yang relatif singkat.. Berdasarkan umur diperoleh proporsi penderita AIDS yang tertinggi pada kelompok usia produktif 20-29 tahun sekitar 64,27 dan menurut
cara penularan AIDS diperoleh proporsi melalui hubungan seksual sebesar 50,23.
2.1.4. Cara Penularan HIVAIDS
Menurut Depkes RI 2005, ada 3 cara penularan HIVAIDS yaitu :
A. Penularan Seksual
Secara umum dapat dikatakan, hubungan seksual adalah cara penularan HIV yang paling sering terjadi. Virus dapat ditularkan dari seseorang
yang terinfeksi kepada mitra atau pasangan seksualnya, baik dari laki-laki atau perempuan atau sebaliknya heteroseksual maupun dari sesama jenis kelamin
homoseksual atau yang mendonorkan semennya kepada orang lain. Resiko terinfeksi HIV melalui hubungan seksual tergantung kepada beberapa hal :
a. Kemungkinan bahwa mitra seksual terinfeksi HIV Angka kejadian infeksi HIV pada penduduk seksual aktif sangat
bervariasi antara satu daerah dengan daerah yang lainnya, juga berbeda antara satu kelompok penduduk dengan kelompok penduduk lainnya dalam satu
daerah. Kemungkinan proporsi seseorang terinfeksi HIV melalui hubungan seksual, umumnya dapat dikatakan tergantung jumlah proporsi mitra seksual
dalam tahun-tahun terakhir. Di daerah yang cara penularan HIV terbanyak melalui hubungan heteroseksual maka kelompok masyarakat yang beresiko
Universitas Sumatera Utara
untuk terinfeksi HIV adalah PSK dan laki-laki yang sering kali berhubungan dengan PSK. Sedangkan untuk negara maju, angka kejadian infeksi lebih
tinggi dijumpai pada homoseksual, biseksual dan penggunaan obat narkotika suntik.
b. Cara salah melakukan hubungan seksual Semua hubungan seksual mempunyai resiko penularan infeksi HIV,
namun resiko tertinggi terjadinya infeksi HIV pada pria dan wanita ialah mereka yang berlaku sebagai penerima dari hubungan seksual anal dengan
mitra seksual yang terinfeksi HIV. Hubungan cara vaginal kemungkinan membawa resiko tinggi bagi pria dan wanita heteroseksual dari pada oral-
genital. Secara teori masturbasi bersama akan memungkinkan adanya pancaran semen atau cairan vagina atau cairan vagina atau cairan mulut serviks secara
teori dapat menimbulkan resiko penularan HIV. c. Banyaknya virus yang terdapat dalam darah atau cairan sekresi mitra seksual yang
terinfeksi Seseorang yang terinfeksi HIV jelas akan lebih infeksius sejalan dengan
perkembangannya menjadi penderita AIDS. d. Keberadaan penyakit menular seksual lain yang dapat meningkatkan resiko
penularan HIV.
B. Penularan Parenteral