Tabel 4.15 Ketercapaian Proses Pembelajaran pada Setiap Pertemuan
Model Pembelajaran
Jumlah Indikator yang Tercapai pada Pertemuan Ke-
Jumlah 1
2
PBL 5
13 18
29,41 76,47
52,94
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa terdapat peningkatan indikator yang tercapai pada setiap pertemuan, dan hal ini berarti bahwa adanya peningkatan
ketercapaian proses pembelajaran. Pada pertemuan pertama jumlah indikator yang tercapai sebesar 29,41 dan pada pertemuan kedua terjadi peningkatan menjadi
76,47 . Dari hasil observasi yang dilakukan observer secara kontinu pada setiap
pertemuan pembelajaran berdasarkan masalah Problem Based LearningPBL, maka dapat disimpulkan bahwa keaktifan siswa selama proses pembelajaran merupakan
faktor yang turut mempengaruhi peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa.
C. Pembahasan
Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran biologi dengan menggunakan model pembelajaran berdasarkan masalah Problem Based
LearningPBL pada konsep Hama Dan Penyakit Tumbuhan yang diterapkan di kelas eksperimen dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa secara signifikan.
Ini dapat dilihat dari hasil tes kemampuan berpikir kritis siswa setelah diberikan pembelajaran dengan model Pembelajaran Berdasarkan Masalah Problem Based
LearningPBL yang lebih tinggi dari hasil tes kemampuan berpikir kritis siswa sebelum diberikan pembelajaran dengan model Pembelajaran Berdasarkan Masalah
Problem Based LearningPBL. Hal ini terbukti pada pengujian hipotesis yang menggunakan uji-t, dengan membandingkan nilai t hitung dengan t tabel, kemudian
diperoleh nilai t hitung t tabel.
Pada kelas eksperimen diterapkan model Pembelajaran Berdasarkan Masalah Problem Based LearningPBL, dan model pembelajaran ini juga ternyata
mampu meningkatkan keefektifan pembelajaran sehingga dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Ida Bagus
Putu Arnyana yang menunjukkan bahwa model Pembelajaran Berdasarkan Masalah Problem Based Learning dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa
pada pelajaran biologi.
1
Sebelum dilaksanakannya pembelajaran dengan menggunakan model Pembelajaran Berdasarkan Masalah Problem Based Leaning, proses pembelajaran
didominasi oleh guru. Siswa tidak turut aktif dalam mengikuti semua kegiatan pembelajaran. Setelah dilaksanakan kegiatan pembelajaran menggunakan model
pembelajaran berdasarkan masalah Problem Based Leaning siswa lebih aktif dalam mengikuti pembelajaran, guru tidak mendominasi kelas, siswa juga mampu belajar
mandiri. Pembelajaran dengan model Pembelajaran Berdasarkan Masalah
Problem Based Leaning merupakan salah satu model pembelajaran yang dapat digunakan untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa, selain itu
pembelajaran ini juga dapat meningkatkan keterlibatan siswa atau keaktifan siswa selama mengikuti proses pembelajaran. Sehingga dapat mengubah proses
pembelajaran yang berpusat pada guru menjadi pembelajaran yang berpusat pada siswa. Kemampuan berpikir kritis itu sendiri memiliki dua belas indikator, namun
yang digunakan dalam penelitian ini hanya empat indikator saja, yaitu menganalisis pertanyaan, bertanya dan menjawab pertanyaan tentang suatu penjelasan, mendeduksi
dan mempertimbangkan hasil deduksi, serta menentukan tindakan. Pada kelas eksperimen, setelah dilaksanakan pembelajaran dengan model
pembelajaran berdasarkan masalah Problem Based Leaning diperoleh hasil rata-rata ketercapaian indikator berpikir kritis yang lebih tinggi daripada hasil rata-rata
1
Ida Bagus Purtu Arnyana, “Penerapan Model PBL Pada Pelajaran Biologi Untuk
Meningkatkan Kompetensi Dan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Singaraja Tahun Pelajaran 20062007
”, Jurnal Pendidikan dan Pengajaran UNDIKSHA , No 2 TH XXXX, April 2007.
ketercapaian indikator kemampuan berpikir kritis sebelum digunakannya model Pembelajaran Berdasarkan Masalah Problem Based LearningPBL. Hal ini
menunjukkan adanya peningkatan ketercapaian indikator berpikir kritis yang diperoleh siswa. Adapun indikator kemampuan berpikir kritis yang mengalami
peningkatan yaitu diantaranya adalah menganalisis pertanyaan, menentukan tindakan, serta mendeduksi dan mempertimbangkan hasil deduksi. Namun ada satu indikator
kemampuan berpikir kritis yang tergolong masih rendah yaitu kemampuan bertanya dan menjawab pertanyaan tentang suatu penjelasan. Rendahnya kemampuan bertanya
dan menjawab pertanyaan siswa diduga disebabkan oleh kebiasaan siswa pada pembelajaran sebelumnya yang bersifat pasif dan hanya mendengarkan penjelasan
dari gurunya. Pembelajaran menggunakan model pembelajaran berdasarkan masalah
Problem Based Learning merupakan pengalaman baru bagi siswa karena model pembelajaran ini belum pernah diterapkan sebelumnya pada kelas ini. Selama proses
penelitian ada tujuh belas indikator yang dikembangkan berdasarkan lima tahap model Pembelajaran Berdasarkan Masalah Problem Based Learning yaitu, tahap
pertama meliputi: siswa memahami tujuan pembelajaran, siswa menunjukkan minat dan motivasi terhadap masalah yang disajikan, siswa memahami masalah yang
disajikan. Tahap kedua meliputi: mulai menuliskan tugas-tugas belajar yang berhubungan dengan masalah-masalah yang disajikan, merencanakan pemecahan
masalah secara bersama-sama dalam kelompoknya. Tahap ketiga meliputi: mengumpulkan informasi dari berbagai sumber sebagai persiapan pemecahan
masalah, melakukan penyelidikan dalam upaya pemecahan masalah, saling bertukar informasi untuk memecahkan masalah dengan teman dalam kelompoknya,
memberikan kontribusi ide pemecahan masalah, mendengarkan pendapat orang lain dalam diskusi kelompok, mengikuti instruksi yang diberikan di lembar kerja siswa
dalam pemecahan masalahnya, mengumpulkan tugas laporan penyelidikan dengan baik dan tepat waktu. Tahap keempat meliputi: menyajikan laporan tersebut dalam
diskusi kelas, secara aktif melibatkan dirinya dalam diskusi kelas. Tahap kelima meliputi: melakukan analisis dan evaluasi terhadap hasil kerja kelompoknya dalam
pemecahan masalah, membandingkan hasil kerja pemecahan masalahnya dengan
pemecahan masalah yang diinformasikan guru atau pemecahan masalah yang dilakukan kelompok lain, menyimpulkan hasil pembelajaran berdasarkan pada hasil
penyelidikan yang dilakukan oleh semua kelompok. Pada hasil observasi proses pembelajaran berdasarkan masalah Problem
Based LearningPBL yang dilakukan pada pertemuan pertama dari tujuh belas indikator Pembelajaran Berdasarkan MasalahPBL terdapat dua belas indikator yang
tergolong masih rendah atau jumlah siswa yang melakukannya kurang dari setengah dari jumlah siswa yang diharapkan 50, ke dua belas indikator tersebut adalah
siswa memahami tujuan pembelajaran, siswa memahami masalah yang disajikan, mulai menuliskan tugas-tugas belajar yang berhubungan dengan masalah-masalah
yang disajikan, merencanakan pemecahan masalah secara bersama-sama dalam kelompoknya, melakukan penyelidikan dalam upaya pemecahan masalah,
mendengarkan pendapat orang lain dalam diskusi kelompok, mengumpulkan tugas laporan penyelidikan dengan baik dan tepat waktu, menyajikan laporan tersebut
dalam diskusi kelas, secara aktif melibatkan dirinya dalam diskusi kelas, melakukan analisis dan evaluasi terhadap hasil kerja kelompoknya dalam pemecahan masalah,
membandingkan hasil kerja pemecahan masalahnya dengan pemecahan masalah yang diinformasikan guru atau pemecahan masalah yang dilakukan kelompok lain,
menyimpulkan hasil pembelajaran berdasarkan pada hasil penyelidikan yang dilakukan oleh semua kelompok.
Pada pertemuan kedua dari tujuh belas indikator Pembelajaran Berdasarkan MasalahPBL terdapat empat indikator yang tergolong masih rendah
atau jumlah siswa yang melakukannya kurang dari setengah dari jumlah siswa yang diharapkan 50, ke empat indikator tersebut adalah melakukan penyelidikan
dalam upaya pemecahan masalah, mengumpulkan tugas laporan penyelidikan dengan baik dan tepat waktu, menyajikan laporan tersebut dalam diskusi kelas, serta
melakukan analisis dan evaluasi terhadap hasil kerja kelompoknya dalam pemecahan masalah.
53
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan analisis data dan pengujian hipotesis dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh penerapan model Pembelajaran Berdasarkan Masalah
Problem Based LearningPBL terhadap kemampuan berpikir kritis siswa pada konsep Hama dan Penyakit Tumbuhan. Hal ini terlihat pada perhitu
ngan uji “t”, diperoleh harga t hitung t tabel 3,43 2,00 pada derajat kebebasan dk = 70
dengan taraf signifikansi 5 .
B. Saran
Untuk penelitian selanjutnya berdasarkan keterbatasan penelitian, ada beberapa saran yang dapat dipertimbangkan, diantaranya yaitu sebagai berikut:
1. Dalam menerapkan model Pembelajaran Berdasarkan Masalah Problem
Based LearningPBL hendaknya dilakukan persiapan yang lebih matang agar diperoleh hasil yang optimal sesuai dengan apa yang diharapkan.
2. Para guru, khususnya guru biologi dapat memilih model Pembelajaran
Berdasarkan Masalah
Problem Based
LearningPBL dalam
pembelajarannya untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa terhadap pelajaran biologi.