tolmetin, piroksikam, diklofenak, etodolak, nebumeton, senyawa emas dan obat pirro gout, kolkisin, alopurinol. Asam asetil salisilat ASA yang lebih dikenal
sebagai asetosal adalah analgetik, antipiretik dan antiinflamasi yang sangat luas digunakan dan digolongkan dalam obat bebas.
Gambar 2.1. Struktur Aspirin atau Asam asetil salisilat Kauffman, 2000.
2.1.1. Mekanisme Kerja Aspirin Asam Asetil Salisilat
Pada pemberian oral, sebagian salisilat diabsorbsi dengan daya absorbsi 70 dalam bentuk utuh dalam lambung, tetapi sebagian besar absorbsi terjadi dalam
usus halus bagian atas. Sebagian AAS dihidrolisa, kemudian didistribusikan ke seluruh tubuh. Salisilat segera menyebar ke seluruh tubuh dan cairan transeluler
setelah diabsorbsi. Kecepatan absorbsi tergantung dari kecepatan disintegrasi dan disolusi tablet, pH permukaan mukosa dan waktu pengosongan lambung. Salisilat
dapat ditemukan dalam cairan sinovial, cairan spinal, liur dan air susu. Kadar tertingggi dicapai kira-kira 2 jam setelah pemberian Wimana, 1995. Sediaan
OAINS memiliki aktivitas penghambat radang dengan mekanisme kerja menghambat biosintesis prostaglandin dari asam arakhidonat
melalui penghambatan aktivitas enzim siklooksigenase Nadi, 1992. Berbeda dengan
OAINS lainnya, AAS merupakan inhibitor irreversibel siklooksigenase COX Kartasasmita, 2002.
Kerusakan yang terjadi pada sel dan jaringan karena adanya noksi akan membebaskan berbagai mediator substansi radang. Asam arakhidonat mulanya
merupakan komponen normal yang disimpan pada sel dalam bentuk fosfolipid dan dibebaskan dari sel penyimpan lipid oleh asil hidrosilase sebagai respon
Universitas Sumatera Utara
adanya noksi . Asam arakidonat kemudian mengalami metabolisme menjadi dua alur. Alur siklooksigenase yang membebaskan prostaglandin, prostasiklin,
tromboksan. Alur lipoksigenase yang membebaskan leukotrien dan berbagai substansi seperti HPETE Hydroperoxieicosatetraenoic Mansjoer, 2003.
Prostaglandin yang dihasilkan melalui jalur siklooksigenase berperan dalam proses timbulnya nyeri, demam dan reaksi-reaksi peradangan. Selain itu,
prostaglandin juga berperanan penting pada proses-proses fisiologis normal dan pemeliharaan fungsi regulasi berbagai organ. Pada selaput lendir saluran
pencernaan, prostaglandin berefek protektif dengan meningkatkan resistensi selaput lendir terhadap iritasi mekanis, osmotis, termis atau kimiawi. Karena
prostaglandin berperan dalam proses timbulnya nyeri, demam, dan reaksi peradangan, maka AAS melalui penghambatan aktivitas enzim siklooksigenase
mampu menekan gejala-gejala tersebut. Enzim ada dalam dua bentuk isoform , yaitu siklooksigenase-1 COX-1
dan siklooksigenase-2 COX-2. COX-1 merupakan enzim konstitutif yang mengkatalisis pembentukan prostonoid regulatoris pada berbagai jaringan,
terutama pada selaput lendir saluran pencernaan, ginjal, platelet dan epitel pembuluh darah. COX-2 tidak konstitutif tetapi dapat diinduksi, seperti bila ada
stimulasi radang mitogenesis atau onkogenesis terbentuk prostonoid yang merupakan mediator radang Mok dan Kwan, 2002 ; Tarnawski dan Caves, 2004.
2.1.2. Efek OAINS Pada Lambung