Audiens 3 Audiens berpikiran kritis

Gambar 11. Skema Proses Konstruksi Identitas Audiens 2

3. Audiens 3 Audiens berpikiran kritis

Handy Hariyanto atau biasa dipanggil Andy merupakan penggemar Tengkorak band yang lahir di Tangerang 23 tahun yang lalu. Sehari-hari Andy bekerja pada sebuah pabrik produksi gitar yang terkemuka di Jakarta. Sampai saat ini, Andy belum berkeluarga dan saat ini ia masih tinggal bersama orang tuanya di daerah Rawa Lumbu, Bekasi. Ayah Andy adalah seorang Slankers sementara ibunya mengurus rumah tangga. Andy memiliki band rock underground bernama Vagintor dan seringkali membawakan lagu Konflik dari Tengkorak band pada berlatih bersama. Andy mengutarakan bahwa pada dasarnya musik, terutama rock underground, sudah ia dengar sejak ia masih duduk di kelas 6 Sekolah Dasar SD. Menurutnya, hal ini disebabkan oleh banyaknya anak-anak muda sering berkumpul sambil Keluarga + Sekolah + Peer group + Media massa + Audiens 2 Ketidakpuasan + Katarsis + Tengkorak band Lirik + Ilustrasi - Orasi + Salam satu jari + Audiens berpikiran kritis PROSES SOSIALISASI Eksternalisasi ------------------------------Obyektivasi----------------------------Internalisasi mendengarkan musik rock underground yang diputar melalui perangkat pemutar musik portabel di lingkungan sekitar rumahnya. Selain memiliki band, menurut Andy, anak-anak muda tersebut adalah teman-teman kakak kandungnya dan berusia lebih tua dari dirinya. Akan tetapi, Andy mengaku bahwa pada saat itu belum memahami jenis musik yang sering diputar kakak kandung dan teman-temannya, ia hanya sebatas mendengar mengetahui eksistensi musik tersebut. Memasuki Sekolah Menengah Pertama SMP, Andy mengatakan bahwa ia mulai banyak menghabiskan waktu bersama teman-teman sepergaulannya, terutama teman satu meja di sekolahnya. Interaksi mereka tidak hanya berlangsung di sekolah saja, namun juga di luar sekolah. Tidak hanya pelajaran sekolah, mereka juga sering berdiskusi masalah musik sehingga ia mulai menyukai Tengkorak band saat mendengar teman satu mejanya memutar lagu ”Konflik” Tengkorak band dari kaset kompilasi Metalik Klinik 1. Menurut Andy saat mendengar lagu Konflik, ia merasa tersentuh oleh isi liriknya. Berikut penuturan Andy: ”Pertama kali kenal musik underground dan gue jatuh hati sama Tengkorak band pas gue dengerin kaset Metalik Klinik 1 yang judulnya Konflik, kepunyaan temen sebangku kelas 1 SMP. Waktu pas gue suka itu pas lagu Konflik deh. Kalo menurut gue itu masalah tawuran kan? Jadi, gue dalam-dalamin kayaknya kalo kayak gitu-gitu orang yang gak punya nyali. Kayaknya lagu walaupun keras...cadas kayak gini, jadi ada masukan buat orang gitu lho. Diri gue sendiri, gue ngaca sendiri lho.” Sebagai pelajar yang sering ikut dalam aksi tawuran antarsekolah, Andy merasa mendapat kritik dan masukan dari Tengkorak band melalui lagu Konflik. Akan tetapi, ia tidak menolak kritik tersebut. Sebaliknya ia merasa menemukan musik rock underground yang sejalan dengan pemikirannya. Andy melegitimasi makna yang ada dalam lagu tersebut sehingga mulai saat itu ia pun merasa menemukan sebuah dunia audiens Tengkorak band. Setelah menyukai Tengkorak band, Andy mengaku mulai mempelajari berbagai hal yang berkaitan dengan Tengkorak band. Mulai dari cara berpakaian, sampai aktivitas slamming yang biasa dilakukan audiens pada saat pertunjukan Tengkorak band. Menurutnya penampilannya sebelum menjadi penggemar Tengkorak band tidak seperti sekarang. Andy mengatakan bahwa cara berpakaian seperti personil Tengkorak band ia pelajari dari foto yang ada di cover kaset, pamflet- pamflet pertunjukan musik rock underground serta meniru teman-teman sesama audien musik tersebut. Sementara itu, untuk informasi pertunjukan dan perkembangan Tengkorak band Andy memperolehnya dari , majalah musik independen, teman-teman dan sebuah distro distribution outlet yang ada di wilayahnya. Andy mengemukakan bahwa pada awalnya sang ibu kurang menyukai dirinya mendengarkan musik rock underground. Menurutnya, ibu kandungnya lebih terbiasa mendengarkan musik campur sari sehingga merasa terlalu bising dengan musik Andy. Selain itu, sang ibu khawatir dengan citra musik rock underground yang identik dengan narkoba dan hal negatif lainnya. Namun, Andy berhasil meyakinkan ibu kandungnya untuk tidak terlalu khawatir bahwa ia masih memiliki agama sebagai filter. Untuk mewujudkan kekagumannya terhadap Tengkorak band, Andy mulai mengumpulkan hasil karya Tengkorak band seperti album Tengkorak band dalam format kaset dan cd, poster, pamflet, t-shirt, dan stiker. Bagi dirinya, artefak-artefak hasil reproduksi Tengkorak band ini memiliki simbol-simbol signifikan di dalamnya. Sehingga, dengan mengumpulkan berbagai artefak tersebut, secara tidak langsung ia mengekspresikan bahwa dirinya adalah bagian dari audiens Tengkorak band. Kepada penulis Andy mengaku bahwa lagu favoritnya adalah lagu Tengkorak band yang berjudul Konflik. Ia menyatakan bahwa lagu tersebut merupakan cerminan dirinya. Andy memaknai lirik lagu tersebut sebagai sebuah nasihat bagi para pelajar, begitu juga dirinya, agar tidak melakukan aktivitas tawuran yang dapat merugikan banyak pihak. Sementara itu, t-shirt Tengkorak band yang dimiliki bagi Andy memiliki makna aktualisasi dirinya sebagai penggemar Tengkorak band. Pada saat menyaksikan pertunjukan Tengkorak band Andy juga mengatakan bahwa ia selalu memperhatikan orasi vokalis Tengkorak band, melakukan salam satu jari, dan aktivitas slamming. Andy, memaknai orasi sebagai gambaran dari isi lagu yang akan dibawakan oleh Tengkorak band, sedangkan untuk salam satu jari ia memaknainya sebagai bentuk ketaatan kepada Allah SWT. Sementara itu, ia memaknai aktivitas slamming sebagai bentuk apresiasi terhadap musik Tengkorak band. Menurut Andy, vokalis Tengkorak band merupakan inspirasi dirinya. Oleh karena itu, ia menyadari bahwa simbol-simbol signifikan tersebut merupakan suatu produksi makna dari proses-proses subyektif para personil Tengkorak band. Andy mengidentifikasikan dirinya dengan Tengkorak band terutama vokalisnya. Menurutnya, apa yang disampaikan vokalis Tengkorak band sebelum menyanyikan sebuah lagu pada saat pertunjukan merefleksikan realitas kehidupan sehari-hari yang sesuai dengan apa yang ada dalam benak pikirannya. Andy menyerap makna-makna yang terkandung dalam lagu dan lirik, serta orasi yang sering disuarakan vokalis Tengkorak band. Berikut penuturannya: ”Kalo nonton Tengkorak band seperti nonton Abang sendiri. Soalnya, Tengkorak band udah mendarah daging di otak gue. Ibarat organ tubuh gue sendiri. Ombat Nasution, vokalis tengkorak band itu influence gue bang.” Andy sangat kecewa saat mendengar vokalis Tengkorak band menyatakan bahwa Tengkorak band akan vakum. Ia mengaku langsung meneteskan air mata dan melaksanakan sholat sangat. Andy tidak setuju karena menurutnya tidak ada band rock underground yang memiliki karakter seperti Tengkorak band yang sering menyuarakan kritik terhadap kebijakan Amerika Serikat dan Israel di Timur Tengah dan wilayah lainnya. Meskipun Andy memiliki band rock underground belum sebesar Tengkorak band, ia berharap dapat mengikuti jejak idolanya tersebut. Jika ada kesempatan, setidaknya ia ingin tampil bersama Tengkorak band dalam sebuah pertunjukan. Secara skematis, proses konstruksi identitas Andy seperti telah diuraikan sebelumnya dapat dilihat pada gambar di bawah ini: Gambar 12. Skema Proses Konstruksi Identitas Audiens 3

4. Audiens 4 Audiens apolitis