5.2.2. Hubungan Dukungan Mucikari dengan Pemanfaatan Pelayanan Klinik
VCT
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa proporsi PSK yang tidak memanfaatkan klinik VCT yang mendapat dukungan yang baik dari mucikari yaitu
75,0. Jumlah PSK terbanyak adalah yang mendapat dukungan yang buruk dari mucikari, tetapi prevalence rate yang tidak memanfaatkan klinik VCT pada PSK
yang mendapat dukungan yang buruk dari mucikari lebih rendah 55,8 dibandingkan prevalence rate PSK yang mendapat dukungan yang baik dari petugas
kesehatan. Hasil analisis statistik dengan menggunakan chi-square menunjukkan bahwa
tidak ada hubungan yang bermakna antara dukunganmucikari dengan pemanfaatan klinik VCT pada PSK di wilayah kerja Puskesmas Wisata Bandar Baru Kecamatan
Sibolangit tahun 2012 dengan nilai probabilitas 0,076 p 0,05. Ratio Prevalence RP tidak memanfaatkan klinik VCT pada PSK dengan dukungan yang buruk dan
dukungan yang baik dari mucikari adalah 0,744 dengan Confidence Interval CI 0,543-1,018. Hal ini menunjukkan bahwa dukungan yang baik dari mucikari
memiliki faktor resiko tidak memanfaatkan klinik VCT pada PSK sebesar 0,7 kali lebih besar dibandingkan PSK yang mendapatkan dukungan yang buruk dari
mucikari. Sama halnya dengan hasil penelitian Rosellydi lokalisasi Teleju Kota Pekan
Baru tahun 2008 dengan menggunakan desain penelitian potong lintang yang menemukan prevalensi PSK yang mendapat dukungan dari mucikari yaitu 56,2
Universitas Sumatera Utara
mengatakan mucikari tidak memberikan informasi tentang pemanfaatan klinik VCT. Penelitian Hafsah 2004 yang juga menyimpulkan bahwa dukungan mucikari tidak
berhubungan dengan tindakan PSK memanfaatkan pelayanan klinik VCT. Dari hasil pengamatan, bahwa mucikari tidak secara langsung dan tidak aktif
dalam penyampaian informasi untuk menggunakan kondom kepada PSK, sebab yang dilakukan oleh mucikari hanya menyediakan tempat tinggal dan memimpin serta
mengatur tempat lokalisasi, namun dalam memperhatikan kesehatan dan alternative tempat pelayanan kesehatan tidak diinformasikan dengan baik, para PSK lebih
banyak melakukan pengobatan sendiri-sendiri dalam mengatasi masalah kesehatannya.
Hasil penelitian diatas juga sesuai dengan penelitian Rumaseuw 2005 di Kabupaten Mimika bahwa dukungan mucikari tidak berpengaruh dengan
pemanfaatan klinik VCT. Dalam penelitiannya mucikari tidak meminta PSK untuk rajin memeriksakan kesehatan dan keluhannya ke klinik VCT dan tidak ada
pengawasan.
5.2.3. Hubungan Dukungan Petugas Kesehatan dengan Pemanfaatan