70
2. Pemahaman Perjanjian Jual Beli.
Untuk memahami hal ikhwal tentang perjanjian jual beli dapat merujuk kepada pengertian perjanjian jual beli sebagai suatu persetujuan dimana suatu pihak
mengikat diri untuk berwajib menyerahkan suatu barang, dan pihak lain berwajib membayar harga yang dimufakati mereka berdua.
156
Selain dari pada itu, perjanjian jual beli dapat juga dimaknai sebagai suatu kesepakatan dimana pihak yang satu yakni penjual mengikatkan dirinya kepada pihak
yang lain yakni pembeli untuk memindahtangankan suatu benda dalam eigendom dengan memperoleh pembayaran dari orang yang disebut terakhir, sejumlah tertentu
berwujud uang.
157
Batasan pengertian yang dipaparkan di atas sesuai dengan yang dimaksudkan di dalam Pasal 1457 Kitab Undang Undang Hukum Perdata.
Di dalam
definisi perjanjian
jual beli
tersebut pada
intinya mengandung beberapa hal pokok yang sangat penting menyangkut perjanjian jual beli yakni sebagai berikut :
a Kesepakatan para pihak mengenai barang dan harga; b Kewajiban salah satu pihak untuk menyerahkan barang;
c Kewajiban pihak yang lain untuk membayar harga barang; d Pengalihan hak milik atas barang yang diperjual belikan.
Mengenai kesepakatan para pihak, terkhusus yang dikaitkan dengan Perjanjian Jual Beli Bahan Bakar Minyak Antara PT. Prayasa Indomitra Sarana
Dengan PT. Buma Niaga Perkasa telah diulas dengan cukup terperinci di atas, namun
156
Wirjono Prodjodikoro, Hukum Perdata Tentang Persetujuan Persetujuan Tertentu, Bandung, 1991, hlm. 17
157
RM. Suryodiningrat, Perikatan Perikatan Bersumber Perjanjian, Bandung, 1996, hlm. 14
Universitas Sumatera Utara
71
demikian ketika dikaitkan dengan prinsip-prinsip yang berlaku pada perjanjian jual beli ternyata tidak cukup hanya dengan bersepakat tentang sesuatu, akan tetapi
harus lebih tegas lagi disebutkan tentang kesepakatan mengenai barang dan harganya sebagaimana yang dinyatakan di dalam Pasal 1458 Kitab Undang Undang Hukum
Perdata, atau dengan kata lain unsur essensi di dalam perjanjian jual beli, selain mengenai kesepakatan itu sendiri juga meliputi mengenai barang dan harga jual
belinya. Hal tersebut di atas memberikan suatu penegasan mengenai momentum
timbulnya perjanjian jual beli yakni “pada detik tercapainya sepakat mengenai
barang dan harga”.
158
Pendapat yang menyatakan demikian tersebut pada intinya
adalah hal
yang mendasar dari perjanjian yang menggunakan title “perjanjian
jual beli”, karena sebagai salah satu jenis perjanjian bernama maka oleh undang undang perjanjian jual beli dikonstruksikan dari kesepakatan tentang harga dan
barang, hal ini dapat diartikan apabila oleh para pihak dikatakan adanya jual beli tanpa menyebutkan harganya, tetapi ternyata oleh para pihak saling diserahkan suatu
benda, maka perbuatan hukum tersebut tidak dapat dikategorikan sebagai jual beli, akan tetapi perjanjian yang demikian tersebut memenuhi ciri perjanjian bernama
lainnya, yakni perjanjian tukar menukar.
159
3. Perjanjian Jual Beli Bahan Bakar Minyak Sebagai Perjanjian Dengan