Hubungan Sikap dengan Pemanfaatan Pelayanan Klinik VCT

pemanfaatan klinik VCT. Untuk itu perlu kiranya meningkatkan kualitas perawatan dan pengobatan oleh petugas saat memberikan pelayanan kesehatan.

5.1.8. Hubungan Sikap dengan Pemanfaatan Pelayanan Klinik VCT

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa proporsi PSK yang tidak memanfaatkan klinik VCT dengan sikap negatif yaitu 64,8. Jumlah PSK terbanyak adalah berada pada sikap yang negatif, tetapi prevalence rate yang tidak memanfaatkan klinik VCT pada PSK yang memiliki sikap positif lebih rendah dibandingkan PSK yang memiliki sikap negative. Hasil analisis statistik dengan menggunakan chi-square menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang bermakna antara sikap dengan pemanfaatan klinik VCT pada PSK di wilayah kerja Puskesmas Wisata Bandar Baru Kecamatan Sibolangit tahun 2012 dengan nilai probabilitas 0,704 p 0,05. Ratio Prevalence RP tidak memanfaatkan klinik VCT pada PSK dengan sikap negatif dengan yang sikap positif adalah 1,068 dengan Confidence Interval CI 0,759 1,503. Hal ini menunjukkan bahwa sikap negative tidak beresiko untuk tidak memanfaatkan klinik VCT pada PSK sebesar 1,06 kali lebih besar dibandingkan PSK yang memiliki sikap yang positif. Hasil penelitian tidak sesuai dengan penelitian Roselly di lokalisasi Teleju Kota Pekan Baru tahun 2008 dengan menggunakan desain penelitian potong lintang yang menemukan PSK yang bersikap positif lebih banyak 48,3 dibandingkan dengan yang bersikap negatif. Namun dari hasil penelitian Tri Buana di Lokalisasi Perbatasan Kecamatan Bagan Sinembah Kabupaten Rokan Hilir tahun 2008 bahwa Universitas Sumatera Utara sikap tidak berhubungan dengan pemanfaatan klinik VCT. Artinya bahwa sikap yang positif akan lebih konsisten memnafaatkan pelayanan klinik VCT dibandingkan dengan yang bersikap negatif. Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau objek. Manifestasi sikap tidak dapat dilihat langsung, namun dapat ditafsirkan terlebih dahulu dari perilaku tertutup, dan sikap biasanya didasarkan atas pengetahuannya. Sarwono, 2004. Sikap dipengaruhi oleh pengetahuan, karena pengetahuan yang tinggi tentang besarnya manfaat pelayanan klinik VCT cukup untuk merubah sikap dan tindakan PSK dalam memanfaatkan klinik VCT. Sikap diawali dari niat, kesadaran sendiri dan adanya pengetahuan yang dimiliki oleh orang yang bersangkutan. Sesuai dengan pendapat Ajzen dan Fishbein yang dikutip Smet 1994, bahwa sikap mempengaruhi perilaku seseorang. Menurut Satoto 2002 mengatakan bahwa pengetahuan dan pemahaman seseorang tentang sesuatu hal akan berpengaruh terhadap sikap, dimana sikap tersebut selanjtnya mempengaruhi adanya niat seseorang untuk melakukan tindakan atau berperilaku yang dalam hal ini terkait tentang pemanfaatan pelayanan klinik VCT. Penularan penyakit menular seksual dan HIVAIDS yang paling menonjol adalah melalui hubungan seksual promiskuitas. Peningkatan kasus HIVAIDS dari waktu ke waktu dan masih jarangnya upaya pencegahan yang transparan, memungkinkan terjadinya penularan penyakit menular seksual dan HIVAIDS terutama dikelompok beresiko tinggi. Dan apabila tidak selalu dimonitoring, maka Universitas Sumatera Utara akan terjadi penularan berantai dimulai dari PSK, pelanggan PSK dan merambah luas ke masyarakat umum. Sikap positif PSK harus dibarengi oleh tindakan mereka memanfaatkan klinik VCT agar dapat mendeteksi penyakit atau keluhan yang dirasakan sehingga tercipta pencegahan penyakit HIVAIDS yang lebih efektif.

5.2. Hubungan Faktor Reinforcing Penguat Responden dengan

Dokumen yang terkait

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemanfaatan Layanan Voluntary Counseling and Testing (VCT) pada Kelompok Risiko HIV/AIDS di Klinik IMS dan VCT Veteran Medan

5 90 147

Hubungan Pengetahuan dan Sikap Wanita Pekerja Seks Komersial Dengan Tindakan Pencegahan Penyakit Infeksi Menular Seksual (IMS) Di Bandar Baru Kecamatan Sibolangit Tahun 2012

4 47 154

Analisis Penentuan Sektor Unggulan Perkonomian Wilayah Kabupaten Deli Serdang dengan Pendekatan Sektor Pembentuk PDRB

4 70 129

Pengaruh Pengetahuan Dan Persepsi Penderita Hiv/Aids Di Wilayah Kerja Puskesmas Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang Tentang Penyakit AIDS Dan Klinik VCT Terhadap Tingkat Pemanfaatan Klinik VCT Tahun 2010

5 63 94

Pengetahuan Dan Sikap Pekerja Seks Komersial (PSK) Tentanginfeksi Menular Seksual (IMS) Di Desa Naga Kesiangan Kecamatan Tebing Tinggi Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2010

4 49 92

Tingkat Pengetahuan Wanita Pekerja Seks Komersial (PSK) Tentang Kesehatan Reproduksi di Lokasi Pantai Nirwana Wilayah Kecamatan Puskesmas Tembilahan Kota (Riau) Tahun 2008

3 31 62

Persepsi Pekerja Seks Komersial Terhadap Pemanfaatan Klinik IMS Dan VCT Di Klinik VCT Kantor Kesehatan Pelabuhan Belawan Kota Medan Tahun 2009

1 44 97

Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Pekerja Seks Komersial Dengan Pemanfaatan Klinik Ims Dan Tindakan Pencegahan Infeksi Menular Seksual Di Di Lokasi Kecamatan Sibolangit Kabupaten Deli Serdang

0 0 18

Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Pekerja Seks Komersial Dengan Pemanfaatan Klinik Ims Dan Tindakan Pencegahan Infeksi Menular Seksual Di Di Lokasi Kecamatan Sibolangit Kabupaten Deli Serdang

0 0 2

Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Pekerja Seks Komersial Dengan Pemanfaatan Klinik Ims Dan Tindakan Pencegahan Infeksi Menular Seksual Di Di Lokasi Kecamatan Sibolangit Kabupaten Deli Serdang

0 0 9