b. Siswa memiliki pribadi yang berakhlak mulia dan berbudi pekerti yang
luhur. c.
Siswa dapat mentaati peraturan yang ada di sekolah. d.
Siswa mampu membaca kitab suci al-Qur’an dan berusaha memahaminya.
e. Siswa giat belajar, rajin belajar, dan gemar berbuat baik
f. Siswa mampu menciptakan suasana hidup rukun antar umat beragama
dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Dari macam-macam target diatas menjadi harapan besar untuk para guru
di SMA Darussalam Ciputat guna terlaksananya keberhasilan pembelajaran pendidikan agama Islam yang diajarkan kepada siswa didalam kelas.
2. Proses Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMA Darussalam
Ciputat
Pada pelaksanaannya, pelajaran pendidikan agama Islam di SMA Darussalam Ciputat dalam membentuk akhlak siswa berdasarkan kurikulum
yang telah dibuat oleh pihak sekolah dan disesuaikan dengan situasi dan kondisi serta sarana dan prasarana yang ada. Pendidikan agama Islam di SMA
Darussalam di tunjukan untuk menimbulkan kesadaran siswa untuk beriman dan bertaqwa kepada Allah swt. serta membiasakan kepada tingkah laku,
sikap dan pandangan hidup yang sesuai dengan ajaran agama Islam. SMA Darussalam melaksanakan pengajaran agama Islam dua jam
perminggu, materi pendidikan agama Islam yang diajarkan di SMA Darussalam berupa sejumlah bahan materi tentang akhlak, misalnya
mengenai akhlak terpuji kepada Allah, sifat terpuji bagi diri sendiri dan terhadap orang lain serta akhlak terpuji kepada lingkungan. Pembelajaran
pendidikan agama Islam ini bertujuan untuk menumbuhkan dan meningkatkan keimanan peserta didik yang diwujudkan dalam akhlaknya
yang terpuji, melalui pemberian dan pemupukan pengetahuan, penghayatan serta pengamalan peserta didik tentang akhlak Islam, sehingga menjadi
manusia muslim yang terus berkembang dan meningkatkan kualitas keimanan dan ketaqwaannya kepada Allah swt.
Agar tujuan pembelajaran pendidikan agama Islam dalam membentuk akhlak tercapai maka seorang guru harus memiliki kemampuan untuk
memilih cara yang tepat dalam penyampain pelajaran. Guru harus mampu menggunakan metode yang bervariasi sesuai dengan materi yang diajarkan.
Berbicara mengenai metode, dari hasil wawancara dengan guru pendidikan agama Islam, metode pengajaran yang digunakan di SMA Darussalam adalah
metode ceramah, metode diskusi, tanya jawab, penugasan dan observasi atau kunjungan kesuatu tempat yang relevan dengan materi pendidikan agama
Islam.
5
Untuk mengukur keberhasilan siswa dalam pembelajaran pendidikan agama Islam, guru pendidikan agama Islam melakukan sistem penilaian
dengan menilai ketiga ranah belajar yaitu kognitif, afektif dan psikomotorik. Untuk mengukur ranah kognitif siswa, guru menggunakan pertanyaan lisan di
kelas, tugas rumah, tugas individu atau kelompok, ujian tengah semester dan ujian akhir semester. Sedangkan ranah afektif dan psikomotorik siswa, guru
menilai perkembangan perilaku siswa setelah mendapatkan pembelajaran.
3. Bentuk-bentuk krisis akhlak yang ditemukan di SMA Darussalam
Ciputat
Usaha-usaha untuk mengoptimalkan pendidikan agama Islam dan berbagai usaha untuk mengatasi krisis akhlak telah dilakukan oleh SMA
Darussalam Ciputat, namun berdasarkan hasil pengamatan penulis, masih dijumpai beberapa bentuk krisis akhlak siswa antara lain:
a. Siswa yang berbohong kepada sesama temannya.
b. Siswa yang melalaikan nasehat guru dan orang tua.
c. Siswa yang tidak memiliki tutur kata yang baik dan sopan.
d. Siswa yang melalaikan nasehat guru dan orang tua.
e. Meminta uang dengan paksa kepada teman memalak.
f. Siswa yang mengambil hak milik orang lain tanpa izin.
g. Berkelahi atau tawuran di jalan.
5
Marul Wa’id, Wawancara, Ciputat, Senin 25 Oktober 2010.