c. Langkah-langkah menjadi Pemikir Kritis
Berpikir kritis memerlukan pendekatan yang sistematis dan terorganisasi. Seorang pemikir kritis akan bertanya, memeriksa
dengan teliti asumsi-asumsi, memandang segala sesuatu dari sudut pandang yang berbeda-beda. Hal tersebut harus dilatih secara
sistematis dan teratur, dan harus diterapkan dalam situasi yang berbeda-beda. Setiap orang dapat belajar untuk berpikir dengan
kritis karena otak manusia secara konstan berusaha untuk memahami pengalaman. Dalam berpikir kritis terdapat hal yang
dapat mengembangkan kemampuan berpikir, seperti meneliti asumsi, menghargai bukti, dan memeriksa bahasa dengan teliti.
Langkah-langkah pemikir kritis ini disajikan dalam bentuk pertanyaan, karena dengan menjawab pertanyaan seorang siswa
dilibatkan dalam kegiatan mental yang mereka perlukan untuk mendapatkan pemahaman yang mendalam. Pertanyaan ini
dikemukakan sesuai dengan urutan untuk meneliti secara menyeluruh setiap masalah, isu, proyek, atau keputusan yang
dihadapi. Menerapkan langkah-langkah ini akan membantu mereka menjadi pemikir kritis. Langkah-langkah menjadi pemikir kritis
adalah sebagai berikut: 1
Apa sebenarnya isu, masalah, keputusan, atau kegiatan yang sedang dipertimbangkan? Ungkapkan dengan jelas.
Sebuah masalah atau isu dapat diteliti apabila sebelumnya masalah itu digambarkan dengan jelas. Selanjutnya Johnson
mengutip pendapat Ruggiero, bahwa pemecahan masalah adalah mencari tindakan terbaik yang harus diambil dan
analisis isu adalah mencari keyakinan yang paling masuk akal. 2
Apa sudut pandangnya? Sudut pandang adalah sudut pribadi yang digunakan
dalam memandang sesuatu. Seorang pemikir kritis harus berusaha menangguhkan sementara pilihan subjektifnya. Pada
saat yang sama melakukan pertimbangan-pertimbangan dan waspada terhadap bukti yang lemah untuk meningkatkan
pengetahuan dan mendapatkan pemahaman. 3
Apa alasan yang diajukan? Keyakinan dan tindakan pada dasarnya diambil atas
alasan yang masuk akal. Selanjutnya mengutip pendapat Gray dan Herr, alasan bisa berupa sebuah hubungan yang biasa saja,
penjelasan atas suatu kejadian, dan menegaskan sebuah ide umum. Pemikir kritis memiliki tugas mengidentifikasi alasan
dan bertanya apakah alasan-alasan yang dikemukakan masuk akal sesuai dengan konteksnya, sehingga dapat ditarik
kesimpulan sesudahnya. 4
Asumsi-asumsi apa saja yang dibuat? Asumsi adalah ide-ide yang diterima apa adanya.
Mengutip pendapat Browne dan Keeley, seorang pemikir kritis tidak mudah memasukkan asumsi dalam argumennya, dan
tidak mudah menerima asumsi yang terdapat dalam materi yang dibuat oleh orang lain. Asumsi dapat diterima apabila
jelas, logis, didasarkan pada pengalaman yang luas, dan didukung dengan fakta.
5 Apakah bahasanya jelas?
Dalam mamahami sebuah makna seorang pemikir kritis memperharikan kata-kata. Kata-kata dapat membentuk ide,
sehingga pemikir kritis harus terus menerus memeriksa bahasa mereka sendiri maupun orang lain. Kata-kata yang tidak
digunakan dengan tepat akan mengurangi pemahaman. 6
Apakah alasan didasarkan pada bukti-bukti yang meyakinkan? Bukti adalah informasi yang akurat dan dapat
dipercaya. Dengan adanya bukti dapat mendukung sebuah kesimpulan, membedakan pengetahuan dengan keyakinan, dan
membuktikan sebuah pendapat. Tugas seorang pemikir kritis
adalah menilai bukti. Bukti yang dipercaya memiliki sifat, yaitu:
a Tidak bertentangan dengan pokok masalah
b Berasal dari sumber-sumber terbaru
c Akurat
d Dapat diuji
7 Kesimpulan apa yang ditawarkan?
Setelah mengumpulkan
data dan
mengevaluasi informasi untuk memecahkan sebuah masalah, pemikir kritis
mulai merumuskan kesimpulan yang tepat. Pemikir kritis meneliti alasan, bukti dan logika untuk membenarkan
kesimpulan. Langkah-langkah yang efektif untuk menentukan sebuah kesimpulan adalah sebagai berikut:
a Mengidentifikasi alasan
b Apakah kesimpulan yang diambil sesuai dan konsisten
dengan alasan yang mendasarinya. 8
Apakah implikasi dari kesimpulan-kesimpulan yang sudah diambil?
Kesimpulan mempunyai efek samping baik menyangkut persoalan pribadi maupun umum. Pemikir kritis berusaha untuk
memprediksi dan mengevaluasi semua efek samping yang akan timbul. Jika kesimpulan yang diambil tidak berdampak negatif,
maka akan diambil.
21
d. Indikator Berpikir Kritis