berdasarkan pada struktur dan fungsional kawasan dalam konteks sebagai ruang publik.
3. Pengelolahan koridor Jl. Pemuda Medan dan bangunan lamabersejarah yang masih bertahan yang diarahkan pada pemenuhan kebutuhan publik,
dalam hal ini bangunan lamabersejarah dengan berbagai karakter yang dimiliki masing-masing merupakan bagian dari ruang publik.
4. Dalam hal ini bangunan baru juga dengan berbagai karakter yang dimiliki masing-masing merupakan bagian dari ruang publik.
6.1 Konsep tata bangunan di Jl. Pemuda Medan
Konsep tata bangunan di Jl. Pemuda Medan dalam kaitannya dengan Urban Friendly Corridor terdiri dari:
6.1.1 Perancangan kawasan Pemuda Selayaknya suatu perancangan memiliki visi dan misi yang dapat
mengarahkan serta memperkokoh landasan dalam setiap pengambilan keputusan. Visi merupakan tema pengembangan suatu wilayah atau kawasan. Perumusan visi yang
tepat dalam perancangan akan dapat mendorong dan mempercepat proses menuju tujuanmisi yang diinginkan. Visi dan sasaran perancangan kawasan Pemuda Medan
dapat dirumuskan dengan mempertimbangkan beberapa kriteria dari perancangan kota, hal ini dilakukan untuk menghasilkan perancangan kota yang baik dan menarik
untuk kenyamanan masyarakat yang ada di sekitar kawasan tersebut.
UNIVERSITAS SUMATRA UTARA
6.1.2 Sasaran perancangan kawasan Pemuda Kawasan Pemuda mempunyai potensi besar menjadi kawasan Pusat kota
dimana sebuah koridor kota yang menempatkan manusiamasyarakat penghuninya sebagai “tuan rumah” yang dapat merasakan kemakmuran, kenyamanan, kesehatan
dan keamanan secara adil dan merata dalam prinsip-prinsip kota yang berkesinambungan dan dalam penataannya.
Ada beberapa hal yang perlu dilihat pada kawasan ini sebagai berikut: 1. Isu lingkungan yang berkelanjutan.
2. Memfasilitas kegiatan campuran dalam kawasan perencanaan yaitu pemukiman dan komersial Gambar 6.1.
Gambar 6.1 Delineasi kawasan dan beberapa kondisi batas-batas kawasan
Sumber: Temuan lapangan dan hasil analisis
1 3
4 5
2 1
2 3
4
5
UNIVERSITAS SUMATRA UTARA
6.1.3 Gambaran umum dan kebijakan pengembangan kawasan Berdasarkan hasil analisis, dapat disimpulkan adanya potensi dan persoalan
baik yang bersifat design problem maupun non design problem di kawasan Jl. Pemuda Medan yang nantinya akan menjadi panduan dan acuan dalam penyusunan
konsep di kawasan Pemuda yang pada saat akan mengikat dan mengatur yang dirangkum Tabel 6.1.
Tabel 6.1 Potensi dan persoalan kawasan Pemuda Medan Potensi
Persoalan Desain
Non desain
• Memilki lokasi yang strategis,
dekat dengan fungsi-fungsi
komersial, hotel, perkantoran dan
pusat bisnis.
• Dapat menjadi pusat ekonomi
dan ruang publik yang modern dan
menguatkan citra kawasan Jl.
Pemuda, sebagai kawasan
bersejarah.
• Kapasitas jalan mencukupi LOS
A. • Letak kawasan
sangat strategis di pusat kota dan
dilalui berbagai rute angkutan
yang menghubungkan
kawasan Jl. Pemuda, Medan.
• Titik-titik transit tidak terintegrasi
dan belum didata dengan baik.
• Tata massa bangunan yang
spontan dan tidak terarah.
• Sirkulasi pedestrian di
sekitar kawasan tidak memadai,
memiliki lebar 1,2 m bahkan di
kawasan tersebut trotoar digunakan
untuk kios PKL.
• Pengelolaan ruang terbuka
yang sama sekali belum tersentuh.
• Lokasi parkir, utilitas dan
drainase kawasan belum
direncanakan dengan baik.
• Kemacetan akibat parkir di jalan.
• Perilaku PKL yang menempatkan kios
seenaknya untuk berjualan tanpa
memperdulikan kepentingan umum.
• Perilaku supir angkutan yang
menunggu penumpang di sisi
jalan.
• Perilaku pengendara yang parkir di badan
jalan. • Kebijakan tidak
tertulis dengan bangunan
lamabersejarah mempengaruhi
tipologi.
• pengembangan bangunan.
• Belum ada guideline yang mengatur
building envelope bentuk bangunan
sesuai dengan keinginan mereka.
UNIVERSITAS SUMATRA UTARA
Tabel 6.1 Lanjutan Potensi
Persoalan Desain
Non desain
• Bangunan- bangunan
lamabersejarah yang berada di
koridor Jl. Pemuda, Medan
mempunyai keunikan langgam
dan arsitektur bangunan.
• Mulai bertumbuhnya
bangunan- bangunan
komersial mempunyai
potensi sebagai generator
ekonomi kawasan.
• Tipologi bangunan
eksisting dapat dikembangkan
pada bangunan yang akan
direncanakan. • Titik-titik transit
tidak terintegrasi dan belum didata
dengan baik. • Belum adanya
areal parkir. • Berkurangnya
kapasitas jalan karena adanya on-
street parking. • Perubahan tipologi
bangunan dari bangunan
bersejarah ke modern
mempengaruhi perkembangan
tipologi secara umum.
• Masalah drainase jalan dan lahan.
• Pedagang kaki lima
Sumber: Hasil analisa dan pengamatan di lapangan, 2012
6.2 Rencana Pengembangan kawasan