19
gagasan kultural, maka pada prinsipnya hukum memang terdiri dari tiga aspek, yakni keadilan = menunjuk
kesamaan hak
dan kewajiban di
depan hukum,
kemanfaatan =menunjuk kepada tujuan keadilan, yakni memajukan kebaikan dalam kehidupan manusia, dan aspek kepastian = menunjuk pada jaminan bahwa hukum
yang di dalamnya berisi keadilan dan norma kemanfaatan benar-benar berfungsi sebagai hukum yang ditaati.
41
2. Konsepsi
Konsepsi adalah salah satu bagian terpenting dari teori. Karena konsep adalah sebagai penghubung yang menerangkan sesuatu yang sebelumnya hanya baru ada
dalam pikiran
atau ide.
Peranan konsep
dalam penelitian
adalah untuk
menghubungkan dunia teori dan observasi, antara abstraksi dan realitas.
42
Selanjutnya, Sumaryadi Suryabrata memberikan arti khusus apa yang dimaksud dengan konsep, yang mana sebuah konsep berkaitan dengan definisi
operasional. “Konsep diartikan sebagai kata yang menyatakan abstraksi yang digeneralisasi dari hal-hal yang khusus, yang disebut dengan definisi operasional”.
43
Suatu kerangka konsepsi merupakan
kerangka yang menggambarkan
hubungan antara konsep-konsep khusus yang ingin atau yang akan diteliti. Suatu konsep bukan merupakan gejala yang akan diteliti, akan tetapi merupakan suatu
abstraksi dari gejala tersebut. Gejala itu dinamakan fakta, sedangkan konsep merupakan suatu uraian mengenai hubungan dalam fakta-fakta tersebut.
41
Bernard L. Tanya dkk, Op. Cit. hlm. 130
42
Masri Singarimbun dkk, Metode Penelitian Survey, Jakarta : Penerbit LP3ES, 1999, hlm.34.
43
Sumandi Suryasubrata, Metodelogi Penelitian, Jakarta : Penerbit PT Raja Grafindo Persada, 1998, hlm. 3.
Universitas Sumatera Utara
20
Definisi operasional perlu disusun, untuk memberikan pengertian yang jelas atas masalah yang dibahas. Karena istilah yang digunakan untuk membahas suatu
masalah, tidak boleh memiliki makna ganda. Selain itu, konsepsi juga digunakan untuk memberikan pegangan pada proses penelitian. Oleh karena itu, dalam rangka
penelitian ini, perlu dirumuskan serangkaian definisi operasional atas beberapa variable yang digunakan, sehingga dengan demikian tidak akan menimbulkan
perbedaan penafsiran atas sejumlah istilah dan masalah yang dibahas. Disamping itu, dengan adanya penegassan kerangka konsepsi
ini, diperoleh
suatu persamaan
pandangan dalam menganalisis masalah yang diteliti, baik dipandang dari aspek
yuridis, maupun dipandang dari aspek sosiologis.
44
Selanjutnya, untuk menghindari terjadinya pengertian dan pemahaman yang bias tentang tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini, maka sangatlah penting
utnuk dikemukakan konsepsi dalam bentuk definisi operasional sebagai berikut : a. Yang dimaksudkan dengan Perjanjian Jual Beli disini adalah persetujuan
saling mengikat antar penjual dan pembeli, penjual sebagai pihak yang menyerahkan barang, dan pembeli sebagai pihak yang membayar harga
barang yang telah dibelinya.
45
atau sebagaimana yang telah diuraikan pada halaman 6 dan 7 dalam proposal tesis ini.
b. Bahan Bakar Minyak Jenis High Speed Diesel, adalah merupakan obyek dari penjanjian jual beli tersebut di atas, yakni bahan bakar minyak solar yang
memiliki angka performa cetane number 45, yang umumnya digunakan untuk
44
Ibid, hlm. 5
45
Sudarsono, Kamus Hukum, Jakarta : Penerbit PT. Rineka Cipta, 2007, hlm. 196.
Universitas Sumatera Utara
21
mesin diesel yang umum menggunakan system injection pump dan electronic injection.
46
c. PT. Prayasa Indomitra Sarana dan PT. Buma Niaga Perkasa, adalah para pihak yang bersepakat dan membuat
perjanjian jual
beli di
atas, dalam
kedudukannya secara berturut-turut sebagai penjual dan pembeli. Pada dasarnya PT. Prayasa Indomitra Sarana adalah Badan Usaha Swasta yang
mendapatkan ijin dari pihak yang berwenang untuk melakukan perniagaan umum bahan bakar minyak, yang dalam aktivitasnya adalah termasuk
melakukan pembelian bahan bakar minyak melalui jalur impor yang kemudian menyimpannya sebagai stock persediaan sebelum kemudian
diperjual belikan. Di dalam penelitian ini, khusus hanya untuk menelaah perbuatan hukum PT. Prayasa Indomitra ketika memasarkan bahan bakar
minyak tersebut kepada konsumen di dalam negeri, yang salah satunya melalui perjanjian jual beli bahan bakar minyak dengan PT. Buma Niaga
Perkasa. PT. Prayasa Indomitra sebagai salah satu badan usaha swasta cukup dapat mewakili subyek hukum yang diberikan keleluasaan memperdagangkan
komoditi Minyak Bumi sebagaimana yang diatur oleh Undang Undang nomor 22 Tahun 2001 Tentang Minyak dan Gas Bumi.
G. Metode Penelitian 1.
Sifat dan Jenis Penelitian
46
Mengenal Bahan Bakar Produk Pertamina, www.spbukita.com, 26 Januari 2012
Universitas Sumatera Utara
22
“Penelitian adalah pencarian atas sesuatu inqury secara sistematis dengan penekanan bahwa pencarian ini dilakukan terhadap masalah-masalah yang dapat
dipecahkan”.
47
Sifat penelitian ini adalah bersifat deskriptif analisis, yakni penelitian yang bertujuan untuk melukiskan keadaan obyek atau peristiwanya. Sedangkan analisis
diartikan sebagai kegiatan menganalisis data secara komprehensif, yaitu data sekunder dari berbagai kepustakaan dan literatur baik yang berupa buku, peraturan
perundangan, disertasi, tesis dan hasil penelitian lainnya maupun informasi dari media massa.
48
Jenis penelitian ini adalah yuridis normatif, yakni suatu kegiatan ilmiah yang didasarkan pada metode, sistematika, dan pemikiran tertentu, yang bertujuan untuk
mempelajari satu atau beberapa gejala hukum tertentu dengan jalan menganalisisnya, kecuali itu, maka juga diadakan pemeriksaan yang mendalam terhadap fakta hukum
tersebut untuk kemudian mengusahakan suatu pemecahan
atas permasalahan- permasalahan yang timbul di dalam gejala yang bersangkutan.
49
Di dalam penelitian yuridis normatif terbagi dalam beberapa kategori :
50
a. Penelitian terhadap azas-azas hukum, yang lazim disebut sebagai studi dogmatic atau doctrinal research.
47
Moh. Nazir, Metode Penelitian, Jakarta : Penerbit Ghalia Indonesia, 1998, hlm. 13
48
Ibid, hlm. 17
49
Bambang Sunggono, Metodologi Penelitian Hukum, Jakarta : Penerbit PT. Rajagrafindo Persada, 2010, hlm. 38
50
Zainudin Ali, Metode Penelitian Hukum, Jakarta : Penerbit Sinar Grafika, 2010, hlm. 25 – 27.
Universitas Sumatera Utara
23
b. Penelitian terhadap sistematika hukum, yang bertujuan untuk mengadakan identifikasi terhadap pengertian pokok hak dan kewajiban, peristiwa hukum,
hubungan hukum, dan obyek hukum. c. Penelitian terhadap taraf sinkronisasi hukum, yang bertujuan untuk mengukur
sampai sejauh mana hukum positif yang ada sinkron atau serasi satu sama lainnya.
2. Metode Pendekatan