Gambar 2.3. Histologi normal mukosa lambung Eroschenko, 2003. Pembesaran 400x
2.3.3. Pertahanan Mukosa Lambung
Lapisan mukosa lambung merupakan barier antara tubuh dengan berbagai bahan, termasuk makanan, produk-produk pencernaan, toksin, obat-obatan OAINS dan
mikroorganisme yang masuk lewat saluran pencernaan Malik, 1992. Bahan- bahan yang berasal dari luar tubuh maupun produk-produk pencernaan berupa
asam dan enzim proteolitik juga dapat merusak jaringan mukosa lambung. Oleh karena itu, lambung memiliki sistem protektif yang berlapis-lapis dan sangat
efektif untuk mempertahankan keutuhan mukosa lambung.
Universitas Sumatera Utara
Proteksi pertahanan tersebut dilakukan oleh adanya beberapa faktor antara lain, faktor pre epitelial merupakan faktor proteksi paling depan saluran
pencernaan yang letaknya menutupi secara merata lapisan permukaan sel epitel mukosa saluran pencernaan. Faktor ini adalah cairan mukus dan bikarbonat yang
disekresikan oleh kelenjar-kelenjar dalam mukosa lambung berfungsi sebagai faktor pelindung terhadap enzim-enzim proteolitik dan asam lambung. Bikarbonat
berfungsi menetralisir keasaman di sekitar lapisan sel epitel. Suasana netral dibutuhkan agar enzim-enzim dan transpor aktif di sekeliling dan dalam lapisan
sel epitel mukosa dapat bekerja dengan baik Guyton dan Hall, 1997. Menurut Guyton dan Hall 1997, mukus adalah sekresi kental yang terutama terdiri dari
air, elektrolit dan campuran beberapa glikoprotein, yang terdiri dari sejumlah besar polisakarida yang berikatan dengan protein dalam jumlah yang lebih sedikit.
Lapisan ini memberikan perlindungan terhadap trauma mekanis dan kimia Wilson dan Lester 1994. Mukus menutupi lumen saluran pencernaan yang
berfungsi sebagai proteksi mukosa. Fungsi mukus sebagai proteksi mukosa untuk pelicin yang, menghambat kerusakan mekanis cairan dan benda keras, barier
terhadap asam, barier terhadap enzim proteolitik pepsin dan pertahanan terhadap organisme patogen Julius, 1992.
Faktor epitelial merupakan integritas dan regenerasi lapisan sel epitel berperan penting dalam fungsi sekresi dan absorbsi dalam saluran pencernaan.
Kerusakan sedikit pada mukosa lambung dapat diperbaiki dengan mempercepat penggantian sel-sel yang rusak. Sel-sel epitel saluran pencernaan terus menerus
mengalami pergantian dan regenerasi setiap 1-3 hari dipengaruhi oleh banyak faktor Malik, 1992. Faktor sub epitelial merupakan integritas mukosa lambung
terjadi akibat penyediaan glukosa dan oksigen secara terus menerus. Aliran darah mukosa mempertahankan mukosa lambung melalui oksigenasi jaringan yang
memadai dan sebagai sumber energi. Selain itu fungsi aliran darah mukosa adalah untuk membuang atau sebagai buffer difusi balik ion H
+
Julius, 1992 ; Setiawati, 1992. Komponen dari sistem imun dalam saluran cerna adalah sel-sel radang
lokal saluran cerna sel plasma, limfosit, monosit dan jaringan limpoid yang bersifat sistemik Malik, 1992. Selain beberapa faktor pertahanan di atas, pada
Universitas Sumatera Utara
selaput lendir saluran pencernaan juga terdapat komponen protektif mukosa yaitu prostaglandin PG. Hal ini membuktikan salah satu peranan penting
prostaglandin untuk memelihara fungsi barier selaput lendir Kartasasmita, 2002 ; Julius, 1992.
2.3.4. Patologi Lambung