dan antisipasi terhadap krisis akhlak agar upaya tersebut menjadi semakin mantap dan maksimal. SMA Darussalam memiliki evaluasi dan antisipasi
sebagai berikut: a.
Mengintensifkan pelajaran Pendidikan Agama Islam. b.
Mengadakan pembenahan dan pemenuhan sarana dan prasarana pendidikan.
c. Penerapan metodologi mengajar dan belajar yang efektif, yaitu dengan
menggunakan metode ceramah, penugasan, diskusi dan observasi atau kunjungan kesuatu tempat yang relevan.
7
d. Dalam pelaksanaan kurikulum hendaknya memperhatikan keseimbangan
aspek kognitif, apektif, dan psikomotorik yang memadai. e.
Peningkatan pengawasan dan disiplin terhadap tata tertib sekolah. f.
Mengadakan identifikasi dan bimbingan mengenai bakat, minat, kemampuan dan penyalurannya.
g. Melatih atau membiasakan siswa untuk dapat bekerja sama, berorganisasi
dengan bimbingan guru melalui kegiatan organisasi sekolah, misalnya olah raga, OSIS, ROHIS dan kegiatan-kegiatan keagamaan yang
diadakan di sekolah.
8
C. Deskripsi Data
Pada bab sebelumnya telah penulis kemukakan bahwa teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penyusunan ini adalah dengan
angket dan wawancara, yaitu untuk memperoleh data informasi tentang peranan pendidikan agama Islam dalam mengatasi krisis akhlak siswa di
SMA Darussalam Ciputat. Angket yang disusun berdasarkan pokok penelitian yang diteliti, angket
yang dibuat terdiri dari 30 pernyataan, 15 item pernyataan mengenai peranan pendidikan agama Islam dan 15 item pernyataan mengenai krisis akhlak
siswa.
7
Marul Wa’id, Wawancara, Ciputat, Senin 25 Oktober 2010.
8
Marul Wa’id, Wawancara, Ciputat, Senin 25 Oktober 2010.
Sedangkan wawancara dilakukan dengan salah satu guru PAI, sekaligus merangkap kepala sekolah, sehingga dapat memungkinkan peneliti dapat
mendapat informasi yang dibutuhkan.
D. Analisis dan Interpretasi Data
Setelah didapat hasil persentase dari angket yang disebarkan kepada 30 siswa yang menjadi responden, dan hasil wawancara dengan guru PAI,
kemudian data yang telah diolah dinyatakan dengan persen, kemudian
dianalisis dan hasilnya sebagai berikut: Tabel 7
Ikut aktif dalam kegiatan keagamaan Pernyataan
Frekuensi Persentase
Selalu Sering
Kadang-kadang Tidak Pernah
8 6
16 27
20 53
N 30
100 Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa siswa yang selalu ikut aktif dalam
kegiatan keagamaan sebesar 27 , dan yang menjawab sering ikut aktif dalam kegiatan keagamaan sebesar 20, dan yang kadang-kadang menjawab ikut
aktif dalam kegiatan keagamaan sebesar 53, tidak ada yang tidak pernah ikut aktif dalam kegiatan keagamaan sebesar 0.
Hal ini menunjukan bahwa lebih dari setengahnya siswa belum aktif dalam kegiatan keagamaan, ini menjadi perhatian guru untuk meningkatkan minat
siwa di dalam kegiatan keagamaan.
Tabel 8 Bersikap baik ketika berada dimana saja dalam rangka mengamalkn
pelajaran PAI yang di terima di sekolah