5.1.5. Hubungan Pengetahuan Tentang Penyakit HIVAIDS dengan Pemanfaatan Pelayanan Klinik VCT
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa proporsi PSK yang tidak memanfaatkan klinik VCT yang memiliki pengetahuan yang buruk tentang penyakit
HIVAIDS yaitu 57,1 . Jumlah PSK terbanyak adalah yang memiliki pengetahuan yang baik tentang penyakit HIVAIDS tetapi prevalence rate yang tidak
memanfaatkan klinik VCT pada PSK yang memiliki pengetahuan yang buruk lebih rendah 64,6 dibandingkan prevalence rate PSK yang memiliki pengetahuan yang
baik tentang penyakit HIVAIDS. Hasil analisis statistik dengan menggunakan chi-square menunjukkan bahwa
tidak ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan tentang penyakit HIVAIDS dengan pemanfaatan klinik VCT pada PSK di wilayah kerja Puskesmas Wisata
Bandar Baru Kecamatan Sibolangit tahun 2012 dengan nilai probabilitas 0,744 p 0,05. Ratio Prevalence RP tidak memanfaatkan klinik VCT pada PSK dengan
pengetahuan yang buruk dan pengetahuan yang baik tentang penyakit HIVAIDS adalah 1,0 dengan Confidence Interval CI 0,756-1,476. Hal ini menunjukkan
bahwa pengetahuan yang buruk tentang penyakit HIVAIDS memiliki faktor resiko tidak memanfaatkan klinik VCT pada PSK sebesar 1,05 kali lebih besar
dibandingkan PSK yang memiliki pengetahuan yang baiktentang penyakit HIVAIDS .
Hal diatas tidak sesuai dengan hasil penelitian Suzannedi Kabupaten Toba Samosir tahun 2009 dengan menggunakan desain penelitian potong lintang yang
Universitas Sumatera Utara
menemukan prevalensi PSK yang memiliki pengetahuan yang baik sebanyak 57,3 pada PSK, dan secara signifikan berpengaruh besar terhadap pemanfaatan klinik
VCT. Namun hal ini sesuai dengan penelitian Khairurrahmi di Kota Medan yang
mengatakan bahwa pengetahuan tentang penyakit HIVAIDS tidak berpengaruh terhadap pemanfaatan klinik VCT. Menurut hasil penelitian Andersen 2000, yang
menyebutkan bahwa PSK ataupun orang yang beresiko jika mendapatkan informasi yang tepat tentang penyakit HIVAIDS akan lebih banyak menggunakan pelayanan
kesehatan seperti klinik VCT. Namun dari hasil penelitian mengatakan baik buruknya pengetahuan tidak ada hubungannya dengan pemanfaatan klinik VCT karena
pengetahuan tentang VCT juga kurang diinformasikan kepada PSK tersebut, Para PSK takut tertular penyakit HIVAIDS namun mereka tidak tau harus pergi kemana
untuk mendapatkan informasi dalam mencegahnya dan belum mengetahui benar manfaat dari klinik VCT.
Akses informasi dan sosialisasi tentang penyakit HIVAIDS banyak tersedia dan mudah diakses oleh siapa saja, hal ini akan memberikan pengaruh yang baik
terhadap pengetahuan tentang penyakit. Namun masih ada stigma di masyarakat yang memberikan penilaian yang buruk terhadap penderita HIVAIDS khususnya kepada
PSK sebagai orang yang beresiko menjadi penghambat dalam memanfaatkan klinik VCT.
Universitas Sumatera Utara
5.1.6. Hubungan Pengetahuan Tentang Faktor Resiko dengan Pemanfaatan Pelayanan Klinik VCT