilmu pengetahuan.

Dokumen yang terkait

Penerapan variasi stimulus untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi pokok bahasan pendapatan nasional kelas X di SMA Negeri 12 Kota Tangerang Selatan

0 8 187

PENERAPAN CD PEMBELAJARAN LABORATORIUM MAYA PADA POKOK BAHASAN KELISTRIKAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS X SMA N 2 SEMARANG

0 6 60

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOFERATIFTIPEJIGSAW PADA PELAJARAN MATEMATIKA DENGAN POKOK BAHASAN WAKTU UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA.

0 0 33

PENERAPAN CD PEMBELAJARAN LABORATORIUM MAYA PADA POKOK BAHASAN KELISTRIKAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS X SMA N 2 SEMARANG.

0 0 1

(ABSTRAK) EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN BERMAIN PERAN DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SOSIOLOGI MATERI INTERAKSI SOSIAL PADA SISWA KELAS X DI SMA NEGERI 1 KLIRONG KEBUMEN.

0 0 3

(ABSTRAK) PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS X PADA MATA PELAJARAN KETERAMPILAN ELEKTRONIKA SISWA SMAN 1 KUDUS.

0 0 2

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI KELAS X-3 SMA NEGERI 1 MOJOLABAN.

0 1 19

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS X-3 PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI SMA NEGERI KEBAKKRAMAT TAHUN AJARAN 2015/2016.

0 0 18

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SOSIOLOGI SISWA KELAS X-3 SMA NEGERI 1 NOGOSARI TAHUN PELAJARAN 2015/2016.

0 1 16

Penerapan Model Learning Cycle 6e Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Hidrokarbon Di Kelas X SMA Negeri 3 Pekanbaru

0 0 6