4.3. Pengukuran Berat Badan Mencit
Berat badan hewan uji mencit diukur setelah diaklimitasi pada 0 hari dan hari ke-24 pada masing-masing kelompok perlakuan. Histogram selisih berat badan
awal dan akhir dapat dilihat pada Gambar 4.1
Gambar 4.1. Histogram selisih berat badan awal dan akhir mencit kelompok P0 kontrol , kelompok perlakuan P1, P2 dan P3. Keterangan : Grafik
histogram pada kontrol dengan perlakuan berbeda yang diikuti oleh huruf kecil yang tidak sama berbeda nyata pada taraf uji 5
P0,05. Kelompok perlakuan P1 dengan P2 diikuti oleh huruf kecil yang sama berbeda tidak nyata pada taraf uji 5 P0,05. P0
= Kelompok kontrol, P1 = Kelompok Aspirin dan Soyghurt, P2 = Kelompok Aspirin dan Omeprazol, P3 = Kelompok Aspirin dan
Aquades kontrol positif.
Berdasarkan uji statistik menunjukkan terjadi peningkatan berat badan mencit dari 0 hari sampai hari ke-24 secara signifikan P0,05 yaitu kelompok
P1, P2 dan P3 kontrol positif menunjukkan selisih kenaikan berat badan yang berbeda nyata P0,05 dengan kelompok P0 kontrol, kelompok P1 dan P2 juga
menunjukkan selisih kenaikan berat badan yang berbeda nyata P0,05 dengan
Universitas Sumatera Utara
kelompok P3, tetapi kelompok P1 dengan P2 menunjukkan selisih kenaikan berat badan yang berbeda tidak nyata P0,05. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
Tabel 4.3. Tabel 4.3. Peningkatan Berat Badan Mencit pada Hari ke-0 dan Hari ke-24
pada Masing-masing Kelompok Perlakuan.
Kelompok Perlakuan
Berat Badan Hari ke-0
g Berat Badan
Hari Ke-24 g
Kenaikan Berat Badan
g Kontrol P0
Perlakuan 1 P1 Perlakuan 2 P2
Perlakuan 3 kontrol positif P3 26,14
32,02 32,69
32,42 31,94
34,09 34,17
35,70 5,81
a
1,07
b
1,47
b
3,28
c Keterangan : notasi huruf yang berbeda menunjukkan beda nyata pada taraf 5
Kelompok P0 menunjukkan penambahan berat badan yang berbeda nyata dengan kelompok P1, P2 dan P3. Kelompok P1 menunjukkan penambahan berat
badan yang berbeda tidak nyata dengan kelompok P2 tetapi berbeda nyata dengan kelompok P3 sedangkan kelompok P2 menunjukkan penambahan berat badan
yang berbeda nyata dengan kelompok P3. Peningkatan berat badan yang tertinggi pada kelompok mencit yang diberi
perlakuan aspirin adalah pada kelompok P3 dengan penambahan berat badan sebesar 3,28 gram, lebih besar dari kelompok P1 dan P2. Hasil penelitian ini
bertolak belakang dengan pernyataan Boyers, 2010 dimana penderita gastritis umumnya mengalami gangguan pada saluran pencernaan atas, berupa nafsu
makan menurun, perut kembung dan perasaan penuh diperut, mual, muntah dan bersendawa. Gangguan-gangguan tersebut akan memberikan efek penurunan berat
badan. Peningkatan berat badan pada kelompok P3 ini diduga disebabkan karena selama 24 hari pemberian perlakuan terhadap mencit dengan cara dicekok, mencit
mengalami stress yang berkepanjangan. Ketika tubuh mengalami stress, maka tubuh akan melepaskan adrenalin dan hormon stress lainya seperti kortisol, ke
dalam aliran darah, adrenalin menghilang ketika keadaan setress menghilang, tetapi hormon kortisol tetap ada dan memicu peningkatan rasa ingin makan
karbohidrat yang lebih banyak sehingga akan meningkatkan berat badan,
Universitas Sumatera Utara
meningkatkan penyimpanan lemak dalam tubuh, metabolisme tubuh menjadi lambat serta peningkatan kadar gula darah Venuto, 2007.
Peningkatan berat badan terendah pada kelompok mencit yang diberi perlakuan adalah pada kelompok P1 dengan berat badan sebesar 1,07 gram, yaitu
kelompok yang diberi aspirin dan soyghurt tetapi berbeda tidak nyata dengan kelompok P2 yang diberi perlakuan aspirin dengan omeprazol sebesar 1,47 gram
omeprazol merupakan obat penghambat sekresi asam lambung. Selisih kenaikan berat badan pada kelompok P1 rendah karena soygurt adalah makanan yang
mengandung protein tinggi dan serat yang tinggi. Serat yang tinggi memiliki efek ganda terhadap gastrointestinal yaitu menimbulkan rasa kenyang dan energi.
Makanan yang mengandung serat tinggi mendorong pembentukan gel pada lambung yang dapat meningkatkan distensi dan mengurangi laju pengosongan
lambung yang menimbulkan rasa kenyang sehingga mengakibatkan turunnya konsumsi makan Saltzman et al 2001 ; Bell et al 1990. Secara fisiologis serat
makanan yang larut lebih efektif dalam mereduksi plasma kolesterol yaitu LDL serta meningkatkan HDL.
Susu sapi dan susu kedelai adalah merupakan sumber kalsium yang baik. Pada proses fermentasi akan terjadi proses perombakan dari molekul kompleks
menjadi molekul sederhana, sehingga banyak dijumpai kalsium yang bebas tidak terikat. Selain serat, kalsium juga dapat menurunkan berat badan, kalsium yang
terkandung dalam soyhgurt dapat mengurangi kemampuan sel untuk menyimpan lemak sehingga sel membakar lemak lebih banyak dan kurang diproduksi di hati.
Pernyataan ini sesuai dengan yang dilaporkan oleh Zemel et al 2004 ; Widodo et al., 2005 bahwa kalsium dapat menurunkan hormon kalsitriol 1,25
dihidroksivitamin D
3
yang akan menyebabkan penurunan kalsium di intraselular, dan terjadi penghambatan asam lemak sintesa enzim kunci lipogenesis serta
mendorong proses liposis, yaitu trigliserol yang ada dijaringan adiposa dipecah menjadi asam lemak dan gliserol, asam lemak yang terlepas masuk ke dalam
darah sebagai asam lemak bebas dan dioksidasi sebagai bahan bakar utama CO
2
, sehingga simpanan trigliserida di jaringan adiposa menurun dan akan mengurangi
lemak adiposit sehingga terjadi penurunan berat badan.
Universitas Sumatera Utara
4.4. Bobot Lambung Mencit