44
b. Tindakan  menunjuk  pada  sutu  gerak  kegiatan  yang  sengaja  dilakukan
dengan tujuan tertentu. Dalam penelitian berbentuk rangkaan siklus unutk kegiatan siswa.
c. Kelas  dalam  hal  ini  tidak  terikan  pada  pengertian  ruang  kelas,  tetapi
pengertian  yang  lebih  spesifik.  Seperti  yang  sudah  lama  dikenal  dalam bidang pendidikan dan pengajaran,  yang dimaksud dengan istialah  kelas
adalah  kelompok  siswa  yang  dalam  waktu  yang  sama,  menerima pelajaran yang sama dari guru yang sama pula.
47
Jadi PTK atau Classroom Action Research CAR adalah penelitian tindakan yang  dilaksanakan  oleh  guru  didalam  kelas,  yang  hakikatnya  dilakukan  dalam
rangkaian guna memecahkan masalah.
2.    Prinsip Penelitian Tindakan Kelas
Selain  memiliki  keunggulan,  PTK  mempunyai  beberapa  prinsip  yang  harus diperhatikan oleh guru disekolah. Prinsip tersebut diantaranya:
a. Tidak mengganggu pekerjaan utama guru yaitu mengajar
b. Metode  pengumpulan  data  tidak  menuntut  metode  yang  berlebihan
sehingga  mengganggu proses pembelajaran c.
Metodelogi yang digunakan harus cukup realibel sehingga hipotesis yang dirumuskan cukup meyakinkan
d. Masalah  yang  diteliti  adalah  masalah  pembelajaran  di  kelas  yang  cukup
merisaukan guru dan guru memiliki komitmen untuk mencari solusinya e.
Guru harus konsisten terhadap etika pekerjaannya dan mengindahkan tata krama organisasi. Masalah yang diteliti sebaiknya diketahui oleh pimpinan
sekolah dan guru sejawat sehingga hasilnya cepat tersosialisasi
47
Suharsimi Arikunto dkk,  Penelitian Tindakan Kelas,  Jakarta : Bumi Aksara, 2008 , hlm, 2-3
45
f. Masalah  tidak  hanya  berfokus  pada  konteks  kelas,  melaikan  prespektif
misi  sekolah  secara  keseluruhan  perlu  kerjasama  antara  guru  dan dosen.
48
4. Model Penelitian Tindakan Kelas
Ada beberapa ahli  yang mengemukakan model penelelitian tindakan dengan bagan yang berbeda, namun secara garis besar terdapat empat tahapan yang lazim
dilalui,  yaitu  1  perencanaan,  2  pelaksanaan,  3  pengamatan,  dan  refleksi. Adapun model dan penjelasan untuk masing-masing tahap adalah sebagai berikut
model penelitian tindakan kelas kemmis dan mc taggrat
49
Bagan  3.1  Model  Penelitian  Tindakan  Kelas Kemmis  dan  Mc
Taggrat
48
Wijaya Kusuma,  Dedi Dwitagama, Mengenal Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta : PT Permata Puri Media, 2010, cet. 2, hal. 17
49
Trianto, Panduan Lengkap Penelitian Tindakan Kelas Teori dan Praktik ,  Jakarta : Prestasi Pustaka, 2011 , hal. 30
Perencanaan Refleksi
Siklus I Pelaksanaan
Pengamatan Perencanaan
Siklus II Refleksi
Pelaksanaan Pengamatan
?
46
Tahap I : Menyusun Rencana Tindakan Planing
Dalam tahap ini peneliti menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan, dimana, oleh siapa, dan bagaiman tindakan tersebut dilakukan.
―Dalam tahap penyusunan rancangan  ini  peneliti  menentukan  titik  atau  fokus  peristiwa  yang  perlu
mendapatkan  perhatian  khusus  untuk  diamati,  kemudian  membuat  sebuah instrumen    pengamatan  untuk  membantu  peneliti  untuk  merekam  fakta  yang
terjadi selama tindakan berlangsung ‖.
50
Tahap II: Pelaksanaan Tindakan Akting
Tahap  ke-2  dari  penelitian  tindakan  adalah  pelaksanaan  yang  merupakan implementasi  atau  penerapan  isi  rancangan,  yaitu  mengenakan  tindakan  dikelas.
Hal yang perlu diingat adalah bahwa tahap ke-2 ini pelaksana guru harus ingat dan berusaha menaati apa yang sudah dirumuskan dalam rancangan, tetapi pula harus
berlaku  wajar,  tidak  dibuat-buat.  Dalam  refleksi,  berkaitan  antara  pelaksana dengan  perencanaan  perlu  diperhatikan  secara  seksama  agar  sikron  dengan
maksud semula.
Tahap III: Pengamatan observation
Tahap  ke-3,  yaitu  kegiatan  pengamatan  yang  dilakukan  oleh  pengamat. Ketika guru tersebut sedang melakukan tindakan, karena hatinya menyatu dengan
kegiatan,  tentu  tidak  sempat  menganalisis  peristiwanya  sedang  terjadi.  Oleh karena itu, kepada guru pelaksana yang status sebagai pengamat agar melakukan
―pengamatan  balik‖  terhadap  apa  yang  terjadi  ketika  tindakan  berlangsung. Sambil  melakukan  engmatan  balik  ini,  guru  pelaksana  mencatat  sedikit  demi
sedikit apa yang terjadi agar memperoleh data yang akurat untuk perbaikan siklus berikutnya.
50
Suyadi, Panduan Penelitian Tindakan Kelas,  Yogyakarta:  DIVA Pers, 2009 , hal. 50.
47
Tahap IV: Refleksi
Tahap  ke-4  merupakan  kegiatan  untuk  mengemukakan  kembali  apa  yang sudah  dilakukan.  Kegiatan  refleksi  ini  sangat  tepat  dilakukan  ketika  guru
pelaksana sudah selesai melakukan tindakan, kemudian berhadapan dngan peneliti untuk  mediskusikan  implementasi  rancangan  tindakan.  Apabila  guru  pelaksana
juga  berstatus  sebagai  pengamat,  yaitu  mengamati  apa  yang  ia  lakukan,  maka refleksi  dilakukan  terhadap  diri  sendiri.  Dengan  kata  lain,  guru  tersebut  melihat
dirinya  kembali  melakukan  ―dialog‖  untuk  menemukan  hal-hal  yang  sudah dirasakan  memuaskan  hati  karena  sudah  sesuai  dengan  rancangan  dan  secara
cermat  mengenali  hal-hal  yang  msaih  perlu  diperbaiki.  Jika  penelitian  tindakan dilakukan  melalui  beberapa  siklus,  maka  dalam  refleksasi  terakhir,  peneliti
menyampaikan  rencana  yang  disarankan  keppada  peneliti  lain  apabila  dia mengentikan  kegiatannya  atau  kepada  diri  sendiri  apabila  akan  melakukan  pada
kesmptan  lain.  Catatan-catatan  penting  yang  dibuat  sebaik  rinci  sehingga  siapa pun  yang  akan  melaksanakan  dalam  kesempatan  lain  tidak  akan  menjumpai
kesulitan.
51
Berikut  adalah  bagan  prosedur  penelitian  metode  pembelajaran Enrichment Model Renzulli
adapun rancangan penelitian  adalah sebagai berikut
51
Suharsimi Arikunto dkk,  Penelitian Tindakan Kelas,  Jakarta : Bumi Aksara, 2008 , hlm.16- 20
48
Penelitian Pendahuluan
Kegiatan Persiklus
Siklus I Sosialisasi pembelajaran dengan
menggunakan metode pembelajaran Enrichment Model Renzulli
Tahap Perencanaan Merancang pembelajaran dengan
model pembelajaran Enrichment Model Renzulli
Tahap Pelaksanaan Tindakan Melaksanakan pembelajaran
Sosiologi sesuai dengan apa yang sudah direncanakan
Tahap Observing dan Reflecting Melakukan refleksi yang diperoleh
selama siklus I
Harapan : Meningkatkan hasil belajar Sosiologi siswa pada materi Interaksi Sosial
Bagan 3.2 Prosedur Penelitian Enrichment Model Renzulli
Observasi Wawancara guru
Wawancara siswa
Planning Acting
Observing Reflecting
Planning Siklus II
Acting Observing
Reflecting
Pembelajaran yang diterapkan dalam penelitian ini adalah penggunaan metode pembelajaran  Enrichment  Model  Renzulli  yang  bertujuan  untuk  mengatasi
permasalahan dalam pembelajaran Sosiologi.
49
C .
Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas X-1 SMA An –Najah dengan
jumlah siswa 24 siswa. Pertimbangan pengambilan subjek penelitian ini dilakukan pada  kelas  X-1  adalah  pertimbangan  dari  nilai  sosiologi  yang  di  peroleh  siswa
lebih rendah di banding kelas lainnya, selain itu menurut wawancara dengan guru Sosiologi dan observasi langsung di kelas X-1, sebagian besar siswa sedikit nakal,
dan sulit di atur walaupun sebenarnya mereka pintar, dan memiliki kemampuan. Dengan  memilih  kelas  ini  diharapkan  pengaruh  penerapan  metode  pembelajaran
terhadap  hasil  belajar  Sosiologi  siswa  dapat  signifikan  terlihat  dibandingkan dengan siswa-siswa kelas lain yang memiliki kemampauan akademis yang tinggi.
Dengan  hipotesis  bahwa  dengan  menggunakan  kelas  yang  standar  diharapkan pengaruh  penerapan  metode  pembelajaran  Sosiologi    akan  signifikan  terlihat
hasilnya gagal atau berhasil dalam meningkatkan  hasil belajar Sosiologi siswa.
D.  Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian
Pada  penelitian  tindakan  kelas,  peneliti  berperan  sebagai  pelaku  penelitian. Peneliti  bekerja  sama  dengan  guru  mata  pelajaran  sosiologi  sebagai  kolaborator
dan  observer.  Sebagai  kolabolator  yaitu  membantu  peneliti  membuat  Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP, melakukan refleksi, serta menentukan tindakan-
tindakan  yang  akan  dilakukan  pada  siklus  selanjutnya.  Sebagai  observer  yaitu memberi penilalian terhadap peneliti dalam melakukan proses pengajaran dengan
menerapkan  metode  Enrichment  Model  Renzulli,  mengamati  aktivitas  siswa selama  proses  pembelajaran,  dan  menilai  hasil  belajar  Sosiologi    siswa  setelah
diberikan Pre test dan Post test di setiap siklus. Untuk mencapai hasil penelitian yang  akurat  dan  sesuai  dengan  tujuan  penelitian,  maka  dibutuhkan  solidaritas
yang  kuat  antara  peneliti  dengan  guru  mata  pelajaran.  Keduanya  sama-sama mempunyai peranan yang sangat penting.
50
E. Tahap Intervensi Tindakan
1. Pra Penelitian
Penelitian  tindakan  diawali  dengan  melakukan  penelitian  pendahuluan kemudian  akan  dilanjutkan  dengan  siklus  I  dan  siklus  selanjutnya  hingga
mencapai  indikator  keberhasilan.  Adapun  uraian-uraian  dari  tahap-tahap penelitian diatas dimulai dengan Siklus I kemudian berlanjut ke Siklus II adalah
sebagai berikut : a.
Pengamatan keadaan kelas Pada  kegiatan  ini  peneliti  mengadakan  pengamatan  awal  terhadap
proses  pembelajaran  di  kelas  X-1  SMA  An-Najah.  Waktu  pelaksanaan observasi  yakni satu minggu pada saat pembelajaran Sosiologi Observasi
awal  yang  diamati  meliputi  proses  belajar  mengajar,  keadaan  kelas, fasilitas  pembelajaran  di  kelassekolah  serta  strategi  guru  dalam
memberikan pengajaran. b.
Wawancara Wawancara  dilakukan  terhadap  guru  mata  pelajaran  Saosiologi  dan
siswa.  Tujuannya  adalah  untuk  mengetahui  gambaran  umum  mengenai proses pembelajaran Sosiologi, untuk mengetahui minat dan hasil belajar
siswa  terhadap  mata  pelajaran  Sosiologi,  serta  untuk  mengetahui permasalahan  yang  dihadapi  oleh  guru  dalam  proses  pembelajaran
Sosiologi di kelas. c.
Refleksi Analisis  dan  refleksi  dari  kegiatan  penelitian  pendahuluan  pra
penelitian  dilakukan  untuk  menganalisis  data  yang  diperoleh  pada penelitian pendahuluan, setelah itu direfleksikan untuk memperoleh cara
yang  tepat  untuk  mengatasi  permasalahan  yang  muncul  sehingga  dapat diberikan  tindakan  yang  tepat  pada  tahap  pelaksanaan  pembelajaran
selanjutnya.
51
2.  Siklus I
a.   Perencanaan Tindakan
1. Membuat RPP pada konsep ―Interaksi Sosial―.
2. Menyusun alat evaluasi berupa tes hasil belajar, lembar observasi
terhadap  proses belajar yang telah ditetapkan. 3.
Menyiapkan hand out wacana dan video untuk media pembelajaran siswa.
b. Pelaksanaan Tindakan
Sebelum  dilaksanakan  tindakan,  maka  terlebih  dahulu  dilakukan  observasi terhadap kesiapan siswa untuk mengikuti pelajaran melalui tanya jawab di kelas
dan kesiapan piranti dalam proses belajar sesuai dengan secenario sebagai berikut
1. Melaksanakan Pre test
2. Penyampaian  konsep  ―Interaksi  Sosial―  melalui  demonstrasi  di  depan
kelas sebagai pendahuluan. 3.
Pelaksanaan  metode  Enrichment  Model  Renzulli,  dimana  siswa  , diperkenalkan  dengan  penanaman  wawasan  yang  menarik  dengan
menganalisis pengetahuan umum yang dia sukai kemudian mengaitkannya dengan materi dan selanjutnya mepresentasikannya.
4. Mendokumentasikan kegiatan penelitian di dalam kelas.
c. Observasi dan Evaluasi
Observasi dilakukan selama proses belajar mengajar untuk memantau aktivitas siswa. Sedangkan evaluasi dilakukan untuk mengukur  tingkat pamahaman siswa
terhadap konsep ―Interaksi Sosial melalui evaluasi Post Test pada akhir siklus.
d. Refleksi
Peneliti  bersama  guru  mata  pelajaran  sosiologi  yang  bertugas  sebagai kolaborator  dan  observer  menganalisis  sekaligus  mengevaluasi  proses
pembelajaran  pada  siklus  I,  tindakan  yang  diberikan  sudah  sesuai  atau  belum dengan konsep penelitian. Hasil penelitian siklus I dibandingkan dengan indikator
52
keberhasilan.  Hasil  observasi  dan  evaluasi  tersebut  selanjutnya  digunakan  untuk merefleksi  sampai  sejauh  mana  kegiatan  yang  dilakukan  dapat  meningkatkan
pemahaman serta hasil belajar Sosiologii siswa.
3.   Siklus II
Tahapan kegiatan dilakukan pada siklus II sama seperti pada siklus I, hanya saja  pada  siklus  II  dilakukan  perbaikan-perbaikan  tindakan  guna  mencapai
ketuntasan yang diinginkan. Adapun tahapan pada siklus II, sebagai berikut :
a. Perencanaan Tindakan
1. Membuat  desain  recana  pembelajaran  dengan  metode  Enrichment
Model Renzulli di kelas, mekanisme observasi dan tes.
2. Menyusun  alat  evaluasi  berupa  tes  hasil  belajar,  lembar  observasi
terhadap proses belajar yang ditetapkan. 3.
Membuat hand out wacana  untuk media pembelajaran siswa.
b. Pelaksanaan
1. Melaksanakan Pre Test
2. Penyampaian konsep ― Interaksi Sosial ― melalui demonstrasi di depan
kelas sebagai pendahuluan. 3.
Pelaksanaan  model  Enrichment  Model  Renzulli  dimana  siswa memecahkan masalah melalui wacana yang berisi kalimat panjang dan
gambar  secara  berkelompok,  masing-masing  anggota  dalam  setiap kelompok saling bekerja sama satu sama lain untuk dapat memecahkan
permasalahan,  dengan  membaca,  lalu  menganalisis  dan  membuat laporan, setelah itu dipresentasikan didepan kelas.
4. Mendokumentasikan kegiatan penelitian di dalam kelas
c. Observasi
Pencatatan  aktifitas  siswa  pada  siklus  II  melalui  lembar  observasi  dan catatan lapangan, serta pemberian tes evaluasi belajar siklus II.