Tujuan Ditetapkannya Syarat Kecakapan Bertindak dan Kewenangan

48 tertanggal 11 Mei 2011 yang diterbitkan oleh Dirjen Migas, PT. Prayasa Indomitra Sarana telah memiliki legalitas untuk dapat menjalankan usaha di bidang perniagaan bahan bakar minyak, dan telah sempurna sebagai subyek perjanjian yang cakap dan wenang secara hukum untuk melakukan perbuatan hukum dalam bentuk membuat perjanjian tentang jual beli bahan bakar minyak.

3. Tujuan Ditetapkannya Syarat Kecakapan Bertindak dan Kewenangan

Hukum Dalam Perjanjian. Menetapkan syarat kecakapan dan kewenangan bertindak menurut hukum sebagai syarat dalam keabsahan sebuah perjanjian, memiliki tujuan-tujuan yang berdimensi publik dan privat. Dalam arti terdapat maksud untuk memberikan perlindungan hukum terhadap subyek perjanjian maupun perlindungan kepentingan masyarakat secara umum ketika kecakapan dan kewenangan tersebut dinyatakan sebagaimana hukum mewajibkan. Kecakapan bertindak menurut hukum ditetapkan sebagai syarat perjanjian disaat orang-orang tertentu tidak atau belum dapat menyatakan kehendaknya dengan sempurna, dalam pengertian orang-orang tersebut belum dapat menyadari sepenuhmya akibat hukum yang muncul dari pernyataan kehendak yang berlanjut kepada keterikatan dalam perjanjian. 113 Syarat kecakapan bertindak menurut hukum diadakan demi untuk melindungi kepentingan si tidak cakap dari kemungkinan akan kerugian yang timbul dari 113 J. Satrio, Op. Cit, hlm. 276 Universitas Sumatera Utara 49 tindakan mereka sendiri, 114 suatu perlindungan yang berdimensi privat yang dapat diberikan oleh undang-undang kepada person-person tertentu. Terkhusus mengenai tujuan penetapan syarat kewenangan hukum di dalam Perjanjian tersebut di atas pada prinsipnya terwakili dari tujuan pembentukan beberapa peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang prosedur permohonan ijin usaha niaga umum, yang apabila secara hirarki perundang-undangan ditarik lebih ke atas maka terdapat tujuan yang lebih besar dan strategis yang ingin dicapai, sebagaimana dinyatakan secara tegas di dalam Pasal 33 Undang Undang Dasar 1945. Undang Undang Nomor 22 Tahun 2001 Tentang Minyak dan gas Bumi, memiliki tujuan untuk mengendalikan pemanfaatan minyak dan gas bumi sebagai sumber daya alam dan sumber daya pembangunan yang bersifat strategis dan vital, 115 dengan menjamin penyediaan cadangan strategis minyak bumi bagi kesinambungan penyediaan bahan bakar minyak dalam negeri, 116 beserta kelancaran pendistribusiannya di seluruh wilayah negara kesatuan republik Indonesia, dengan memposisikan bahan bakar minyak tersebut sebagai komoditas vital yang menguasai hajad hidup orang banyak. 117 114 Ibid, hlm. 291 115 Penjelasan Umum Undang Undang Nomor 22 Tahun 2001 Tentang Minyak dan Gas Bumi. 116 Pasal 8 ayat 1, Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2004 tentang Kegiatan Usaha Hilir Minyak dan Gas Bumi. 117 Pasal 8 ayat 2, Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2004 tentang Kegiatan Usaha Hilir Minyak dan Gas Bumi. Universitas Sumatera Utara 50 Selain tentang pemanfaatan dan distribusi bahan bakar minyak, undang undang tentang Migas tersebut juga bertujuan untuk meningkatkan pendapatan negara dan memberikan kontribusi yang sebesar-besarnya bagi perekonomian nasional, serta mengembangkan dan memperkuat industri dan perdagangan Indonesia, 118 yang pada kelanjutannya mampu memberikan andil bagi terciptanya lapangan kerja, perbaikan lingkungan, dan peningkatan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat. 119 Sejalan dengan tujuan tersebut di atas, Undang Undang Nomor 11 tahun 1965 tentang Pergudangan juga memiliki tujuan yang berbasis pada perlindungan kepentingan umum, sebagaimana yang tersirat pada ketentuan di dalamnya yang melarang menyimpan barang-barang penting dalam gudang lebih lama dari pada jangka waktu yang ditetapkan oleh menteri perdagangan demi kelancaran arus distribusi barang-barang. Sebagaimana diketahui, salah satu modus untuk mendapatkan keuntungan yang berlipat dalam perdagangan adalah menimbun sejumlah barang tertentu ketika barang-barang tersebut diperkirakan akan mengalami kenaikan harga, atau sebagai salah satu cara untuk mempermainkan harga bagi kepentingan segelintir pelaku usaha dan para spekulan. Melalui ketentuan dan pembatasan tersebut di atas, maka akan memberikan dampak yang positif terhadap proteksi kepentingan umum masyarakat akan tata niaga yang adil dan wajar, seperti yang menjadi pertimbangan dari diberlakukannya Peraturan Daerah Kota Batam Nomor 14 Tahun 2001 tentang Penataan dan 118 Penjelasan Umum Undang Undang Nomor 22 Tahun 2001 Tentang Minyak dan Gas Bumi. 119 Ibid Universitas Sumatera Utara 51 Pembinaan Pergudangan Kota Batam, bahwa dalam rangka tertib niaga dan kelancaran distribusi barang dan untuk dapat memenuhi kebutuhan konsumen, maka perlu penataan dan pembinaan pergudangan. Demikian pula yang menjadi tujuan dari ketentuan tentang izin lingkungan bagi pelaku usaha niaga umum, semuanya berpangkal dari keyakinan bahwa lingkungan hidup yang baik dan sehat merupakan hak azasi setiap warga negara, sehingga dengan demikian sangat memiliki dasar yang kuat jika kemudian undang- undang memberikan perlindungan terhadap kemungkinan degradasi kualitas lingkungan hidup yang mengancam kelangsungan perikehidupan manusia dan mahluk hidup lainnya. 120 Pada intinya semua tujuan dari peraturan perundang-undangan tersebut saling mengisi dan berkorelasi, dan merupakan upaya untuk memberikan perlindungan terhadap apa yang disebut sebagai “Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat”, 121 dan terhadap semua kewenangan hukum yang diberikan oleh undang-undang kepada PT. Prayasa Indomitra Sarana adalah sebagaian upaya untuk melindungi kepentingan umum yang dalam hal ini adalah kepentingan untuk mewujudkan sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Ketika ijin usaha niaga umum diterbitkan, maka dengan serta merta perlindungan terhadap kepentingan umum mendapatkan jaminan hukum yang 120 Konsiderans Menimbang Undang Undang Nomor 32 Tahun 2009. 121 Pasal 33, Undang Undang Dasar 1945. Universitas Sumatera Utara 52 setimpal, karena pada saat yang sama hukum mewajibkan kepada badan usaha pemegang ijin usaha niaga umum untuk menjalankan beberapa kewajiban yang lahir sebagai perwujudan dari tujuan pembentukan undang-undang, yang di antaranya adalah : 122 a Kewajiban untuk menjamin ketersediaan bahan bakar minyak secara berkesinambungan pada jaringan distribusi niaganya, dan menjamin harga jual bahan bakar minyak pada tingkat yang wajar. b Kewajiban untuk menjalankan penugasan penunjukkan dari Menteri untuk menyediakan cadangan bahan bakar minyak nasional dan pemenuhan kebutuhan bahan bakar minyak di dalam negeri. c Kewajiban untuk menjamin penyediaan fasilitas dan sarana kegiatan usaha niaga bahan bakar minyak yang memadai dan bertanggung jawab atas penggunaan peralatan, keakuratan dan sistem alat ukur yang digunakan yang memenuhi standard sesuai ketentuan peraturan perundang undangan. d Kewajiban untuk menjamin dan bertanggung jawab sampai ke tingkat penyalur atas standard mutu bahan bakar minyak sesuai dengan yang ditetapkan oleh menteri, dan mempunyai serta menggunakan merek dagang tertentu yang telah mendapat pengesahan dari instansi yang berwenang. e Kewajiban untuk menunjuk penyalur bahan bakar minyak dengan mengutamakan koperasi, usaha kecil dan atau badan usaha swasta nasional, serta menjalankan kegiatan penyaluran bahan bakar minyak secara langsung 122 Pasal 34 Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 07 Tahun 2006 Universitas Sumatera Utara 53 maksimal 20 dari kapasitas perniagaan, dan sisanya harus disalurkan melalui para agen penyalur. f Kewajiban untuk menjamin keselamatan dan kesehatan kerja dan pengelolaan lingkungan hidup serta pengembangan masyarakat setempat. g Kewajiban sebagai bentuk realisasi fungsi pengaturan dan pengawasan pemerintah dengan menjalankan beberapa kewajiban sebagai berikut : 1 Menyampaikan laporan kepada menteri melalui Dirjen Migas mengenai pelaksanaan aktivitas usaha untuk sedikitnya setiap 3 tiga bulan sekali. 2 Melaporkan kepada menteri melalui Dirjen Migas mengenai perubahan fasilitas dan sarana kegiatan usaha yang mengakibatkan penambahan sampai 30 tiga puluh prosen kapasitas awal. 3 Mengajukan permohonan penyesuaian izin usaha niaga untuk penambahan kapasitas lebih dari 30 tiga puluh prosen dari kapasitas awal. Sehingga dengan demikian, sebagai perjanjian yang lahir dari kewenangan khusus untuk memperjual belikan suatu komoditi yang strategis dan mempunyai andil yang sangat besar terhadap hajad hidup orang banyak, maka perjanjian jual beli tersebut belum cukup hanya ditimbang dari sudut pandang hak-hak dan kewajiban yang bersifat privat. Pada prinsipnya di dalamnya juga menyangkut hak-hak publik dan kewajiban untuk mewujudkan hak-hak publik tersebut. Perwujudan dari hak-hak publik itulah yang sebenarnya menjadi salah satu manfaat dan mashlahat dari perjanjian jual beli bahan bakar minyak secara tidak langsung. Hal tersebut menjadi Universitas Sumatera Utara 54 sebuah sintesa yang kuat ketika mencermati dari proses lahirnya perjanjian maupun pada akibat hukum terhadap pelanggaran kewajiban-kewajiban untuk mewujudkan hak publik tersebut. Perjanjian tersebut di atas secara proses dilahirkan dari legalisasi kewenangan hukum para pihak, kewenangan mana kemudian menghalalkan barang yang menjadi obyek perjanjian sebagai “hal tertentu” dalam perjanjian dan sekaligus memberikan muatan hukum berupa “kausa yang halal” pada perjanjian yang disepakati tersebut. Apabila kewajiban-kewajiban untuk mewujudkan hak-hak publik tersebut tidak terpenuhi maka dengan serta merta tak akan ada kewenangan hukum yang membawa akibat tak akan pernah ada perjanjian tentang jual beli bahan bakar minyak. Hal yang kurang lebih sama akan terjadi jika pihak yang membuat perjanjian tersebut melakukan pelanggaran terhadap kewajiban untuk mewujudkan hak-hak publik. Pelanggaran-pelanggaran tersebut akan membawa akibat hukum berupa pencabutan izin usaha, yang pada kelanjutannya akan membawa akibat batalnya perjanjian demi hukum oleh karena hilangnya kausa yang halal dalam perjanjian. Pada akhirnya dapat dilihat suatu keterkaitan yang konkrit antara ketentuan dan prosedur birokratis dengan hak dan kewajiban subyek perjanjian yang bersifat privat, dan terhadap pandangan yang disampaikan oleh Herlien Budiono yang menyatakan : 123 tujuan dari pernyataan ketidakcakapan ialah perlindungan dari pihak yang tidak cakap, pernyataan yang tidak wenang terutama ditujukan terhadap orang yang tidak wenang dan tujuan darinya ialah perlindungan pihak lainnya atau kepentingan umum; 123 Herlien Budiono, Asas Keseimbangan Bagi Hukum Perjanjian Indonesia : Hukum Perjanjian Berlandaskan Asas-Asas Wigati Indonesia, Op. Cit. hlm. 113. Universitas Sumatera Utara 55 Maka dapat dimaknai dengan korelatif terhadap paparan tersebut di atas.

4. Pencabutan Izin Usaha Niaga Umum Bahan Bakar Minyak.