Faktor-faktor Penyebab Timbulnya Krisis Akhlak Siswa

peredaran obat-obatan terlarang, buku-buku porno, alat-alat kontrasepsi dan sebagainya. Dari faktor-faktor penyebab timbulnya krisis akhlak tersebut diatas dapat penulis simpulkan bahwa krisis akhlak yang terjadi pada kalangan pelajar diakibatkan oleh kurangnya pendidikan agama Islam dan pembinaan akhlak oleh para pendidik, orang tua dan masyarakat kepada generasinya baik di sekolah maupun di masyarakat.

D. Cara Mengatasi Krisis Akhlak

Sejalan dengan sebab-sebab timbulnya krisis akhlak yang melanda kalangan pelajar perlu dicarikan solusi untuk mengatasinya, caranya dapat ditempuh dengan langkah-langkah sebagai berikut: 23 1. Pendidikan akhlak dapat dilakukan dengan menetapkan pelaksanaan pendidikan agama baik di rumah, sekolah, maupun masyarakat. Hal yang demikian diyakini, karena inti dari ajaran agama adalah akhlak yang mulia yang bertumpu pada keimanan kepada Tuhan dan keadilan sosial. Zakiah Daradjat lebih lanjut mengatakan, jika kita ambil ajaran agama, maka akhlak adalah sangat penting, bahkan yang terpenting, dimana kejujuran, kebenaran, keadilan dan pengabdian adalah diantara sifat-sifat yang terpenting dalam agama. Fazlur Rahman berpendapat bahwa agama adalah moral yang bertumpu pada kepercayaan kepada Tuhan, dan hubungan dengan manusia. Tentang eratnya hubungan agama dan akhlak dapat dianalisis dari seluruh ajaran dalam agama. 2. Dengan mengintegrasikan antara pendidikan dan pengajaran. Hampir semua ahli pendidikan sepakat, bahwa pengajaran hanya berisikan pengalihan pengetahuan, keterampilan dan pengalaman yang ditujukan untuk mencerdaskan akal dan memberikan keterampilan. Sedangkan pendidikan tertuju kepada upaya membantu kepribadian, sikap dan pola hidup yang berdasrkan nilai-nilai luhur. 3. Pendidikan akhlak bukan saja menjadi tanggung jawab guru agama saja, melainkan menjadi tanggung jawab seluruh guru bidang studi. Mereka dapat ikut serta dalam membina akhlak para siswa melalui nilai-nilai pendidikan yang terdapat pada seluruh bidang studi yang diajarkannya. 4. Pendidikan akhlak harus didukung oleh kerjasama yang kompak dan usaha yang sungguh-sungguh dari orang tua keluarga, sekolah dan masyarakat. Orang tua di rumah harus meningkatkan perhatiannya kepada anak-anaknya dengan meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan, keteladanan dan pembiasaan yang baik. Orang tua juga harus 23 Abuddin Nata, Manajemen Pendidikan Mengatasi Kelemahan Pendidikan Islam di Indonesia…, Cet. I, h. 223. berupaya menciptakan rumah tangga yang harmonis, tenang dan tentram, sehingga si anak akan merasa tenang jiwanya dan dengan mudah dapat diarahkan kepada hal-hal yang positif. 5. Selanjutnya sekolah harus berupaya menciptakan lingkungan yang bernuansa religius, seperti pembiasaan melaksanakan salat berjama’ah, menegakan disiplin, memelihara kebersihan, ketertiban, kejujuran, tolong menolong, dan sebagainya, sehingga nilai-nilai agama menjadi kebiasaan,tradisi dan budaya seluruh siswa. Sikap dan perilaku guru yang kurang terpuji atau menyimpang dari norma-norma akhlak hendaknya tidak segan-segan untuk ditindak. 6. Masyarakat juga harus berupaya menciptakan lingkungan yang kondusif bagi pembentukan akhlak, seperti menciptakan lingkungan yang tertib, bebas dari obat-obatan terlarang, perkumpulan perjudian dan sebagainya. Masyarakat harus membantu menyiapkan tempat bagi kepentingan pengembangan bakat, hobi, keterampilan dan kesejahteraan bagi para remaja dan warganya. 7. Pendidikan akhlak harus menggunakan seluruh kesempatan, berbagai sarana termasuk tekhnologi modern. Kesempatan berekreasi, pameran, kunjungan, berkemah dan sebagainya harus dilihat sebagai peluang untuk membina akhlak. Demikian pula berbagai sarana peribadatan seperti masjid, mushala, lembaga-lembaga pendidikan, surat kabar, majalah, radio, televisi, internet dan sebagainya dapat di gunakan sebagai sarana untuk membentuk akhlak. Jadi dapat disimpulkan bahwa, usaha mengatasi krisis akhlak merupakan keinginan setiap insan dan seluruh masyarakat. Mereka selalu berusaha agar krisis akhlak tersebut dapat diatasi, yaitu dengan membatasi tempat-tempat yang dapat menjadi sumber krisis akhlak yang terbagi kedalam tiga faktor utama, yaitu, lingkungan rumah atau keluarga, lingkungan sekolah atau pendidikan, dan lingkungan masyarakat.

E. Peranan Pendidikan Agama Islam dalam Mengatasi Krisis Akhlak Siswa

Kemerosotan akhlak adalah akibat langsung dari kegoncangan jiwa. Orang yang sehat mentalnya akan berusaha selalu mencari ketenangan dan kebahagiaan bersama, bukan untuk dirinya saja, tetapi juga untuk orang lain. Tingkah lakunya akan diatur dan dikendalikannya sedemikian rupa, supaya tidak ada orang yang merasa kecil hati olehnya. Maka orang yang sehat, merasa bahwa ia harus menghindari akhlak yang tidak baik, seperti