menghasilkan penurunan keasaman intragastrik yang konsisten selama 24 jam. Dalam lingkungan asam omeprazole dalam sel parietal dikonversi kebentuk aktif
yang menghambat produksi asam lambung. Dengan pencegahan sekresi asam dari sel parietal ke dalam lambung dapat menurunkan kadar inflamasi dan memberikan
kemudahan untuk proses penyembuhan. Dosis untuk mengurangi resiko iritasi saluran cerna akibat pemakaian obat-obat obat anti inflamasi non streoid OAINS
adalah 20 mg sehari dengan frekuensi satu kali sehari Ganiswara, 1995. Pada penggunaan jangka panjang omeprazole perlu diwaspadai efek sustained
hypochlorhydria dan hipergastrinemia.
2.3. Lambung
Menurut Bringman et al., 1995 ; Gartner dan Hiatt 2001 lambung adalah organ otot berongga yang berbentuk seperti kantung terbentuk seperti Huruf J dan
melebar. Bagian superior lambung merupakan kelanjutan dari esofagus. Bagian inferior berdekatan dengan duodenum yang merupakan bagian awal dari usus
halus. Fungsi utama lambung mencairkan makanan yang masuk dan mengubahnya menjadi massa kental khimus, dan melanjutkan proses
pencernaan yang telah dimulai dari rongga mulut yang dibantu oleh asam hidroklorat HCL dan enzim-enzim proteolitik seperti pepsin, renin, lipase dan
hormon parakrin Jungueira et al., 1987. Bolus makanan melewati gastroesophageal junction menuju lambung kemudian dicampur dengan gastric
juice yang terdiri atas mukus, air, HCl dan enzim-enzim pencernaan. Pada setiap individu, posisi dan ukuran lambung bervariasi. Pada saat inspirasi lambung
mendorong ke bawah dan menariknya kembali saat ekspirasi. Kapasitas normal lambung 1 sampai 2 liter.
2.3.1. Fisiologi Lambung
Lambung memiliki dua fungsi utama yaitu, fungsi pencernaan dan fungsi motorik. Fungsi pencernaan dan sekresi lambung berkaitan dengan pencernaan protein,
sintesis dan sekresi enzim-enzim pencernaan. Selain mengandung sel-sel yang mensekresi mukus, mukosa lambung juga mengandung dua tipe kelenjar tubular
Universitas Sumatera Utara
yang penting yaitu kelenjar oksintik gastrik dan kelenjar pilorik. Kelenjar oksintik terletak pada bagian korpus dan fundus lambung, meliputi 80 bagian
proksimal lambung. Kelenjar pilorik terletak pada bagian antral lambung. Kelenjar oksintik bertanggung jawab membentuk asam dengan mensekresikan
mukus, asam hidroklorida HCl, faktor intrinsik dan pepsinogen. Kelenjar pilorik berfungsi mensekresikan mukus untuk melindungi mukosa pilorus, juga beberapa
pepsinogen, renin, lipase lambung dan hormon gastrin Guyton dan Hall, 1997. Fungsi motorik lambung terdiri atas penyimpanan sejumlah besar makanan
sampai makanan dapat diproses dalam duodenum, pencampuran makanan dengan sekresi lambung hingga membentuk suatu campuran setengah cair yang disebut
kimus chyme dan pengosongan makanan dari lambung ke dalam usus dengan lambat pada kecepatan yang sesuai untuk pencernaan dan absorbsi dalam usus
halus Wilson dan Lester, 1994 ; Guyton dan Hall, 1997.
2.3.2. Anatomi Dan Histologi Lambung Normal
Anatomi lambung terbagi atas empat bagian yaitu, kardia, fundus, korpus atau body dan pilorus. Bagian proksimal lambung yang berbatasan esofagus disebut
kardia. Kardia merupakan bagian dengan luas yang kecil dan zona pembatas dekat gastrophageal junction. Fundus, pada mamalia merupakan regio yang berbentuk
kubah terletak sebelah kiri dari esofagus dan banyak terdapat sel kelenjar. Korpus atau body merupakan bagian terluas dari lambung kurang lebih 23 bagian
lambung yang membentang dari fundus inferior sampai ke pilorus. Pilorus merupakan bagian yang paling akhir atau bagian distal yang berhubungan dengan
duodenum disebut pilorus. Pilorus berbentuk corong dengan perluasan seperti kerucut, pada sambungan dengan badan disebut pyloric antrum dan batang
corongnya disebut pyloric canal. Bagian akhir pilorus terdapat sphinter yang berfungsi mengatur pelepasan chyme ke dalam duodenum. Bagian antrum-pilorik
merupakan daerah rawan terhadap infeksi Helicobacter pylorii, gastritis atrofi, tukak peptik dan karsinoma. Lengkungan kecil pada lambung dikenal sebagai
kurvatura minor, daerah ini sering dilalui oleh makanan dan minuman, adalah daerah yang rawan untuk terjadinya ulkus. Sedangkan lengkungan besar
Universitas Sumatera Utara
kurvatura mayor, tempat melekatnya omentum. Pada daerah kurvatura minor maupun mayor banyak dijumpai kelenjar getah bening, ini penting terutama
dalam penanganan keganasan pada penyakit tumor lambung dalam menentukan stadium tumor. Berikut merupakan gambaran bentuk anatomis dari lambung
dengan regio-regionya.
Gambar 2.2. Anatomi eksternal dan interna lambung mamalia Tortora dan Grabowski, 1996
Secara Histologi dinding lambung terdiri dari lapisan mukosa, sub-mukosa, muskularis mukosa dan serosa.
Mukosa dan sub mukosa lambung yang tidak direnggangkan tampak berlipat-lipat memanjang yang disebut rugae terutama
terlihat dalam keadaan kosong, tetapi bila lambung sedang berisi makanan, maka lipatan akan merata.
Mukosa
Seluruh dinding bagian dalam lambung terdiri dari mukosa yang dilapisi oleh selapis epitel kolumner yang menghasilkan musin netral. Membran mukosa
lambung berbentuk irreguler seperti tiang, membentuk lipatan longitudinal yang disebut rugae dan jumlahnya tergantung pada tinggi rendahnya rentangan
organnya. Membran mukosa terdiri dari tiga komponen yaitu epitelium, lamina propia dan muskularis mukosa. Epitel permukaan mukosa ditandai oleh adanya
Universitas Sumatera Utara
lubang sumuran yang terletak rapat satu dengan yang lain dan dilapisi epitel sejenis yang disebut faveola gasrika. Bentuk dan kedalaman dari sumuran ini
serta sifat kelenjarnya berbeda pada tiap bagian lambung. Di bawah epitel terdapat suatu lamina propia dan lapisan di bawah
sumuran ini mengandung kelenjar lambung. Lamina propia membentuk kerangka jaringan konektif antara kelenjar dan mengandung jaringan lymphoid yang
terkumpul dalam massa kecil folikel lymphatic gastrik. Lamina propria juga memiliki suatu pleksus vaskuler periglanduler yang kompleks, yang diperkirakan
berperan penting dalam menjaga lingkungan mukosa, termasuk membuang bikarbonat yang diproduksi pada jaringan sebagai pengimbang sekresi asam.
Kelenjar lambung berbentuk simpel dan tipe tubular yang meluas hingga basal lubang sumuran. Kelenjar pada daerah ini sebagian besar menghasilkan
musin. Kelenjar lambung dibagi menjadi 3 daerah yaitu isthmus, leher dan basis fundus. Pada masing-masing daerah mengandung beberapa jenis sel yang
berbeda. Tiap kelenjar lambung terbentuk dari empat jenis sel yaitu sel-sel lendir leher, sel-sel utama Chief cell atau peptic cells, sel-sel parietal sel oksintik dan
sel-sel enteroendokrin. Sel-sel lendir leher berukuran lebih kecil dari sel permukaan, bersifat
basofil, jumlahnya relatif sedikit, mempunyai dasar yang lebar dan menyempit dibagian daerah puncaknya. Sel lendir leher berfungsi mensekresikan mukus. Sel-
sel utama Chief cell atau peptic cells melapisi bagian bawah kelenjar lambung dan mempunyai bentuk sel serosa yang khas. Sel ini mengandung bahan basofil,
sebagian besar mitokondria dan granula sekresi yang mengandung pepsinogen, zat pemula pepsin. Eksositosi pepsinogen dipengaruhi rangsangan syaraf dan hormon.
Sel-sel parietal atau sel oksintik berbentuk bulat telur, berukuran relatif besar dan bersifat asidofil. Sel-sel ini memproduksi asam hidroklorat HCl dan faktor
intrinsik lambung. Letaknya tersebar pada lumen dipisahkan oleh sel-sel utama Chief cell. Sel-sel enteroendokrin berjumlah lebih sedikit dan letaknya tersebar
di antara membran dasar dan sel-sel utama Chief cell.
Universitas Sumatera Utara
Sel-sel ini berfungsi mengatur komposisi sekresi lambung air, enzim dan kadar elektrolit, motilitas dinding usus, proses penyerapan dan penggunaan makanan
Beveleander et al., 1988; Bringman et al., 1995; Gartner dan Hiatt, 2001 ; Eroschenko, 2003.
Submukosa
Di bawah lapisan mukosa muskularis terdapat lapisan submukosa. Lapisan submukosa umumnya lebih luas, tebal, bersifat fibroelastis dan terdiri dari
kelenjar, pembuluh darah, pembuluh limfatika dan syaraf Bringman, 1995. Submukosa mengandung jaringan ikat tidak teratur yang lebih padat dengan
banyak serat kolagen dibanding dengan lamina propia. Pada lapisan ini terdapat kumpulan pembuluh darah kecil yang dikenal dengan pleksus Heller dan juga
meliputi sebagian besar pembuluh limfatika dan pleksus syaraf pleksus Meissner Beveleander et al., 1988 ; Eroschenko, 2003.
Tunika muskularis
Tunika muskularis terdiri dari tiga lapis otot polos. Lapisan dalam berupa lapisan oblik, lapisan tengah berupa lapisan otot sirkuler dan lapisan luar berupa lapis otot
longitudinal. Lapisan oblik tidak utuh sehingga lapisan ini tidak selalu tampak pada sediaan dinding gaster. Antara lapisan sirkuler dan lapisan longitudinal
dipisahkan oleh pleksus syaraf mesenterium dan sel ganglion parasimpatis pleksus Auerba
ch’s yang menginervasi kedua lapis otot Gartner dan Hiatt, 2001 ; Eroschenko, 2003.
Serosa
Lapisan paling luar yang melapisi gaster atau saluran pencernaan adalah adventisia atau serosa. Lapisan ini adalah lapisan tipis jaringan ikat yang
menutupi muskularis eksterna. Dibagian luar lapisan ini ditutupi selapis mesotel gepeng peritonium viseral. Adventisia atau serosa tersusun dari jaringan longgar
yang sering mengandung lemak, pembuluh darah dan syaraf Beveleander, 1988 ; Eroschenko, 2003.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.3. Histologi normal mukosa lambung Eroschenko, 2003. Pembesaran 400x
2.3.3. Pertahanan Mukosa Lambung