factor receptor EGF recptor dan dipengaruhi oleh regulasi dan ekspresi ornithine dekarboksilase ODC, B-cell lymphoma 2 Bel-2 dan vaskular
endotelial growth factor VEGF pada jaringan lambung yang mengalami ulkus.
4.6. Histopatologi Mukosa Lambung Mencit.
Hasil pengamatan histopatologi karekteristik kerusakan dan derajat peradangan mukosa lambung hewan uji mencit secara mikroskopis pada hari ke-24 pada
masing-masing kelompok perlakuan dapat dilihat pada Histogram rata-rata penilaian kerusakan dan derajat peradangan mukosa lambung secara histopatologi
pada Gambar 4.5.
Gambar 4.5. Histogram rata-rata penilaian kerusakan dan derajat peradangan mukosa lambung mencit secara mikroskopis pada hari ke-24,
terhadap masing-masing kelompok perlakuan. Keterangan; Grafik histogram pada perlakuan berbeda yang diikuti oleh huruf kecil
yang tidak sama, berbeda nyata pada taraf uji 5 P0,05 dan huruf kecil yang sama berbeda tidak nyata pada taraf uji 5 P0,05. P0
= Kelompok kontrol, P1 = Kelompok Aspirin dan Soyghurt, P2 = Kelompok Aspirin dan Omeprazol, P3 = Kelompok Aspirin dan
Aquades kontrol positif.
a ab
bc c
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan hasil uji statistik terhadap data hasil rata-rata analisa derajat kerusakan mukosa lambung mencit secara mikroskopis pada hari ke-24 masing-
masing kelompok perlakuan dapat dilihat pada Tabel 4.6.
Tabel 4.6. Hasil Rata-rata Kerusakan dan Derajat Peradangan Mukosa Lambung Mencit Secara Histopatologi
Kelompok Perlakuan Skor Derajat Peradangan Mukosa Lambung Rata-rata±SD
Notasi Kontrol P0 0,60±0,55
Perlakuan 1 P1 1,20±0,45 Perlakuan 2 P2 2,00±1,00
Perlakuan 3 P3 2,80±0,45 a
ab bc
c
Keterangan: notasi huruf yang berbeda menunjukkan beda nyata pada taraf 5
Dari Tabel 4.7. di atas terlihat gambaran kerusakan dan derajat peradangan mukosa lambung mencit secara mikroskopis pada kelompok kontrol P0 berbeda
tidak nyata terhadap kelompok P1, tetapi berbeda nyata dengan kelompok P2 dan P3. Kelompok P1 berbeda tidak nyata dengan kelompok P2 tetapi berbeda nyata
dengan kelompok P3. Kelompok P2 juga berbeda tidak nyata dengan kelompok P3. Hasil penelitian ini terlihat nilai kerusakan dan derajat peradangan mukosa
lambung mencit secara mikroskopis yang tertinggi ada pada kelompok P3 memiliki nilai sebesar 2,8±0,45, karena pada kelompok P3 ini rata-rata pada
pengamatan secara mikroskopis tampak adanya infiltrasi sel-sel radang mononuklear pada lamina propia dan sub mukosa serta ditemui juga adanya erosi
pada epitelium sesuai dengan karakteristik kerusakan dan derajat peradangan pada mukosa dengan rata-rata kriteria 2 dan 3 berdasarkan kriteria Dixon et al.,
1996. Kelompok P3 berbeda tidak nyata p0,05 dengan kelompok P2
kelompok yang diberi aspirin dan omeprazol, karena pada kelompok ini juga masih ditemuinya adanya peradangan dan erosi. Omeprazol adalah golongan obat
PPI proton pump inhibitor yang biasa diberikan para dokter kepada pasien yang menderita gastritis. Gastritis adalah peradangan pada mukosa lambung. Gastritis
terbagi dua akut dan kronis. Gastritis akut adalah proses peradangan pada mukosa
Universitas Sumatera Utara
yang bersifat sementara, peradangan bisa disertai perdarahan pada mukosa dan dalam keadaan lebih berat terjadi peluruhan sel epitel superfisial atau adanya
robekan pada mukosa yang disebut erosi. Bila proses peradangan pada mukosa lambung berlanjut lebih dari tiga bulan, maka akan terjadi gastritis kronis, yang
secara histologi ditandai dengan adanya sebukan sel-sel radang limfosit dan sel plasma di Lamina propia dan kadang-kadang disertai adanya sel-sel radang
neutrofil pada daerah leher mukosa atau pit mukosa juga disertai hilangnya kelenjar secara seragam dan terjadi atrofi pada mukosa lambung Emanual et al.,
2009. Kerusakan mukosa lambung mencit terjadi pada semua kelompok
perlakuan yang diberi aspirin, karena aspirin dapat merusak mukosa lambung. Sesuai dengan penelitian Venerito et al., 2006 yang menyatakan bahwa
pemberian aspirin dalam dosis rendah dapat menyebabkan prostaglandin berada pada tingkat yang kritis. Bahkan dalam dosis harian yang rendah 75 mg per hari
dapat menyebabkan perdarahan pada lambung Vane et al., 1978. Aspirin atau asam asetilsalisilat asetosal termasuk Obat anti inflamasi non steroid OAINS
yang dikenal sebagai obat inflamasi, merupakan salah satu obat yang dapat menyebabkan gastritis pada lambung, diduga kerusakan mukosa lambung karena
hambatan atau pemblokiran terhadap aktivitas siklooksigenase COX sehingga mengurangi produksi prostaglandin serta menurunkan aliran darah pada mukosa
lambung. Prostaglandin merupakan salah satu faktor pelindung yang paling penting untuk mukosa lambung secara in vivo Hoshino et al., 2003 ; Burke et al.,
2006. Menurut Vane 1971, aspirin juga mengurangi sintesis lipid, terutama
prostaglandin, yaitu dengan cara menghambat siklooksigenase COX enzim yang bertanggung jawab untuk mensintesis asam lemak. Enzim siklooksigenase
terdapat dalam dua bentuk isoform, yaitu siklooksigenase-1 COX-1 dan siklooksigenase-2 COX-2. COX-1 merupakan enzim konstitutif yang
mengkatalisis pembentukan prostanoid yang mempengaruhi regulatoris berbagai jaringan, terutama pada selaput lendir saluran pencernaan, ginjal, platelet dan
epitel pembuluh darah. COX-2 tidak konstitutif namun dapat diinduksi, bila ada
Universitas Sumatera Utara
stimulasi radang mitogenesis atau onkogenesis terbentuk prostanoid yang merupakan mediator nyeri dan radang.
Selain mengiritasi lambung secara langsung, asam asetil salisilat aspirin juga menghambat sintesis prostaglandin melalui penghambatan aktifitas enzim
siklooksigenase dan memblok secara irreversible. Prostaglandin berfungsi melindungi mukosa saluran pencernaan, sehingga penghambatan sintesis
prostaglandin akan menurunkan pertahanan mukosa lambung dan memicu kerusakan mukosa Kartasasmita, 2002. Obat anti inflamasi non steroid OAINS
juga merangsang sekresi asam lambung dan menurunkan produksi musin, serta meningkatkan sekresi bikarbonat sehingga menyebabkan penurunan daya
pertahanan lapisan lendir dari mukosa lambung dan duodenum Huang et al., 2002.
Nilai kerusakan dan derajat peradangan mukosa lambung mencit secara mikroskopis yang terendah ada pada kelompok P1 memiliki nilai sebesar 1,2 ±
0,45. Kelompok P1 adalah kelompok yang diberi aspirin dan soyghurt sebanyak 0,5 ml selama 14 hari yang mengandung 1,52 x 10
-9
CFUml koloni bakteri asam laktat. Pada uji statistik tidak menunjukkan kerusakan mukosa lambung mencit
yang bermakna atau tidak ada perbedaan yang bermakna p0,05 dengan kelompok kontrol negatif P0 maupun kelompok P2 kelompok yang diberi
aspirin dan omeprazole, sedangkan kelompok P1 menunjukkan perbedaan yang bermakna p0,05 terhadap kelompok P3 kontrol positif. Penurunan nilai
kerusakan dan derajat peradangan mukosa lambung mencit pada kelompok P1 karena soyghurt yang merupakan susu kedelai fermentasi yang memiliki
kemampuan memproteksi kerusakan lambung. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Feng Liu et al., 2009, yang menyimpulkan bahwa bakteri
asam laktat pada susu kedelai yang telah difermentasi terbukti dapat menurunkan atau mengurangi indeks lesi lambung dan peroksidase lipid pada mukosa lambung
dan serum. Pemberian soyghurt yang mengandung 1x10
9
CFUml per hari pada tikus dapat meningkatkan superoxida dismutase SOD dan sintesis prostaglandin
E2 PGE2 dan dapat memproteksi mukosa lambung dari agen-agen perusak mukosa lambung.
Universitas Sumatera Utara
Bakteri asam laktat juga memiliki peranan penting dalam kesehatan antara lain sebagai antimutagenik, antikarsinogenik, hipokolesterolemik dan antagonis
dengan mikroba patogen usus dan sebagai immunomodulator, meningkatkan kesehatan pencernaan, serta meningkatkan pertahanan mukosa dan dapat
mencegah kerusakan pada mukosa lambung. Fujimura et al., 2006 dan Sakamoto et al., 2006 melaporkan bahwa youghurt yang mengandung bakteri
asam laktat Lactobacillus gasseri OLL 2716 LG 21 dapat memasuki lapisan lendir lambung dan terbukti efektif untuk menekan atau mengurangi pertumbuhan
Helicobater Pylorii serta mengurangi peradangan mukosa lambung pada manusia. Histopatologi Mukosa lambung mencit dapat dilihat pada Gambar 4.6.
Gambar 4.6. Gambaran Kerusakan Mukosa Lambung Mencit Secara Histoptologis Pembesaran 100x, Pewarnaan Haematoxyline
Eosin, tanda menunjukkan adanya erosi, bar 250 µm. M = mukosa, MM = Muskularis mukosa, P0 = Kelompok kontrol, P1
= Kelompok Aspirin + Soyghurt, P2 = Kelompok Aspirin + Omeprazol, P3 = Kelompok Aspirin + Aquades kontrol positif.
P2 P3
P1 P0
MM M
MM M
MM M
MM
M
250 µm 250 µm
Universitas Sumatera Utara
4.7. Ketebalan Lapisan Lendir Mukosa Lambung