Rubrik Standar Penilaian Berpikir kritis

konseptual siswa. Sehingga keterampilan berpikir kritis dapat diukur setelah siswa menerapkan standar intelektual dalam kegiatan berpikirnya. Selanjutnya mengutip pendapat Eider dan Paul bahwa ”standar intelektual adalah standarisasi yang harus diaplikasikan dalam berpikir yang digunakan untuk mengecek kualitas pemikiran dalam merumuskan permasalahan, isu-isu, atau situasi- situasi tertentu”. Berpikir kritis harus selalu mengacu dan berdasar kepada standar tersebut. 23 Standar intelektual berpikir kritis tersebut adalah sebagai berikut: 1 Kejelasan 2 Ketepatan 3 Keakuratan, Ketelitian, Keseksamaan 4 Relevansi, Keterkaitan 5 Kedalaman 6 Logika 7 Keluasan

f. Rubrik Standar Penilaian Berpikir kritis

Tabel berikut ini merupakan rubrik standar penilaian umum untuk berpikir kritis, diantaranya yaitu sebagai berikut: 24 Tabel 2.2 Rubrik Standar Penilaian Umum Berpikir Kritis 23 Arief Achmad, “Memahami Berpikir Kritis”, Pendidikan Network, Bandung: Oktober 2007, Diakses dari: http:re-searchengines.com1007arief3.html , 7 Oktober 2010; 14:29. 24 Intel Education: Rubrics Scoring Guides. Diakses dari: http:www.intel.comeducationcommon...ap_rubrics_scoring_guides.doc . September 2010; 10.20. 1 2 3 4 Tidak dapat membedakan Mendapat ide-ide penting namun Biasanya dapat menceritakan Dapat mengatakan bagian-bagian paling penting dan tidak penting dari informasi yang diperoleh. tercampur dengan hal-hal yang tidak penting. kembali mengenai apa yang paling penting dari suatu informasi. penting dari informasi yang dipelajari. Sulit membuat kesimpulan. Dapat membuat kesimpulan dengan bantuan yang lain, dan dengan alasan yang terkadang tidak baik, bahkan tidak ada Dapat membuat kesimpulan dengan menggunakan apa yang diketahui dan biasanya memeriksa kembali kebenarannya. Dapat membuat kesimpulan dengan menggunakan pengetahuan sendiri dan memeriksa kembali kebenarannya. Biasanya merasa puas dengan apa yang diketahui dan tidak terdorong untuk mencari tahu lebih banyak. Belajar lebih banyak tentang berbagai ide dan konsep baru jika ada orang lain yang mengingatkan. Berusaha belajar lebih banyak tentang ide dan konsep yang baru. Melakukan semua yang harus dilakukan untuk belajar lebih banyak tentang berbagai ide dan konsep baru. Tidak mampu menjelaskan opini sendiri. Biasanya dapat menjelaskan opini sendiri, tetapi tidak selalu mempunyai alasan yang baik untuk opini tersebut. Dapat menjelaskan opini sendiri dan memberikan alasan yang cukup baik. Dapat menjelaskan secara jelas dan lengkap dengan berbicaramenuliskan opini sendiri mengenai suatu topik dan memberikan alasan atas topik tersebut.

B. Hasil Penelitian Yang Relevan

Beberapa penelitian terkait pembelajaran dengan model Problem Based LearningPBL, diantaranya sebagai berikut: 1. Hasil penelitian Ida Bagus Putu Arnyana, yang berjudul Penerapan Model PBL Pada Pelajaran Biologi Untuk Meningkatkan Kompetensi Dan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Kelas X SMA Negeri 1