4.4. Bobot Lambung Mencit
Hasil pengukuran terhadap bobot lambung hewan uji mencit diukur setelah hari ke-24 pada masing-masing kelompok perlakuan ditampilkan pada Lampiran J.
Dari hasil tersebut dapat dibuat grafik histogram seperti yang tertera pada Gambar 4.2.
Gambar 4.2.
Histogram bobot lambung mencit pada hari ke-24 kelompok P0 kontrol , kelompok perlakuan P1, P2 dan P3 kontrol positif.
Keterangan: Grafik histogram pada kontrol dengan perlakuan berbeda yang diikuti oleh huruf kecil yang sama berbeda tidak nyata pada taraf
uji 5 P0,05 dan huruf kecil yang tidak sama berbeda nyata taraf uji 5 P0,05. P0 = Kelompok kontrol, P1 = Kelompok Aspirin dan
Soyghurt, P2 = Kelompok Aspirin dan Omeprazol, P3 = Kelompok Aspirin dan Aquades kontrol positif.
Berdasarkan uji statistik bobot lambung hewan uji mencit menunjukkan terjadi perbedaan bobot lambung mencit hanya pada kelompok P3 diukur pada
hari ke-24. Perbedaan bobot lambung hewan uji terhadap masing-masing kelompok perlakuan dapat dilihat pada Tabel 4.4.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.4. Hasil Rata-rata Bobot Lambung Mencit pada Hari ke-24 pada Masing-masing Kelompok Perlakuan.
Kelompok Perlakuan Bobot Lambung
Rata-rata± SDg Notasi
Kontrol P0 Perlakuan 1 P1
Perlakuan 2 P2 Perlakuan 3 P3
0,392±0,102 0,346±0,81
0,328±0,044 0,486±0,076
a a
a b
Keterangan: notasi huruf yang berbeda menunjukkan beda nyata pada taraf 5
Tabel 4.5 menunjukkan kelompok P0 berbeda tidak nyata dengan kelompk P1 dn P2, tetapi berbeda nyata P0,05 dengan kelompok P3. Pada penelitian ini
kelompok perlakuan P3 kontrol positif menunjukkan adanya kenaikan bobot lambung, hal ini berbeda dengan hasil penelitian Rodriguez et al., 2010 yang
menemukan terjadinya kenaikan bobot lambung 30 - 40 pada kelompok yang diberi youghurt mengandung Streptococcus thermophilus strain FM 1190, yang
mengandung 10
8
CFUml selama 7 hari dan tidak ada korelasi antara berat badan dengan bobot lambung.
Kenaikan bobot lambung pada kelompok P3 kontrol positif yang diberi aspirin selama 10 hari dan dilanjutkan dengan pemberian aquades sampai hari ke-
24, hal ini diduga karena terjadinya edema sehingga terjadi kenaikan bobot lambung sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Puspitasari 2008 yang
menemukan terjadinya edema pada kelompok hewan percobaan tikus yang diberi asam asetil salisilat dengan dosis 400 mg per ekor tikus selama 3 hari. Edema
adalah meningkatnya volume cairan di ekstraselular dan di luar pembuluh darah serta penimbunan di jaringan serosa. Terjadinya difusi balik H
+
akibat tembusnya barier mukus lambung karena aspirin, sehingga terjadi kerusakan sel chief dan sel
parietal pada regio fundus dan pilorus akan merangsang pelepasan mediator inflamasi antara lain histamin dan prostaglandin. Peningkatan permeabilitas
larutan mediator inflamasi mencapai jaringan sehingga terjadi edema Malik, 1992.
Universitas Sumatera Utara
4.5. Peradangan Mukosa Lambung Mencit Secara Makroskopis