Pada bab ini akan dilakukan analisa terhadap data yang telah dikumpulkan dan studi literature maupun lapangan. Analisa tata bangunan di Jl. Pemuda Medan
akan di kaji pada sub bab berikut ini mencakup, analisa intensitas pembangunan, analisa sirkulasi kendaraan, analisa sirkulasi pejalan kaki, analisa sistem vegetasi,
analisa signage system, analisa penggunaan tanah dan analisa activity support.
5.1 Analisa Intensitas Pembangunan
5.1.1 Ketinggian bangunan Secara umum tipologi bangunan yang terdapat di kawasan Pemuda adalah
toko sebagai kegiatan komersial, sedangkan tipologi bangunan perkantoran adalah bangunan tunggal. Di awal perkembangan kawasan Pemuda, bangunan toko dan
perkantoran bangunan tunggal terdiri dari 2-4 lantai. Dari hasil pengamatan dan analisis ketinggian bangunan 46 unit bangunan yang terdapat di jalur utama kawasan
Pemuda diperoleh: 1 unit 1,25 bangunan satu lantai bangunan umum yaitu, rumah ibadah, 3 unit 4,23 bangunan dua lantai umumnya bangunan ruko, 26
unit 45,23 bangunan tiga lantai, 6 unit 8,64 bangunan empat lantai dan 10 unit 39,54 bangunan diatas empat lantai. Jika ditinjau dari aturan batas ketinggian
bangunan yang diberlakukan pada kawasan ini maka terdapat 7 unit 9,77 bangunan yang menyalahi aturan, yaitu bangunan ruko dan beberapa bangunan
perkantoran Gambar 5.1.
UNIVERSITAS SUMATRA UTARA
Ketinggian bangunan pada masing-masing jalur kanan dan jalur kiri pada jalur utama koridor Pemuda menunjukkan ketinggian bangunan yang berbeda, sehingga
potongan tampak yang tercipta dari bangunan-bangunan tersebut menggambarkan dengan jelas ketinggian masing-masing bangunan dan Key Map yang menunjukkan
letak posisi bangunan di kawasan Pemuda Gambar 5.2 dan 5.8. Gambar 5.1 Ketinggian massa bangunan di kawasan Pemuda
Sumber: Temuan lapangan dan hasil analisis
B-B A-A
Gambar 5.2 Ketinggian tampak bangunan A-A di sebelah kiri pada koridor Jl. Pemuda Medan
Sumber: Temuan lapangan dan hasil analisis
UNIVERSITAS SUMATRA UTARA
Ketinggian bangunan sebelah kiri pada koridor Jl. Pemuda Medan masing- masing bangunan memiliki ketinggian yang tidak disesuaikan dengan fungsi
bangunannya, sehingga setelah dilakukan tinjauan ke lapangan banyak di temukan ketinggian bangunan yang menyalahi aturan yang tidak di sesuaikan dengan fungsi
bangunannya, sehingga merusak tampak bangunan di kawasan Jl. Pemuda Medan. Bangunan sebelah kiri pada koridor Jl. Pemuda Medan, jika dilihat dari fungsi
bangunan dan ketinggian bangunan terdiri dari 26 unit rukorumah toko dengan ketinggian bangunan 3-4 lantai, 9 unit bangunan perkantoran dengan ketinggian
bangunan 4-6 lantai, 3 unit bangunan komersial dengan ketinggian bangunan 4-5 yang dapat memberikan pandangan yang kurang menarik Gambar 5.4.
Gambar 5.3 Key Map bangunan di koridor Jl. Pemuda Medan
Sumber: Temuan lapangan dan hasil analisis
Gambar 5.4 Ketinggian massa bangunan di sebelah kiri koridor Jl. Pemuda Medan Sumber: Temuan lapangan dan hasil analisis
UNIVERSITAS SUMATRA UTARA
Ketinggian bangunan di sebelah kiri koridor Jl. Pemuda Medan menunjukkan adanya beberapa bangunan yang memiliki ketinggian bangunan lebih dari empat
lantai dengan fungsi bangunan sebagai bangunan komersial dan perkantoran, sehingga jika dilihat dari ketinggian bangunan, bangunan dengan fungsi komersial
dan perkantoran ini terlihat lebih menonjol, karena posisi bangunan yang berada di tengah-tengah bangunan lainnya.
Ketinggian bangunan sebelah kanan pada koridor Jl. Pemuda Medan, masing- masing bangunan memiliki ketinggian yang tidak disesuaikan dengan fungsi
bangunannya, sehingga setelah dilakukan tinjauan ke lapangan banyak di temukan ketinggian bangunan yang menyalahi aturan yang tidak di sesuaikan dengan fungsi
bangunannya, sehingga merusak tampak dari kawasan Jl. Pemuda Medan. Bangunan sebelah kanan pada koridor Jl. Pemuda Medan, jika dilihat dari fungsi bangunan dan
ketinggian bangunan terdiri dari 7 unit rukorumah toko dengan ketinggian bangunan 3-4 lantai, 10 unit bangunan perkantoran dengan ketinggian bangunan 3-5 lantai, 1
unit rumah ibadah dengan ketinggian bangunan 1 lantai, 3 unit asrama kesusteran dengan ketinggian bangunan 2 lantai Gambar 5.5.
UNIVERSITAS SUMATRA UTARA
Ketinggian masing-masing bangunan pada jalur sebelah kanan koridor jalan Pemuda menciptakan tampak-tampak bangunan, yang jika dilihat banyaknya
bangunan yang menyalahi peraturan, sehingga pada beberapa bangunan terlihat lebih menonjol dengan ketinggian bangunan melebihi batas maksimum ketinggian
bangunan Gambar 5.6.
Ketinggian bangunan di sebelah kanan koridor Jl. Pemuda Medan menunjukkan adanya bangunan yang memiliki ketinggian bangunan lebih dari empat lantai dengan
fungsi bangunan sebagai bangunan komersial, sehingga jika dilihat dari tampak bangunan, bangunan dengan fungsi komersial ini terlihat lebih menonjol, karena
Gambar 5.6 Ketinggian massa bangunan di sebelah kanan koridor Jl. Pemuda Medan
Sumber: Temuan lapangan dan hasil analisis Gambar 5.5 Ketinggian tampak bangunan B-B di sebelah kanan pada koridor Jl.
Pemuda Medan Sumber: Temuan lapangan dan hasil analisis
UNIVERSITAS SUMATRA UTARA
posisi bangunan yang berada di tengah-tengah bangunan lainnya Gambar 5.7 dan 5.8.
Massa bangunan di kawasan Pemuda, banyak sekali yang tinggi tidak sesuai dengan karakter lingkungan yang ada, yaitu sebagai kawasan lamabersejarah.
Kawasan Pemuda merupakan kawasan pusat kegiatan komersial. Pada tabel di bawah ini akan dijelaskan masing-masing fungsi bangunan dan rata-rata ketinggian
bangunan Tabel 5.1. Gambar 5.7 Ketinggian massa bangunan di sebelah kiri koridor Jl.
Pemuda Medan Sumber: Temuan lapangan dan hasil analisis
Gambar 5.8 Ketinggian massa bangunan di sebelah kanan koridor Jl. Pemuda Medan
Sumber: Temuan lapangan dan hasil analisis
UNIVERSITAS SUMATRA UTARA
Tabel 5.1 Ketinggian bangunan di Jl. Pemuda Medan No.
Segmen jalan
Bangunan Fungsi bangunan
dan ketinggian bangunan
1. Segmen
1 Ruko 3 Lt
2. Segmen
2 Perkantoran 5 Lt,
komersial 19 Lt dan ruko 3 Lt
Tabel 5.1 Lanjutan No. Segmen
jalan Bangunan
Fungsi bangunan dan
ketinggian bangunan
UNIVERSITAS SUMATRA UTARA
3. Segmen
3 Perkantoran 4
Lt dan komersial 4 Lt
4. Segmen
4 Perkantoran 2-5
Lt dan komersial 10
Lt, ruko 3 Lt dan bangunan
umum 2 Lt 5.
Segmen 5
Perkantoran 4 Lt dan
komersial 3 Lt dan ruko 3 Lt
6. Segmen
6 Perkantoran 3-4
Lt dan ruko 3-4 Lt
Tabel 5.1 Lanjutan No.
Segmen jalan
Bangunan Fungsi bangunan
dan ketinggian bangunan
UNIVERSITAS SUMATRA UTARA
6. Segmen
6
Presentase ketinggian
bangunan berdasarkan
fungsi bangunannya
Bangunan dengan fungsi perkantoran Rata-rata 6 Lt
20 Bangunan dengan fungsi komersial
Rata-rata 5 Lt 20
Bangunan dengan fungsi ruko Rata-rata 3 Lt
20 Bangunan dengan fungsi bangunan
umum Bangunan semuanya
Rata-rata 2 Lt 25
Sumber: Hasil analisa dan pengamatan di lapangan, 2012 5.1.2 Ketinggian bangunan dengan Lebar Jalan
Ketinggian bangunan dan lebar jalan pada suatu kawasan di pusat kota merupakan dua hal yang saling berkaitan, karena hal ini akan sangat berpengaruh
terhadap jarak pandang seseorang pada saat melintas atau berjalan di kawasan tersebut untuk melihat secara lebih detail arsitektur yang ada pada bangunan. Lebar
jalan di kawasan Pemuda memiliki lebar trotoar 1m dan lebar jalan 25m yang terbagi menjadi dua arah dengan dibatasi oleh jalur penghijauan dengan lebar 1m sehingga
masing-masing lebar jalan Pemuda memiliki lebar 12m sedangkan ketinggian masing-masing bangunan antara 2-4 lantai, sehingga total lebar sirkulasi kendaraan
dan pejalan kaki 27 m.
UNIVERSITAS SUMATRA UTARA
Ketinggian bangunan dan lebar jalan di kawasan Pemuda akan menciptakan ruang, dimana dari ruang yang diciptakan oleh ketinggian bangunan dan lebar jalan
tersebut akan sangat mempengaruhi kemampuan jarak pandang seseorang pada saat melintas atau berjalan pada titik tertentu di kawasan tersebut, sehingga pada posisi
dimana seseorang berjalan atau melintas didapat jarak antara posisi orang berjalanmelintas dengan ketinggian bangunan tertentu akan terlihat sejauh mana
orang dapat melihat detail arsitektur yang ada pada bangunan tersebut.
Pada gambar tersebut memperlihatkan potongan jalan segmen 1, yang menganalisa sejauh mana jarak pandang seseorang untuk dapat melihat dengan jelas
detail arsitektur massa bangunan dengan memakai analisa yang menunjukkan perbandingan antara tinggi bangunan dengan lebar jalan. Pada gambar menunjukkan
dimana posisi pejalan kaki berada di trotoar dengan lebar 1m dan lebar jalan 25m, memandang kearah bangunan yang memiliki ketinggian bangunan 12m, dengan sudut
pandang normal, pejalan kaki dapat melihat tampak keseluruhan detail bangunan dengan jelas sampai ketinggian bangunan 12m. Pada beberapa bangunan ada
ketinggian bangunan yang melebihi batas maksimum yang ada sehingga tampak keseluruhan bangunan tidak dapat di lihat dengan jelas dari keseluruhan bangunan
yang ada di kawasan Pemuda yang dibuat dengan lebih detail sehingga dapat dilihat dengan jelas Gambar 5.9.
UNIVERSITAS SUMATRA UTARA
Pada gambar di bawah memperlihatkan potongan jalan segmen 2 dimana posisi pejalan kaki berada di bangunan 1, berjalan berjalan di trotoar dengan lebar 1m
dan lebar jalan 25m dan memandang kearah bangunan yang memiliki tinggi bangunan 12m, tampak keseluruhan bangunan dapat dilihat dengan jelas dengan
sudut pandang normal orang melihat., sedangkan pada gambar kedua, posisi orang berjalan tepat berada di samping bangunan yang memiliki ketinggian bangunan12m
orang hanya dapat melihat 10 dari tampak keseluruhan bangunan Gambar 5.10.
Pada gambar di bawah memperlihatkan potongan jalan segmen 3 dimana posisi pejalan kaki berada di bangunan 1, berjalan di trotoar dengan lebar 1m dan
lebar jalan 25m dan memandang kearah bangunan yang memiliki ketinggian Gambar 5.10 Jarak pandang yang dapat dijangkau seseorang
yang dihubungan antara ketinggian massa bangunan dengan lebar jalan pada segmen jalan 2
Sumber: Temuan lapangan dan hasil analisis Gambar 5.9 Jarak pandang yang dapat dijangkau seseorang yang
dihubungan antara ketinggian massa bangunan dengan lebar jalan pada segmen 1
Sumber: Temuan lapangan dan hasil analisis
1 2
UNIVERSITAS SUMATRA UTARA
bangunan 16m, tampak keseluruhan detail bangunan dapat dilihat dengan jelas sampai ketinggian bangunan 16m. Pada beberapa bangunan juga terdapat set back
yang fungsinya bias dipakai untuk lahan parkir atau penghijauan dengan posisi yang sama, yaitu pada trotoar dengan lebar 1m memandang kearah bangunan yang
memiliki tinggi 12m, orang tersebut dapat melihat keseluruhan tampak bangunan, sedangkan jika posisi orang berjalan tepat berada di samping bangunan yang terdapat
set back dengan ketinggian bangunan 12m orang hanya dapat melihat 30 dari tampak keseluruhan bangunan dengan sudut pandang normal Gambar 5.11.
Pada gambar di bawah memperlihatkan potongan jalan segmen 4 dimana posisi pejalan kaki berada di bangunan 1, berjalan di trotoar dengan lebar 1m dan
lebar jalan 25m dan memandang kearah bangunan yang memiliki ketinggian bangunan 16m, tampak keseluruhan detail bangunan dapat dilihat dengan jelas
Gambar 5.11 Jarak pandang yang dapat dijangkau seseorang yang dihubungan antara Ketinggian massa bangunan dengan
lebar jalan pada segmen jalan 3 Sumber: Temuan lapangan dan hasil analisis
2
1
UNIVERSITAS SUMATRA UTARA
sampai ketinggian bangunan 16m. Pada beberapa bangunan juga terdapat set back yang fungsinya bisa dipakai untuk lahan parkir atau penghijauan dengan posisi yang
sama, yaitu pada trotoar dengan lebar 1m memandang kearah bangunan yang memiliki tinggi 12m, orang tersebut dapat melihat keseluruhan tampak bangunan,
sedangkan jika posisi orang berjalan tepat berada di samping bangunan yang terdapat set back dengan ketinggian bangunan 12m orang hanya dapat melihat 30 dari
tampak keseluruhan bangunan dengan sudut pandang normal Gambar 5.12.
Pada gambar di bawah memperlihatkan potongan jalan segmen 5 dimana posisi pejalan kaki berada di bangunan 1, berjalan di trotoar dengan lebar 1m dan
lebar jalan 25m dan memandang kearah bangunan yang memiliki tinggi 12m, tampak keseluruhan bangunan dapat dilihat dengan jelas dengan sudut pandang normal orang
melihat, sedangkan pada gambar kedua posisi orang berjalan tepat berada di samping Gambar 5.12 Jarak pandang yang dapat dijangkau seseorang
yang dihubungan antara Ketinggian massa bangunan dengan lebar jalan pada segmen jalan 4
Sumber: Temuan lapangan dan hasil analisis
1
2
1
UNIVERSITAS SUMATRA UTARA
bangunan yang memiliki ketinggian bangunan12m orang hanya dapat melihat 10 dari tampak keseluruhan bangunan dengan sudut pandang normal Gambar 5.13.
Pada gambar di bawah memperlihatkan potongan jalan segmen 6 dimana posisi pejalan kaki berada di bangunan 1, berjalan di trotoar dengan lebar 1m dan
lebar jalan 25m dan memandang kearah bangunan yang memiliki tinggi 12m, tampak keseluruhan bangunan dapat dilihat dengan jelas dengan sudut pandang normal orang
melihat Gambar 5.14. Gambar 5.13 Jarak pandang yang dapat dijangkau seseorang yang dihubungan
antara Ketinggian massa bangunan dengan lebar jalan pada segmen jalan 5 Sumber: Temuan lapangan dan hasil analisis
UNIVERSITAS SUMATRA UTARA
Merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari perancangan tata bangunan pada suatu kawasan. Sirkulasi pejalan kaki dan sirkulasi kenderaan
merupakan sarana yang buat untuk melengkapi perancangan kota secara keseluruhan, terutama yang menyangkut massa bangunan. Keadaan tata bangunan pada suatu
kawasan akan berdampak terhadap jalur sirkulasi pejalan kaki dan jalur sirkulasi kenderaan, karena hal ini akan berhubungan langsung dengan intensitas
pembangunan di kawasan tersebut. Intensitas pembangunan di suatu kawasan akan mempengaruhi ruang yang diciptakan oleh bangunan-bangunan tersebut sehingga
akan berpengaruh terhadap kenyaman serta ketertarikan seseorang pada saat melintas di kawasan tersebut. Kawasan Pemuda merupakan kawasan yang memiliki lebar
trotoar 1m dan lebar jalan 25m yang terbagi menjadi dua arah dengan dibatasi oleh jalur penghijauan dengan lebar 1m sehingga masing-masing lebar jalan Pemuda
memiliki lebar 12m. Perbandingan lebar jalan dengan ketinggian bangunan antara 2-4 lantai menciptakan kesan ruang antara bangunan dengan lebar jalan sehingga ruang-
Gambar 5.14 Jarak pandang yang dapat dijangkau seseorang yang dihubungan antara Ketinggian massa bangunan dengan
lebar jalan pada segmen jalan 6 Sumber: Temuan lapangan dan hasil analisis
UNIVERSITAS SUMATRA UTARA
ruang yang tercipta di kawasan tersebut dapat memberikan suatu imagekarakteristik bagi orang-orang yang melintas atau berjalan di kawasan Pemuda.
5.1.3 Sirkulasi sebagai ruang bagi pejalan kaki dan kendaraan untuk menciptakan “Serial Vision”
Ketinggian bangunan dan lebar jalan pada suatu kawasan di pusat kota merupakan dua hal yang saling berkaitan. Di kawasan tersebut untuk melihat secara
lebih detail arsitektur yang ada pada bangunan. Lebar jalan di kawasan Pemuda memiliki lebar trotoar 1m dan lebar jalan 25m yang terbagi menjadi dua arah dengan
dibatasi oleh jalur penghijauan dengan lebar 1m sehingga masing-masing lebar jalan Pemuda memiliki lebar 12m sedangkan ketinggian masing-masing bangunan antara
2-4 lantai, sehingga total lebar sirkulasi kendaraan dan pejalan kaki 27 m dan hal ini menunjukkan keluruhan lebar dari jalan kawasan Pemuda dan dari lebar jalan yang
luas akan terlihat dengan jelas potongan bangunan lamabersejarah dan bangunan baru yang ada di kawasan Pemuda Gambar 5.15 dan Tabel 5.2.
C
B A
Gambar 5.15 Key Map Segmen potongan jalan di koridor Jl. Pemuda, Medan
UNIVERSITAS SUMATRA UTARA
Tabel 5.2 Segmen potongan jalan di Jl. Pemuda Medan No.
Segmen jalan
Gambar Kesan ruang yang
diciptakan 1.
Segmen A
Tabel 5.2 Lanjutan No.
Segmen jalan
Gambar Kesan ruang
yang diciptakan
UNIVERSITAS SUMATRA UTARA
1. Segmen
A Sangat luas
• Potongan jalan pada segmen A dikatakan seimbang karena ketinggian bangunan rata-rata 3 lantai dengan fungsi bangunan sebagai toko tanpa ada pembatas jalur
jalan yang membagi jalan memjadi dua arah dan tidak terdapat parkir on street.
2. Segmen
B Sempit
Tabel 5.2 Lanjutan No.
Segmen Gambar
Kesan ruang
UNIVERSITAS SUMATRA UTARA
jalan yang diciptakan
2. Segmen
B Sempit
• Potongan jalan pada segmen B dikatakan sempit karena terdapat beberapa bangunan yang memiliki ketinggian bangunan 4lantai dengan fungsi komersial
dan terdapat jalur pembatas jalan yang membagi jalan menjadi dua arah dengan lebar 1m, dengan lebar jalan masing-masing 12m. Pada potongan jalan segmen
B banyak terdapat parkir on-street, sehingga potensi untuk menciptakan “serial vision” bagi pengguna kendaraan atau penggunan pejalan kaki pada saat
melintas di Jalan belum dapat tercipta dengan baik.
Tabel 5.2 Lanjutan No.
Segmen Gambar
Kesan ruang
Parkir on-
street
Bangu nan
4lt
UNIVERSITAS SUMATRA UTARA
jalan yang diciptakan
3. Segmen
C Seimbang
• Potongan jalan pada segmen C dikatakan sangat luas karena ketinggian bangunan rata-rata 4 lantai dengan fungsi bangunan rata-rata sebagai bangunan
komersial dan perkantoran, dan terdapat jalur pembatas jalan yang membagi jalan menjadi dua arah dengan lebar 1m, sedangkan lebar masing-masing jalan
12m. Pada potongan jalan segmen C banyak terdapat parkir on-street, sehingga potensi untuk menciptakan “serial vision” bagi pengguna kendaraan atau
penggunan pejalan kaki pada saat melintas di Jalan belum dapat tercipta.
Sumber: Hasil analisa dan pengamatan di lapangan, 2012
Pada kawasan Pemuda masih banyak ditemukan bangun-bangunan yang tingginya tidak disesuaikan dengan fungsi bangunan, sehingga keindahan harmonis
UNIVERSITAS SUMATRA UTARA
dengan bangunan lain dan membentuk tampak bangunan yang kontinyu dengan bangunan lamabersejarah belum dapat tercipta dengan baik, sehingga arah
pandangan ke lingkungan secara makro langit terhalang oleh ketinggian bangunan. Keadaan ini akan sangat mempengaruhi massa bangunan-bangunan yang ada
di sekitarnya karena tingginya tidak disesuaikan dengan fungsi bangunan, sehingga keindahan harmonis dengan bangunan lain dan membentuk tampak bangunan yang
kontinyu dengan bangunan lamabersejarah belum dapat tercipta dengan baik, Maka dari hal ini diharapkan adanya perbaikan yang secara menyeluruh di kawasan
inisehingga, baik dari segi bangunannya, fungsi bangunannya, elemen perancangan kotanya, ruang terbuka, sistem sirkulasi kendaraan dan pejalan kaki.
Kawasan Pemuda akan memberikan dampak yang baik dalam perkembangan ekonomi di Kota Medan karena kawasan ini masih memiliki nilai-nilai yang belum
tergali dan termanfaatkan, karena kurangnya kesadaran pemerintah dan masyarakat untuk mengelolah dan menghidupkan kembali kegiatan ekonomi yang ada di
kawasan tersebut dan pada beberapa bangunan lainnya hal ini sering sekali terjadi. Koridor yang ada di tengah-tengah kawasan yang terbangun dengan kegiatan yang
sangat padat dan tingginya kebutuhan akan pemanfaatan lahan yang dapat menghidupkan ekonomi di kawasan baik secara vertical maupun horizontal hal ini
sangat perlu diperhatikan agar tidak terjadi hal-hal yang dapat merugikan kawasan. Masih banyak ditemukan bangun-bangunan baru yang tingginya tidak
disesuaikan dengan fungsi bangunan lamabersejarah, sehingga keindahan harmonis dengan bangunan lain dan membentuk tampak bangunan yang kontinyu dengan
UNIVERSITAS SUMATRA UTARA
bangunan lamabersejarah lain dan membentuk tampak bangunan yang kontinyu dengan Tabel 5.3.
Tabel 5.3 Permasalahan ketinggian bangunan di kawasan Pemuda No. Segmen
jalan Gambar
Permasalahan
1. Segmen
1
• Ketinggian bangunan harus
disesuaikan fungsi bangunan, karena
perbandingan antara ketinggian bangunan
dengan lebar jalan
yang sesuai akan mempengaruhi
visual seseorang terhadap tata
bangunan di sekitarnya.
•
Ketinggian bangunan yang
disesuaikan dengan fungsi bangunan
akan menciptakan skyline bangunan
yang akan mempengaruhi
kemampuan
jarak pandang pejalan
kaki terhadap
ketinggian bangunan.
Tabel 5.3 Lanjutan No. Segmen
jalan Gambar
Permasalahan
1. Segmen
• Ketinggian bangunan harus
UNIVERSITAS SUMATRA UTARA
1
disesuaikan fungsi bangunan, karena
perbandingan antara ketinggian
bangunan dengan lebar jalan yang
sesuai akan mempengaruhi
visual seseorang terhadap tata
bangunan
di
sekitarnya.
•
Pada potongan jalan segmen 1 ketinggian
bangunan rata-rata 3lt dengan tinggi
bangunan rata-rata 12m.
•
Pada segmen jalan 1 terdapat beberapa
bangunan yang tinggi bangunannya
tidak disesuaikan dengan fungsi
bangunannya yang tinggi bangunannya
mencapai 4 lantai.
2. Segmen
2
•
Ketinggian bangunan harus
disesuaikan fungsi bangunan, karena
perbandingan antara ketinggian
bangunan dengan lebar jalan yang
sesuai akan mempengaruhi
visual seseorang terhadap tata
bangunan di sekitarnya.
Tabel 5.3 Lanjutan No. Segmen
jalan Gambar
Permasalahan
UNIVERSITAS SUMATRA UTARA
Segmen 2
•
Gambar pada potongan jalan
segmen 2 memperlihatkan
kemampuan jarak pandang pejalan
kaki dengan ketinggian
bangunan12m. Dimana ketinggian
bangunan yang tidak disesuaikan
fungsi bangunannya menyebabkan
tampak keseluruhan dari bangunan tidak
dapat dilihat secara keseluruhan.
•
Pada jalan segmen 2 terdapat beberapa
bangunan yang tidak disesuaikan
fungsi bangunannya yaitu sebagai
bangunan komersila, sehingga
tinggi bangunan mencapai 4 lantai
lebih.
3. Segmen
3
•
Ketinggian bangunan yang
disesuaikan dengan fungsi bangunan
akan menciptakan tampak bangunan
yang baik.
Tabel 5.3 Lanjutan No. Segmen
Gambar Permasalahan
UNIVERSITAS SUMATRA UTARA
jalan Segmen
3
•
Pada segmen jalan 3 ketinggian
bangunan yang rata- rata 16m dengan
fungsi bangunan perkantoran dan
komersial dapat dilihat secara
keseluruhan dengan sudut pandang
normal.
•
Pada beberapa bangunan terdapat
bangunan yang memiliki set back,
hal ini juga akan mempengaruhi
visual terhadap tata bangunan di
sekitarnya.
•
Pada segmen jalan 3 rata-rata ketinggian
bangunan 4 lantai dengan fungsi
bangunan komersial dan perkantoran.
4. Segmen
4
•
Pada beberapa bangunan terdapat
bangunan yang memiliki set back,
hal ini juga akan mempengaruhi
visual terhadap tata bangunan di
sekitarnya.
Tabel 5.3 Lanjutan
UNIVERSITAS SUMATRA UTARA
No. Segmen jalan
Gambar Permasalahan
Segmen 4
•
Pada segmen jalan 4 terdapat beberapa
bangunan yang tinggi bangunannya
tidak disesuaikan dengan fungsi
bangunannya sebagai kantor yang
tinggi bangunannya mencapai 4lt.
5. Segmen
5
•
Pada segmen jalan 5 ketinggian
bangunan yang rata-rata 3-4 lantai
dengan tinggi bangunan berkisar
12-16m. Tampak bangunan masih
dapat dilihat secara keseluruhan dengan
sudut pandang normal.
•
Pada segmen jalan 5 terdapat beberapa
bangunan yang ketinggian
bangunannya tidak disesuaikan dengan
fungsi bangunannnya,
yang tingginya 4lt
Tabel 5.3 Lanjutan
UNIVERSITAS SUMATRA UTARA
No. Segmen jalan
Gambar Permasalahan
6. Segmen
6
•
Pada potongan jalan segmen 6
ketinggian bangunan 3lt
dengan tinggi bangunan rata-rata
12m, tampak bangunan dapat
dilihat secara keseluruhan oleh
pejalan kaki.
•
Pada segmen jalan 6 terdapat beberapa
bangunan yang tinggi bangunannya
tidak disesuaikan dengan fungsi
bangunannya sebagai rukoromah
toko yang tinggi bangunannya
mencapai 4 lantai.
Sumber: Hasil analisa dan pengamatan di lapangan, 2012 Dari hasil table di atas maka ditemukan beberapa permasalahan ketinggian
bangunan di kawasanPemuda antara lain:
1. Ketinggian bangunan yang tidak sesuai dengan fungsi bangunan dan
penggunaan lahan di Jalan Pemuda Medan berdampak terhadap kesan ruang yang diciptakan oleh bangunan, sehingga arah pandang terhadap
lingkungan secara makro terhalang oleh ketinggian bangunan. 2.
Lebar sirkulasi pejalan kaki yang tidak memadai.
UNIVERSITAS SUMATRA UTARA
5.1.5 Potensi atau prospek di kawasan Pemuda dihubungkan dengan ketinggian bangunan.
Ketinggian batas maksimum bangunan yang disesuaikan dengan perencanaan kawasan dan disesuaikan dengan fungsi bangunannya akan menciptakan keindahan
harmonis dengan bangunan lain dan membentuk skyline kontinyu dan memberikan “serial vision” bagi pejalan kaki maupun pengguna kendaraan yang ada di sekitar
kawasan Pemuda Tabel 5.4. Tabel 5.4 Potensi atau prospek di kawasan Pemuda yang dikaitkan dengan ketinggian
bangunan No.
Gambar Permasalahan
1.
•
Dengan lebar jalan 25 m berpotensi untuk
menciptakan “serial vision” bagi pengguna kendaraan
atau pejalan kaki yang
melintas di Jalan Pemuda.
•
Batas ketinggian maksimum akan mempengaruhi arah
pandang pejalan kaki atau pun penggunan kendaraan
terhadap lingkungan di sekitarnya secara makro agar
tidak terhalang oleh ketinggian bangunan.
•
Ketinggian bangunan yang disesuaikan dengan fungsi
bangunan akan menciptakan harmonis dengan bangunan
lain dan membentuk tampak bangunan yang kontinyu
dengan bangunan lamabersejarah.
Sumber: Hasil analisa dan pengamatan di lapangan, 2012
UNIVERSITAS SUMATRA UTARA
5.1.6 Koefisisen dasar bangunan Dari hasil analisa yang dilakukan dapat diuraikan bahwa kawasan dengan
intensitas pembangunan yang tinggi pada sebuah kawasan pusat kota memiliki kecenderungan penggunaan lahan dengan KDB Koefisien Dasar Bangunan 90-
100. Jika dilihat dari penggunaan lahannya dengan jarak bebas belakang bangunan 1-5 m sangat rapat dan terdapat jarak bebas samping kiri-kanan bangunan 10-11m.
Hal ini merupakan implikasi dari perencanaan kawasan pada masa lalu. Pola tersebut masih berlangsung saat ini terutama pada bangunan baru, sehingga pintu bangunan
langsung berhadapan dengan jalan. Juga terjadi pada bangunan lamabersejarah dimana arcade bangunan banyak yang ditutup dijadikan bagian dari ruang dalam
interior Tabel 5.5. Tabel 5.5 Analisa koefisien dasar bangunan di Jl. Pemuda Medan
No. Segmen
jalan KDB Koefisien Dasar Bangunan
1 Segmen 1
KDB 100
UNIVERSITAS SUMATRA UTARA
Tabel 5.5 Lanjutan No.
Segmen jalan
KDB Koefisien Dasar Bangunan
Segmen 1
2 Segmen 2
KDB bangunan pada potongan jalan Pemuda Segmen 1 sangat rapat
dengan KDB bangunan 100 sehingga berhimpit dengan jalan.
KDB
KDB bangunan pada jalan Pemuda Segmen 2 sangat rapat dengan KDB bangunan 100 sehingga berhimpit
dengan jalan.
UNIVERSITAS SUMATRA UTARA
Tabel 5.5 Lanjutan No.
Segmen jalan
KDB Koefisien Dasar Bangunan
2 Segmen 2
3 Segmen 3
KDB bangunan pada potongan jalan Pemuda Segmen 2 sangat rapat
dengan KDB bangunan 100 sehingga berhimpit dengan jalan.
KDB 80 KDB 100
UNIVERSITAS SUMATRA UTARA
Tabel 5.5 Lanjutan No.
Segmen jalan
KDB Koefisien Dasar Bangunan
3 Segmen 3
4 Segmen 4
KDB bangunan pada potongan jalan Pemuda Segmen 3 pada bangunan BNI menunjukkan koefisien dasar
bangunan 80 .
KDB bangunan pada beberapa bangunan di jalan Pemuda pada potongan Segmen 3 menunjukkan adanya
KDB bangunan 100 sehingga berhimpit dengan jalan
KDB 90 KDB 80
KDB 100
UNIVERSITAS SUMATRA UTARA
Tabel 5.5 Lanjutan No.
Segmen jalan
KDB Koefisien Dasar Bangunan
4 Segmen 4
5 Segmen 5
KDB bangunan pada potongan jalan Pemuda Segmen 4 terdapat bangunan dengan KDB bangunan 80
sehingga bangunan tidakberhimpit dengan jalan dengan jarak 10m.
KDB 100
KDB bangunan pada potongan jalan Pemuda Segmen 5 sangat rapat dengan KDB bangunan 100 sehingga
berhimpit dengan jalan.
UNIVERSITAS SUMATRA UTARA
Tabel 5.5 Lanjutan No.
Segmen jalan
KDB Koefisien Dasar Bangunan
5 Segmen 5
6 Segmen 6
Sumber: Hasil analisa dan pengamatan di lapangan, 2012
KDB 100
KDB bangunan pada potongan jalan Pemuda Segmen 6 sangat rapat dengan KDB bangunan 100 sehingga
berhimpit dengan jalan.
UNIVERSITAS SUMATRA UTARA
5.1.7 Permasalahan koefisien dasar bangunan di kawasan Pemuda Pada kawasan Pemuda masih banyak ditemukan bangun-bangunan yang
mengabaikan Koefisien Dasar Bangunan baik pada rancangan bangunan baru maupun dalam pemanfaatan ulang bangunan lamabersejarah Tabel 5.6.
Tabel 5.6 Permasalahan koefisien dasar di kawasan Pemuda No.
Gambar Permasalahan
1.
•
Pada gambar dapat dilihat KDB 90 pada
bangunan dengan fungsi rukorumah toko.
•
Koefisien Dasar bangunan KDB pada
kawasan Pemuda saat ini berkisar 80-100.
KDB bangunan berkisar 90- 100 sehingga pintu bangunan
langsung berhadapan dengan jalan
UNIVERSITAS SUMATRA UTARA
Tabel 5.6 Lanjutan No.
Gambar Permasalahan
1.
•
Koefisien Dasar Bangunan pada
bangunan baru banyak diabaikan,
terutama pada rancangan
bangunannya.
2.
•
Koefisien Dasar Bangunan pada
bangunan lamabersejarah
dengan nilai 100. KDB bangunan berkisar 90-100
sehingga pintu bangunan langsung berhadapan dengan jalan
KDB bangunan lamabersejarah
100
UNIVERSITAS SUMATRA UTARA
Tabel 5.6 Lanjutan No.
Gambar Permasalahan
•
Pada bangunan baru, khususnya dengan fungsi
perkantoran KDB bangunan banyak
diabaikan sehingga keharmonisan dengan
bangunan lamabersejarah belum
dapat tercipta dengan baik.
KDB pada bangunan lamabersejarah
dengan nilai KDB 80 jalan.
KDB pada bangunan baru dengan fungsi
perkantoran dengan nilai KDB 90
UNIVERSITAS SUMATRA UTARA
Tabel 5.6 Lanjutan
Sumber: Hasil analisa dan pengamatan di lapangan, 2012 No.
Gambar Permasalahan
•
Pada bangunan
lamabersejarah dimana arcade bangunan banyak
yang ditutup dijadikan bagian dari ruang dalam
interior yang berarti mengurangi bahkan
menghilangkan nilai Koefisien Dasar
Bangunan KDB.
•
Pada potongan jalan memperlihatkan gambar
KDB bangunan lamabersejarah dengan
nilai 80, hal ini karena dalam perencanaan yang
dilakukan oleh pemerintah kolonial
belanda pada bangunan publik seperti gereja
memiliki KDB yang cukup luas.
•
Koefisien Dasar Bangunan banyak
diabaikan, dan hal ini juga terjadi pada
pemanfaatan ulang bangunan
lamabersejarah. Arcade pada bangunan lamabangunan
bersejarah dijadikan bagian dari ruang adala interior.
Area parkir
on-street
KDB bangunan berkisar 90-100 sehingga pintu bangunan langsung
berhadapan dengan jalan
UNIVERSITAS SUMATRA UTARA
5.1.8 Analisa garis sempadan bangunan Dari hasil analisa yang di lakukan pada kawasan Pemuda merupakan kasus
pengecualian dimana tidak terdapat garis sempadan bangunan 0nol. Dijumpai terutuma pada bangunan toko yang terdapat di koridor-koridor jalan diseluruh
kawasan. Ini dikarenakan sejak awal perencanaannya, kawasan Pemuda direncanakan sebagai kawasan dengan intensitas bangunan yang rapat dimana tidak terdapat jarak
bebas samping garis sempadan samping dan setiap bangunan 0nol. Pada beberapa bangunan baru toko dan perkantoran terdapat set-back yang merupakan ruang yang
timbul karena bangunan mundur dari garis sempadan bangunan yang telah direncanakan. Pemanfaatan ruang ini merupakan kewenangan dari pemiliki
bangunan, dapat dimanfaatkan sebagai tempat parkir, taman dan lain sebagainya. Dikarenakan tidak terdapatnya garis sempadan bangunan maka perlu adanya
pengaturan bebas fasade bangunan dimulai pada lantai 2, khususnya bangunan rumah toko baru yang terdapat dikoridor jalan yang terdapat bangunan
lamabersejarah, garis sempadan bangunan ditetapkan mengikuti fasade bangunan lamabersejarah tersebut. Bertujuan untuk memberikan keharmonisan sempadan
bangunan baru dengan bangunan lamabersejarah yang ada di sekitarnya dan menciptakan kontinuitas fasade bangunan yang terdapat dikoridor-koridor jalan di
kawasan Pemuda. Bangunan yang memiliki garis sempadan bangunan depan adalah Gereja ST. Maria dengan jarak 11m, Bank Agra dengan jarak 8m. Bank Kesawan
dengan jarak 9m dan Bank Mandiri dengan jarak 5m. Bangunan dengan garis sempadan bangunan 0nol pada umumnya merupakan bangunan dengan fungsi
UNIVERSITAS SUMATRA UTARA
perkantoran dan bangunan umum rumah ibadah, hal ini terjadi karena pola perkembangan penggunaan lahan pada masa Kolonial Belanda dimana bangunan
dengan fungsi perkantoran memiliki lebar lahan yang cukup besar dan disamping itu karena kurangnya peyediaan lahan parker Tabel 5.7.
Tabel 5.7 Analisa garis sempadan bangunan di Jl. Pemuda Medan No.
Segmen jalan
GSB Garis Sempadan Bangunan
1 Segmen 1
GSB berhimpit dengan jalan
Pada potongan gambar diperlihatkan GSB bangunan berhimpit dengan jalan
UNIVERSITAS SUMATRA UTARA
Tabel 5.7 Lanjutan No.
Segmen jalan
GSB Garis Sempadan Bangunan
2 Segmen 2
3 Segmen 3
Pada potongan gambar diperlihatkan GSB bangunan berhimpit dengan jalan
GSB berhimpit dengan jalan
GSB tidak berhimpit dengan
jalan dengan jarak 10m
UNIVERSITAS SUMATRA UTARA
Tabel 5.7 Lanjutan No.
Segmen jalan
GSB Garis Sempadan Bangunan
3 Segmen 3
4 Segmen 4
Pada potongan gambar diperlihatkan GSB pada bangunan Bank BNI tidak
berhimpit dengan jalan dengan jarak 10m
GSB pada beberapa bangunan tidak berhimpit
dengan jalan
UNIVERSITAS SUMATRA UTARA
Tabel 5.7 Lanjutan No.
Segmen jalan
GSB Garis Sempadan Bangunan
5 Segmen 5
6 Segmen 6
GSB berhimpit dengan jalan
GSB berhimpit dengan jalan
UNIVERSITAS SUMATRA UTARA
Tabel 5.7 Lanjutan No.
Segmen jalan
GSB Garis Sempadan Bangunan
6 Segmen 6
Sumber: Hasil analisa dan pengamatan di lapangan, 2012 5.1.9 Permasalahan garis sempadan bangunan di kawasan Pemuda
Pada kawasan Pemuda masih ditemukan bangun-bangunan yang mengabaikan Garis Sempadan Bangunan baik pada bangunan baru atau bangunan lamabersejarah
yang digunakan kembali karena kurangnya kesadaran pemiliki bangunan dalam melihat konteks lingkungan yang ada di kawasan Pemuda sehingga pada bangunan
baru dengan fungsi toko dan perkantoran terdapat set-back yang merupakan ruang yang timbul karena bangunan mundur dari garis sempadan bangunan yang telah
direncanakan. Pada beberapa kasus hal ini banyak terjadi pada bangunan baru yang garis sempadan bangunan tidak disesuaikan dengan garis sempadan bangunan
lamabersejarah yang ada di kawasan Pemuda Tabel 5.8.
Pada potongan gambar diperlihatkan GSB bangunan
berhimpit dengan jalan
UNIVERSITAS SUMATRA UTARA
Tabel 5.8 Permasalahan garis sempadan bangunan di Jl. Pemuda Medan No.
Gambar Permasalahan
1.
•
Pada beberapa bangunan
baru seperti perkantoran
terdapat set-back yang merupakan ruang
yang timbul karena bangunan mundur
dari garis sempadan bangunan yang telah
direncanakan.
•
Pada gambar dapat dilihat adanya
bangunan dengan fungsi perkantoran
yang bangunannya mundur
set-back, pemanfaatan ruang ini
merupakan kewenangan dari
pemilik bangunan, dapat dimanfaatkan
sebagai tempat parkir, taman dan
sebagainya.
•
Pada gambar potongan jalan
diperlihatkan adanya set-back
pada bangunan yang
dimanfaatkan untuk parkir kendaraan.
Adanya set back pada bangunan,
mengakibatkan adanya
perubahan perencanaan pada
kawasan Pemuda yang sejak awal
kawasan Pemuda direncanakan sebagai
kawasan dengan intensitas bangunan
yang rapat.
GSB tidak berhimpit dengan
jalan dengan jarak 10m
UNIVERSITAS SUMATRA UTARA
Bangunan lamabangunan
Tabel 5.8 Lanjutan No.
Gambar Permasalahan
1.
•
Garis Sempadan Bangunan baru tidak
disesuaikan dengan garis sempadan
bangunan lamabersejarah,
sehingga keharmonisan untuk
menciptakan kontinuinitas fasade
bangunan tidak dapat tercipta dengan baik.
•
Garis Sempadan bangunan
lamabersejarah, pada gambar berhimpit
dengan jalan, karena sejak awal kawasan
Pemuda sudah direncanakan sebagai
kawasan pusat komersil dengan
intensitas bangunan yang tinggi.
•
Pada potongan jalan memperlihatkan
gambar GSB bangunan
lamabersejarah tidak berhimpit dengan
jalan, hal ini karena dalam perencaan yang
dilakukan oleh pemerintah kolonial
belanda pada bangunan public
seperti gereja memiliki garis
sempadan bangunan tidak berhimpit
dengan jalan
GSB pada bangunan
bersejarah berhimpit
dengan jalan
KDB pada bangunan lamabersejarah dengan
nilai KDB 80 jalan. KDB pada bangunan baru
dengan fungsi perkantoran dengan nilai KDB 90
UNIVERSITAS SUMATRA UTARA
Tabel 5.8 Lanjutan
Sumber: Hasil analisa dan pengamatan di lapangan, 2012 5.1.10 Analisa garis sempadan belakang bangunan
Garis sempadan belakang bangunan ditemukan pada beberapa bangunan, yaitu dengan jarak bebas belakang 1-5m yaitu pada bangunan ruko 1-2m dan pada
bangunan Bank BNI ditemukan dengan jarak bebas belakang 7m. Bangunan dengan garis sempadan belakang bangunan berfungsi untuk mencegah terjadinya hal-hal
yang tidak diinginkan, seperti terjadinya kebakaran yang terjadi pada bangunan Tabel 5.9.
Tabel 5.9 Garis sempadan belakang bangunan di Jl. Pemuda Medan No.
Segmen jalan
Garis Sempadan Samping Bangunan
1 Segmen 1
No. Gambar
Permasalahan
Jarak 2m.
UNIVERSITAS SUMATRA UTARA
Tabel 5.9 Lanjutan No.
Segmen jalan
Garis Sempadan Samping Bangunan
Segmen 1
2 Segmen 3
Sumber: Hasil analisa dan pengamatan di lapangan, 2012
Pada beberapa bangunan Garis
Sempadan Belakang
Bangunan di temukan dengan
jarak 2m.
Jarak 7m.
Pada beberapa bangunan Garis Sempadan Belakang
Bangunan dengan jarak 7m.
UNIVERSITAS SUMATRA UTARA
Garis Sempadan Belakang Bangunan di temukan dengan jarak 2m.
5.1.11 Permasalahan garis sempadan belakang bangunan di kawasan Pemuda Pada kawasan Pemuda masih ditemukan bangun-bangunan yang tidak
terdapat Garis Sempadan Belakang Bangunan terutama pada bangunan ruko, yang sangat bermanfaat terutama pada saat terjadi kebakaran Tabel 5.10.
Tabel 5.10 Permasalahan garis sempadan belakang bangunan di Jl. Pemuda Medan
Sumber: Hasil analisa dan pengamatan di lapangan, 2012 No.
Gambar Permasalahan
1.
•
Di kawasan Pemuda tidak banyak terdapat
bangunan yang memiliki garis
sempadan bangunan, yaitu jarak antara
bangunan yang di depannya
berhadapan ke jalan dengan bangunan
yang berada di belakang bangunan
tersebut.
•
Garis sempadan belakang bangunan
sangat diperlukan, hal ini untuk
mempermudah masuknya mobil
pemadam kebakaran dengan lebar minimal
3m.
•
Pada beberapa bangunan di temukan
garis sempadan belakang bangunan
dengan jarak 7m dan hal ini dimanfaatkan
sebagai lahan parkir atau penghijauan.
•
Pada beberapa bangunan Garis
Sempadan Belakang
Bangunan dengan jarak 7m.
UNIVERSITAS SUMATRA UTARA
5.1.12 Analisa garis sempadan samping bangunan Garis sempadan samping bangunan ditemukan pada beberapa bangunan, yaitu
pada Bank BNI dengan jarak 10m dan pada bangunan umum dengan jarak 7m Tabel 5.11.
Tabel 5.11 Garis sempadan samping bangunan di Jl. Pemuda Medan No.
Segmen jalan
Garis Sempadan Samping Bangunan
1 Segmen 3
Jarak 10m
Garis Sempadan Samping Bangunan pada beberapa bangunan dengan 10m
UNIVERSITAS SUMATRA UTARA
Tabel 5.11 Lanjutan No.
Segmen jalan
Garis Sempadan Samping Bangunan
2 Segmen 4
Sumber: Hasil analisa dan pengamatan di lapangan, 2012
Garis Sempadan Samping Bangunan pada beberapa bangunan dengan 10m
Jarak 10 m
UNIVERSITAS SUMATRA UTARA
Pada bangunan baru memiliki Garis Sempadan
Samping Bangunan dengan jarak 10m.
5.1.13 Permasalahan garis sempadan samping bangunan di kawasan Pemuda Pada kawasan Pemuda terdapat beberapa bangunan yang memiliki Garis
Sempadan Samping Bangunan pada bangunan baru dengan fungsi perkantoran Tabel 5.12.
Tabel 5.12 Permasalahan garis sempadan samping bangunan di Jl. Pemuda Medan No.
Gambar Permasalahan
1
•
Di kawasan Pemuda di temukan beberapa
bangunan yang memiliki garis
sempadan samping bangunan, yaitu
dengan jarak 10-20m.
•
Pada gambar potongan tampak
bangunan memperlihatkan
bangunan baru dengan fungsi
perkantoran yang memiliki garis
sempadan samping bangunan dengan jark
10m, hal ini dimanfaat sebagai
lahan parkir dan penghijauan.
• Garis sempadan bangunan baru harus
diatur dan disesuaikan lagi dengan
perencanaan kawasan Pemuda, sehingga
keharmonisan dengan bangunan
lamabersejarah dapat tercipta dengan baik.
UNIVERSITAS SUMATRA UTARA
Tabel 5.12 Lanjutan
Sumber: Hasil analisa dan pengamatan di lapangan, 2012
5.2 Analisa Fasade Bangunan