Pengertian Krisis Akhlak Krisis Akhlak Siswa

keadaan yang genting, kemelut dan suram tentang ekonomi, moral dan sebagainya. 10 Sedangkan kata “Akhlak” berasal dari bahasa Arab, jamak dari khuluqun yang menurut bahasa berarti budi pekerti, perangai, tingkah laku dan tabiat. 11 Sedangkan Ahmad Amin mengemukakan bahwa: “akhlak adalah kebiasaan kehendak.” 12 Adapun pengertian akhlak dari segi terminologi, diantaranya sebagaimana yang tertulis dalam ensiklopedi pendidikan bahwa: “Akhlak adalah budi pekerti, watak, kesusilaan kesadaran, etika dan moral, yaitu kelakuan baik yang merupakan akibat dari sikap yang benar terhadap sesama manusia”. 13 Menurut K.H. Abdullah Salim, “Akhlak adalah perangkat tata nilai bersifat samawi dan azali yang mempunyai cara berfikir, bersikap dan bertindak seorang muslim terhadap dirinya dan lingkungannya”. 14 Imam Ghazali men uturkan bahwa: “Akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa yang menimbulkan bermacam-macam perbuatan dengan gampang dan mudah, tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan ”. 15 Menurut Sahilun A. Nasir akhlak disamakan dengan kesusilaan, sopan santun. Khuluq merupakan gambaran sifat batin manusia, gambaran bentuk lahiriah manusia, seperti raut wajah, gerak anggota badan dan seluruh tubuh. Dalam bahasa yunani pengertian khuluq ini disamakan dengan ethicos atau ethos, artinya adab kebiasaan, perasaan batin, kecenderungan hati untuk melakukan perbuatan. Ethicos kemudian berubah menjadi etika. 16 Jelaslah, bahwa sumber penggerak akhlak yang dapat menimbulkan perbuatan adalah jiwa. Jiwa yang tidak bersih akan menimbulkan perbuatan 10 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia Jakarta: Balai Pustaka, 1982, Cet. III, h. 465. 11 A Mustafa, Akhlak Tasawuf Jakarta: Pustaka Setia, 1999, Cet. III, h. 11. 12 Ahmad Amin, Ilmu Akhlak Jakarta: Bulan Bintang, 1991, Cet. Ke VI, h. 62. 13 Soegarda Poerbakawatja, Ensiklopedi Pendidikan Jakarta: Gunung Agung, 1976, h.9 14 Abdullah Salim, Akhlak Islam Membina Rumah Tangga dan Masyarakat Jakarta: PT. Media Da’wah, 1994, Cet. IV, h.11. 15 M. Yatimin Abdullah, Studi Akhlak dalam Perspektif al- Qur’an, Jakarta: Amzah, 2007, h. 4. 16 Sahilun A. Nasir, Tinjauan Akhlak Surabaya: Al-Ikhlas, 1991, h. 14 tercela atau tidak baik. Jika diperhatikan dengan seksama, tampak bahwa seluruh definisi akhlak sebagaimana tersebut diatas tidak bertentangan, melainkan saling melengkapi, yaitu suatu sifat yang tertanam kuat dalam jiwa yang nampak dalam perbuatan lahiriah yang dilakukan dengan mudah, tanpa memerlukan pemikiran lagi dan sudah menjadi kebiasaan. Dari beberapa pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa krisis akhlak adalah merosotnya tingkah laku atau budi pekerti manusia dari kaidah- kaidah yang telah ditetapkan agama. Krisis akhlak yang menimpa kalangan pelajar terlihat dari banyaknya keluhan orang tua, ahli didik dan orang-orang yang berkecimpung dalam bidang agama dan sosial berkenaan dengan ulah sebagian pelajar yang sukar dikendalikan, nakal, keras kepala, sering membuat keonaran, tawuran, mabuk-mabukan, pesta obat-obat terlarang, bergaya hidup seperti hippies, bahkan sudah melakukan pembajakan’ pemerkosaan, pembunuhan dan perilaku kriminal lainnya. 17 Dunia pendidikan benar-benar tercoreng wajahnya dan tampak tidak berdaya untuk mengatasi krisis tersebut. Hal ini bisa dimengerti, karena pendidikan berada pada barisan terdepan dalam menyiapkan sumberdaya manusia yang berkualitas, dan secara moral memang harus berbuat demikian. Itulah sebabnya belakangan ini banyak sekali seminar yang digelar kalangan pendidik yang bertekad mencari solusi untuk mengatasi krisis akhlak. Para pemikir pendidikan menyerukan agar kecerdasan akal diikuti dengan kecerdasan moral, pendidikan agama dan pendidikan moral harus siap menghadapi tantangan global, pendidikan harus memberikan kontribusi yang nyata dalam mewujudkan masyarakat yang semakin berbudaya masyarakat madani dan sebagainya. 18 Dari penjelasan tersebut diatas, dapat penulis simpulkan bahwa krisis akhlak yang melanda pada siswa di lingkungan pendidikan terjadi karena kurangnya pemahaman dan pengamalan nilai-nilai agama serta tidak ada 17 Abuddin Nata, Manajemen Pendidikan Mengatasi Kelemahan Pendidikan Islam di Indonesia, Bogor, Kencana, 2003, hal. 218. 18 Abuddin Nata, Manajemen Pendidikan...hal. 218. motivasi dari tiap individu untuk mempelajari pendidikan agama Islam dengan baik.

2. Bidang-bidang Akhlak

Akhlak itu terbagi menjadi dua macam yaitu: 19 1 Akhlak al-karimah atau akhlak yang mulia, amat banyak jumlahnya namun jika dilihat dari segi hubungan dengan Tuhan dan Manusia dengan manusia akhlak mulia dapat dibagi kepada tiga bagian, pertama akhlak mulia terhadap diri sendiri, dan ketiga akhlak akhlak mulia ini dapat dikemukakan sebagai berikut: a. Akhlak terhadap Allah Titik tolak akhlak terhadap Allah adalah pengakuan dan kesadaran bahwa tiada Tuhan melainkan Allah. Banyak alasan mengapa manusia harus berakhlak baik kepada Allah. Diantaranya adalah hal-hal sebagai berikut: a Karena Allah telah menciptakan manusia dengan segala keistimewaan dan kesempurnaannya. Sebagai yang suah diciptakan sudah sepantasnya berterima kasih kepada yang menciptakannya. b Karena Allah telah memberikan perlengkapan panca indera hati nurani dan naluri kepada manusia. c Karena Allah menyediakan berbagai bahan dan sarana kehidupan yana terdapat di bumi, seperti tumbuh-tumbuhan, air, udara, bintang dan lain sebagainya. Semua itu tunduk kepada kemauan manusia atau siap untuk dimanfaatkan. b. Akhlak yang baik terhadap diri sendiri Berakhlak kepada diri sendiri dapat diartikan menghargai, menghormati, menyayangi dan menjaga diri sendiri dengan sebaik- baiknya. 19 Hamzah Ya’kub, Etika Islam Pembina Akhlakul Karimah Bandung: CV. Diponegoro, 1993, Cet. II, h. 97. c. Akhlak yang baik terhadap sesama manusia Manusia adalah makhluk sosial yang kelanjutan eksistensinya secara fungsional dan optimal banyak bergantung pada orang lain. Untuk itu ia perlu bekerjasama dan saling tolong menolong dengan orang lain. Oleh karenanya ia perlu menciptakan suasana yang baik, satu dan yang lainnya saling berakhlak yang baik. d. Akhlak dengan makhluk lain Meliputi antara lain menyayangi binatang, merawat tumbuh- tumbuhan dan memelihara kelestarian alam. 2 Akhlak al-Mazmumah atau akhlak yang tercela Akhlak al-Mazmumah akhlak yang tercela adalah kebalikan dari akhlak yang baik sebagaimana tersebut diatas. Namun ajaran Islam tetap membicarakan secara terperinci dengan tujuan agar dapat difahami dengan benar dan dapat difahami cara-cara menjauhinya. Berdasarkan petunjuk Islam dapat dijumpai berbagai macam akhlak tercela, diantaranya: a. Berbohong Berbohong adalah memberikan atau menjumpai informasi yang tidak sesuai, tidak cocok dengan yang sebenarnya. Berbohong ada tiga macam: berdusta dengan perbuatan, berdusta dengan lisan, berdusta dalam hati. 20 b. Takabur sombong Takabur merupakan salah satu akhlak yang tercela juga, arti takabur ialah merasa mengaku diri besar, tinggi, mulia, melebihi orang lain. Pendek kata merasa diri lebih hebat. c. Dengki Dengki atau kata arabnya hasad jelas termasuk akhlak al- Majmumah. Dengki itu ialah rasa atau sikap tidak senang atas kenikmatan yang diperoleh orang lain, dan berusaha untuk 20 Yunahar Ilyas, Kuliah Akhlak Yogyakarta: Lembaga Pengkajian dan Pengalaman Islam LIPPI, 1970, Cet. I, h. 208.