Etiologi dan Patogenesis Epidemiologi HIVAIDS

sperma, cairan vagina, air susu ibu. Sebagian besar 75 penularan terjadi melalui hubungan seksual. AIDS atau Acquired Immune Deficiency Syndrome merupakan kumpulan gejala penyakit spesifik yang disebabkan oleh rusaknya sistem kekebalan tubuh oleh virus HIV. Kasus HIV AIDS di dunia dimulai pada tahun 1979 di Amerika Serikat ditemukan pada seorang gay muda dengan Pneumocystis carinii. Peningkatan jumlah kasus HIV dan AIDS sejak akhir tahun 2002 menunjukkan peningkatan yang sangat tajam dari jumlah dimana terinfeksi secara pandemi. Pada awalnya penyakit ini tidak menunjukkan gejala sama sekali, karena masa inkubasinya yang lama 6 bulan sampai lebih dari 10 tahun. Rata-rata masa inkubasi adalah 21 bulan pada anak-anak dan 60 bulan pada orang dewasa. Seorang dewasa lebih dari 12 bulan dianggap AIDS apabila menunjukkan tes HIV positif dengan strategi pemeriksaan yang sesuai dengan sekurang-kurangnya didapatkan 2 gejala mayor yang berkaitan dan 1 gejala minor serta gejala ini bukan disebabkan oleh keadaan lain yang tidak berkaitan dengan infeksi HIVAIDS PPNI, 2004.

2.1.2. Etiologi dan Patogenesis

Infectious agent dari AIDS adalah sejenis virus yang tergolong dalam Retrovirus yang mempunyai materi genetic RNA yang disebut dengan HIV. HIV termasuk virus yang sangat sensitif terhadap pengaruh lingkungan, karena bagian luar virus tidak tahan terhadap panas dan bahan kimia. Virus HIV ditemukan Universitas Sumatera Utara dalam cairan tubuh terutama pada darah, cairan sperma, cairan vagina, air susu ibu yang terinfeksi. Kondisi terinfeksi HIV adalah dimana kurangnya jenis limfosit T helper yang mengandung sel limfosit T4 dengan marker CD4. Limfosit T4 merupakan pusat dan sel utama yang terlibat secara langsung maupun tidak langsung dalam mengatur dan mempertahankan system kekebalan tubuh. HIV mempunyai tropisme selektif terhadap sel T4, karena molekul CD4 yang terdapat pada dindingnya adalah reseptor dengan affinitas yang tinggi untuk virus ini. Setelah HIV mengikatkan diri pada molekul CD4, virus masuk ke dalam target dan kulitnya lepas kemudian dengan enzyme reverse transcrytase dan merubah bentuk RNAnya menjadi DNA agar dapat bergabung dengan DNA sel target. Selanjutnya sel yang berkembang biak akan mengandung bahan genetic virus infeksi HIV, dengan demikian menjadi irreversible dan berlangsung seumur hidup.

2.1.3. Epidemiologi HIVAIDS

Orang yang terinfeksi virus HIV belum disebut dengan AIDS namun akhirnya akan menjadi AIDS dan status HIV positif tidak pernah berubah menjadi HIV negatif. Perlu waktu 3-10 tahun untuk menjadi AIDS. Di Indonesia, penderita AIDS yang pertama kali ditemukan adalah seorang wisatawan asing laki-laki yang meninggal di pulau Bali, April 1987. Penderita AIDS ke dua, sudah 2 tahun menetap di Indonesia dan meninggal di Denpasar Bali, Juni 1988. Peningkatan kasus HIVAIDS sangat tajam, dimana sampai pada tahun 1991 sejumlah 21 kasus, dan sampai Juni 1996 tercatat 407 kasus. Pada tahun 2000, Universitas Sumatera Utara urutan jumlah kasus terbanyak sebagai berikut : Jakarta 362, Irian Jaya 312 Riau 115 dan Jawa Timur 103 kasus HIVAIDS. Sampai Juni 2001, jumlah kumulatif penderita HIVAIDS yang dilaporkan rumah sakit mencapai 2150 kasus, dengan kasus HIV sebesar 1572 kasus dan AIDS sebesar 578 kasus dan yang meninggal sebesar 251 jiwa. Jumlah penderita HIVAIDS yang sebenarnya diperkirakan 100 kali lipat dari jumlah yang dilaporkan. Peningkatan penyebaran epidemik secara nyata melalui Pekerja Seks Komersial PSK. Di Propinsi Riau terdapat 8,38 pekerja seks yang HIV positif, Irian Jaya 26,5, Jawa Barat 5,5 dan DKI Jakarta 3,36 Depkes, 2003. Menurut hasil sero survey yang dilakukan oleh Direktorat Jenderal PPM- PL Departemen Kesehatan dan Kesejahteraan Sosial tahun 20052006, menunjukkan bahwa dari 8 provinsi yang dilaporkan, ditemukan 123 spesimen HIV + dari 21.076 spesimen yang diperiksa prevalensi sebesar 3,58. Spesimen tersebut diambil dari kelompok penduduk yang mempunyai factor resiko tertular HIVAIDS, seperti WPS Wanita Penjaja Seks dan para pengguna narkotika suntikan, serta diperoleh prevalensi tertinggi terdapat di Propinsi DKI Jakarta sebesar 6,83 survey dilakukan pada pengguna narkotika suntikan di Rumah Sakit Ketergantungan Obat Fatmawati Jakarta. Menurut laporan Departemen Kesehatan RI tahun 2010, jumlah kumulatif HIVAIDS di Indonesia sampai dengan 31 Maret 2010 adalah 10.156 kasus HIVAIDS yaitu sekitar 4.333 kasus HIV+ dan sekitar 5.823 kasus AIDS, dan jumlah tersebut meningkat dan meluas ke seluruh penjuru dunia dalam waktu Universitas Sumatera Utara yang relatif singkat.. Berdasarkan umur diperoleh proporsi penderita AIDS yang tertinggi pada kelompok usia produktif 20-29 tahun sekitar 64,27 dan menurut cara penularan AIDS diperoleh proporsi melalui hubungan seksual sebesar 50,23.

2.1.4. Cara Penularan HIVAIDS

Dokumen yang terkait

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemanfaatan Layanan Voluntary Counseling and Testing (VCT) pada Kelompok Risiko HIV/AIDS di Klinik IMS dan VCT Veteran Medan

5 90 147

Hubungan Pengetahuan dan Sikap Wanita Pekerja Seks Komersial Dengan Tindakan Pencegahan Penyakit Infeksi Menular Seksual (IMS) Di Bandar Baru Kecamatan Sibolangit Tahun 2012

4 47 154

Analisis Penentuan Sektor Unggulan Perkonomian Wilayah Kabupaten Deli Serdang dengan Pendekatan Sektor Pembentuk PDRB

4 70 129

Pengaruh Pengetahuan Dan Persepsi Penderita Hiv/Aids Di Wilayah Kerja Puskesmas Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang Tentang Penyakit AIDS Dan Klinik VCT Terhadap Tingkat Pemanfaatan Klinik VCT Tahun 2010

5 63 94

Pengetahuan Dan Sikap Pekerja Seks Komersial (PSK) Tentanginfeksi Menular Seksual (IMS) Di Desa Naga Kesiangan Kecamatan Tebing Tinggi Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2010

4 49 92

Tingkat Pengetahuan Wanita Pekerja Seks Komersial (PSK) Tentang Kesehatan Reproduksi di Lokasi Pantai Nirwana Wilayah Kecamatan Puskesmas Tembilahan Kota (Riau) Tahun 2008

3 31 62

Persepsi Pekerja Seks Komersial Terhadap Pemanfaatan Klinik IMS Dan VCT Di Klinik VCT Kantor Kesehatan Pelabuhan Belawan Kota Medan Tahun 2009

1 44 97

Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Pekerja Seks Komersial Dengan Pemanfaatan Klinik Ims Dan Tindakan Pencegahan Infeksi Menular Seksual Di Di Lokasi Kecamatan Sibolangit Kabupaten Deli Serdang

0 0 18

Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Pekerja Seks Komersial Dengan Pemanfaatan Klinik Ims Dan Tindakan Pencegahan Infeksi Menular Seksual Di Di Lokasi Kecamatan Sibolangit Kabupaten Deli Serdang

0 0 2

Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Pekerja Seks Komersial Dengan Pemanfaatan Klinik Ims Dan Tindakan Pencegahan Infeksi Menular Seksual Di Di Lokasi Kecamatan Sibolangit Kabupaten Deli Serdang

0 0 9