ekonomi dan hal ini berkaitan dengan produk perkotaan tahunan yang dapat menciptakan lapangan kerja yang berkelanjutan dan keseimbangan kota dalam
perdagangan dan hal ini lebih penting bagi individu yang menetap di kota.
2.6 Studi Banding
2.6.1 Ramblas Barcelona Ramblas Barcelona adalah salah satu jalan terbaik di dunia. Jalan ini berada di
pusat kota Barcelona dengan ketinggian bangunan 5-7 lantai, dengan membaginya menjadi tiga bagian, yaitu jalur sirkulasi kendaraan di sebelah kiri dan kanan,
sedangkan pedestrian besar berada di tengah-tengah, jalur sirkulasi dengan pepohonan sebagai pendukung pemandangan. Ramblas sangat terkenal dengan
suasana lingkungan yang diciptakan dari bangunan yang ada di sekitar kawasan. Bangunan lamabersejarah di kawasan ini masih sangat terpelihara dengan baik,
karena konteks lingkungan yang ada di kawasan masih dipertahankan Gambar 2.30.
Gambar 2.30 Ramblas, Barcelona Sumber: WWW.Google.Com
UNIVERSITAS SUMATRA UTARA
Ramblas dirancang untuk kegiatan berjalan kaki dan hal itu berhasil, baik dari lebar jalan, panjangnya jalan dan peletakkan street furniture di kawasan tersebut
Gambar 2.31.
Kondisi kawasan yang ada di Ramblas dapat dilihat pada potongan jalan yang menggambarkan kondisi lingkungan yang ada di sekitar kawasan. Lebar jalan yang
ada di sekitar kawasan memiliki lebar yang cukup memadai dengan bangunan- bangunan yang melingkupi kawasan yang membuat suasana menjadi lebih menarik
dan nyaman serta kegiatan aktifitas yang ada di sekitar kawasan Gambar 2.32. Gambar 2.31 Kegiatan berjalan kaki di
Ramblas Barcelona Sumber: WWW.Google.Com
UNIVERSITAS SUMATRA UTARA
Lebar pedestrian yang berada di tengah memiliki lebar yang bervariasi, yaitu antara 11 - 13 meter dan terdapat pepohonan di sepanjang jalur pedestrian, jarak antar
pohon memiliki jarak 6 meter dan dari pinggir bahu jalan memiliki jarak 60 cm. Jalur sirkulasi kendaraan di bagi menjadi dua arah, masing-masing memiliki jarak yang
bervariasi antara 4,5 – 10 meter. Terdapat jalan setapak sepanjang bangunan dengan ukuran yang bervariasi 3 – 6 meter. Total keseluruhan sirkulasi, baik untuk jalur
kendaraan, jalan setapak dan pedestrian memiliki lebar 31 meter. Pepohonan di sepanjang pedestrian membentuk susunan yang teratur dan indah sehingga suasana
lingkungan yang tercipta terasa nyaman. Gambar 2.32 Potongan jalan Ramblas
Barcelona Sumber: Jacob .B. Allan, 1991: 93
UNIVERSITAS SUMATRA UTARA
Café dengan struktur kain layar yang temporer di sediakan sepanjang bagian dari jalur pedestrian yang luas, selama musim semi dan musim panas Gambar 2.33.
Ramblas, Barcelona dirancang dengan spesial, dengan sangat mengesankan sebagai ruang publik. Di tengah-tengah kepadatan bangunan dan banyaknya aktivitas
orang-orang baik di dalam maupun di luar ruangan, ruang publik di rancang untuk menciptakan suatu kegiatan hiburan dan sosialisasi yang menyenangkan dengan tetap
memperhatikan lingkungan di sekitarnya. Bangunan-bangunan pada jalan ini memiliki ketinggian yang hampir sama yaitu sekitar 5-7 lantai 24 meter dan jalan
didominasi oleh Bangunan-bangunan retailtoko yang fasadenya terdiri dari jendela- jendela dan entrance dengan arsitektur bangunan gotik. Sepanjang pedestrian terdapat
tempat duduk, lampu-lampu taman yang menghiasi Ramblas, Barcelona pada malam hari, aneka barang-barang yang dipamerkan dan dijual, atraksi menarik dari
sekelompok orang untuk menciptakan suasan yang menyenangkan dan menarik dan Gambar 2.33 Café di sepanjang pedestrian
Ramblas Barcelona Sumber: WWW.Google.Com
UNIVERSITAS SUMATRA UTARA
Gambar 2.34 Regent Street London Sumber: WWW.Google.Com
hal ini dilakukan untuk menciptakan suasana yang berbeda dari jalan-jalan besar di kota lainnya, sehingga pada saat seseorang dating ke Ramblas, Barcelona orang-
orang akan merasakan suasana berbeda yang diciptakan di lingkungan Ramblas, Barcelona dan pada simpul-simpul jalan di buat bagian yang berbeda sehingga saat
seseorang berjalan di pedestrian tersebut awal dan akhir dari pedestrian tersebut akan lebih mudah diingat oleh orang-orang melintas dengan kendaraan ataupun berjalan
kaki di kawasan tersebut. 2.6.2
Regent Street London Regent Street London merupakan salah satu jalan yang terkenal di pusat kota London
pada tahun 1800s oleh arsitek yang bernama John Nash yang merancangan dengan baik, sehingga jalan ini merupakan salah satu jalan yang terkenal di dunia. Adanya
sirkulasi pejalan kaki yang dirancang dengan baik, dengan tiang-tiang yang merupakan bagian dari struktur bangunan yang membentuk kolonade Gambar 2.34
dan 2.35.
UNIVERSITAS SUMATRA UTARA
Regent Street, London memiliki jalur sirkulasi kendaraan dan jalur sirkulasi pejalan kaki, untuk jalur sirkulasi kendaraan memiliki lebar 16 meter dan untuk jalur
sirkulasi pejalan kaki memiliki lebar 5,4 meter dan total keseluruhan memiliki lebar 26 meter, dengan lebar jalan yang memadai di sekitar kawasan menciptakan
lingkungan yang menarik dan nyaman Gambar 2.36. Gambar 2.35 Jalur sirkulasi di
Regent Street London Sumber: WWW.Google.Com
Gambar 2.36 Potongan jalan Regent Street London
Sumber: Jacob .B. Allan, 1991: 162
UNIVERSITAS SUMATRA UTARA
Bentuk jalan yang di bentuk berbentuk diagonal dengan bentuk yang beraturan. Skala bangunan yang yang jelas yang disesuaikan dengan lebar jalan,
sehingga adanya satu kesatuan dan terlingkupi antara jalan dengan bangunan yang terbentuk dan fungsi bangunan di kawasan ini adalah bangunan komersial.
Ketinggian bangunan memiliki tinggi yang sama, yaitu antara 6 – 7 lantai sekitar 70 kaki 21 meter. Material yang digunakan pada bangunan, yaitu sejenis
batu alam atau batu gamping dengan warna keabu-abuan dan dipadukan dengan warna coklat. Bangunan dirancang dengan mengekspos kolom-kolom bangunan,
pintu masuk utama dan bangunan di sekitar Regent Street, London banyak menggunakan jendela serta dinding bangunan yang direlief Gambar 2.37.
UNIVERSITAS SUMATRA UTARA
Gambar 2.38 Castro Street Mountain California
Sumber: WWW.Google.Com 2.6.3
Castro Street Mountain California Castro Street Mountain California merupakan suatu jalan yang terkenal di
California dan sudah ada sejak tahun 1990 yang dikonsep dalam tingkatan yang fleksibilitas dengan disain yang kuat dan jelas. Jalan ini didisain dalam tiga tingkatan,
yaitu: untuk trotoar kakilima, parkir kendaraan dan jalur sirkulasi kendaraan. Dalam disain, trotoar pejalan kaki yang didisain secara lebih efektif untuk memisahkan
pejalan kaki dari parkir kendaraan. Castro Street Mountain California memiliki lebar keseluruhan 24 meter, jalur sirkulasi pejalan kaki masing-masing di sebelah kanan
dan kiri memiliki lebar 3 meter, sedangkan untuk jalur sirkulasi kendaraan dan parkir kendaraan memiliki lebar 18 meter Gambar 2.38 dan 2.39.
Gambar 2.37 Tampak bangunan Regent Street London
Sumber: WWW.Google.Com
UNIVERSITAS SUMATRA UTARA
Pepohonan di sepanjang jalur trotoar di arahkan untuk memberikan transisi fleksibel antara zona trotoar pejalan kaki dengan zona parkir kendaraan. Kawasan ini
dirancang dengan baik dengan fungsi bangunan komersial, café dan retail yang memusatkan aktivitas pada trotoar kakilima dengan tetap memberikan ruang untuk
jalur sirkulasi pejalan kaki dan kendaraan. Hal ini dapat meningkatkan vitalitas ekonomi di kawasan tersebut, tetapi tidak dalam kaitan disain jalan melainkan suatu
disain yang melakukan pendekatan yang disesuaikan dengan penggunaan lahan dan konteks lingkungan di kawasan tersebut Gambar 2.40.
Gambar 2.39 Potongan jalan Castro Street Mountain California
Sumber: Jacob .B. Allan, 1991: 168
UNIVERSITAS SUMATRA UTARA
2.6.4 Bahnhofstrasse Zurich Bahnhofstrasse Zurich merupakan salah satu jalan yang terkenal yang ada di
Negara Switzerland dan jalan ini berkembang sejak tahun 1860. Bahnhofstrasse, zurich merupakan salah satu tempat pusat perbelanjaan dengan retail-retail toko area
ini dirancang khusus dengan mengorganisir kegiatan berbelanja dengan berjalan kaki. Tranportasi di sekitar kawasan adalah kereta api yang melintasi kawasan tersebut.
Kawasan ini memiliki lebar jalan 7 meter dan hanya dilewati oleh kereta api, sedangkan untuk jalur pedestrian pejalan kaki disebelah kanan dan kiri masing-
masing memiliki lebar 9 meter sehingga total keseluruhan sirkulasi pejalan kaki dan sirkulasi kendaraan memiliki lebar 25 meter Gambar 2.41 dan 2.42.
Gambar 2.40 Kegiatan komersial di Castro Street Mountain California
Sumber: WWW.Google.Com
UNIVERSITAS SUMATRA UTARA
Gambar 2.41 Bahnhofsrasse, Zurich Sumber: WWW.Google.Com
2.6.5 Braga Bandung Jalan Braga di Kota Bandung terletak di jantung kota dan berhimpitan dengan
Jalan Asia Afrika yang dikenal dengan Gedung Merdeka. Jalan ini memiliki panjang sepanjang lebih kurang 700 meter. Di sisi kanan dan kiri
Jalan Braga terdapat kompleks pertokoan yang memiliki arsitektur dan tata kota yang tetap mempertahankan ciri arsitektur lama pada masa Hindia Belanda. Tata letak
pertokoan tersebut mengikuti model yang ada di Eropa sesuai dengan perkembangan kota Bandung pada masa itu 1920-1940-an sebagai kota mode yang cukup
termasyhur seperti halnya kota Paris pada saat itu. Identitas Braga dengan Art Deco- nya akan dikembangkan menjadi tema arsitektural Braga City Walk.
Gambar 2.42 Potongan jalan Bahnhofsrasse Zurich Sumber: Jacob .B. Allan, 1991: 168
UNIVERSITAS SUMATRA UTARA
Direncanakan Braga City Walk dapat menjadi tempat rendevouz berbagai tataran waga kota, yang akhirnya diharapkan dapat menjadi ciri baru new landmark
tujuan wisata khas kota Bandung. Fasilitas retail akan mengadopsi konsep lifestyle Center. Lifestyle shopping adalah trend terbaru cara masyarakat berbelanja setelah
trend shopping center tahun 80-an dan trend Malleisure space. Oleh karenanya lifestyle center bukan saja akan menjadi tempat belanja yang nyaman tapi juga
menjadi pusat akulturasi budaya lokal dan lokal budaya metropolis. Luas lifestyle center ini meliputi 20.000 m², yang tersebar di 3 lantai bangunan. Kekhasan Braga
City Walk yang akan menjadi daya tarik utama masyarakat adalah disediakannya plaza terbuka open-air plaza yang dapat digunakan untuk berbagai acara. Plaza
terbuka ini direncanakan seperti plaza terbuka kota-tua di Eropa. Braga adalah salah satu jalan di pusat Kota Bandung. Pada masa kolonial
jalan ini sangat prestisius. Seperti halnya Ochard Road di Singapura atau Ginza di Tokyo. Ketika itu jalan Braga yang khas seperti kota-kota tua di Eropa menjadi daya
tarik tersendiri bagi pelancong yang berkunjung ke Bandung. Sejak jaman kolonial hingga akhir 70-an Braga dikenal sebagai CBD-nya Bandung. Jalan Braga dikenal
sebagai kawasan berbelanja paling elit di Bandung. Namun kini kepopulerannya mulai surut. Braga kalah bersaing dengan pusat belanja baru lainnya. Seperti
Bandung Super Mall, Bandung Indah Plaza, atau Istana Plaza. Braga memiliki potensi yang sangat besar untuk kembali menjadi CBD-nya Kota Bandung.
Lokasinya yang strategis pada lingkungan historis memberikan peluang untuk menjadi bukan saja tempat yang indah tapi juga menjadi tempat yang menarik.
UNIVERSITAS SUMATRA UTARA
Gambar 2.44 Pertokoan di sepanjang Jl. Braga Bandung
Sumber: WWW.Google.Com Gambar 2.43 Braga Bandung
Sumber: WWW.Google.Com Ruang Jalan Braga sebagai sebuah kawasan pertokoan elit dengan kondisi
lingkungan yang nyaman bagi pejalan kaki baik untuk tujuan belanja maupun sekadar
jalan-jalan. Proporsi ruang yang terbentuk menurut Dibyo Hartono dkk, adalah sebuah proporsi yang sangat baik dengan perbandingan ketinggian di dua sisi Jalan
dan lebar jalannya proposional terhadap skala manusia.Sepanjang jalan ruang Braga terdapat berbagai peninggalan karya arsitektur dalam bentuk bangunan dengan
berbagai gaya style. Tetapi mempunyai proporsi dan harmonisasi yang baik, sehingga menimbulkan kesan sebagai satu kesatuan yang dinamis dan adanya keterkaitan di
dalam kawasan yang berkesinambungan dengan bangunan yang ada di sekitar kawasan dengan tetap memperhatikan elemen lainnya Gambar 2.43 dan 2.43.
UNIVERSITAS SUMATRA UTARA
Gambar 2.45 Boulevard Saint-Michel Luxembourg
Sumber: WWW.Google.Com 2.6.6 Boulevard Saint-Michel
Boulevard Saint Michel merupakan salah satu jalan yang terkenal di kota Luxembourg. Jalan ini memiliki lebar keseluruhan 100 kaki 30 meter yang terdiri
dari sirkulasi kendaraan dan sirkulasi pejalan kaki yang masing-masing memiliki lebar 7,2 meter. Ketinggian bangunan di kawasan ini memiliki ketinggian yang sama,
yaitu lima lantai. Terdapat pepohonan sebagai pendukung pemandangan yang ada di sepanjang trotoar kakilima, setiap pohon memiliki jarak antara pohon yang satu
dengan pohon yang lainnya, yaitu sekitar 5,10 meter dengan ketinggian pohon mencapai 9,5 meter Gambar 2.45 dan 2.46.
UNIVERSITAS SUMATRA UTARA
Gambar 2.46 Potongan jalan Boulevard Saint-Michel Luxembourg
Sumber: Jacob .B. Allan, 1991: 8
Gambar 2.47 Kegiatan di sekitar Boulevard Saint- Michel Luxembourg
Sumber: WWW.Google.Com Kawasan ini di rancang untuk kegiatan berbelanja dan hiburan sehingga di
kawasan ini banyak terdapat toko-toko yang menjual berbagai macam perlengkapan mulai dari toko pakaian sampai dengan toko furniture dan café. Trotoar kakilima di
sediakan juga tempat duduk dengan banyak bangku dan meja dengan tetap memperhatikan jarak dengan jalur sirkulasi pejalan kaki Gambar 2.47.
Di kawasan ini ketinggian bangunan rata-rata 5 lantai, fasade bangunan banyak menggunakan jendela dengan ukuran yang besar dan panjang, warna
UNIVERSITAS SUMATRA UTARA
Gambar 2.48 Tampak bangunan di sekitar Boulevard Saint-Michel Luxembourg
Sumber: WWW.Google.Com bangunan juga menggunakan warna yang lembut seperti abu-abu dan warna coklat
muda Gambar 2.48.
BAB III METODE PENELITIAN