Karakteristik Gerakan Sosial Baru

2. 2. 2. Karakteristik Gerakan Sosial Baru Meski pendefinisian terhadap gerakan sosial baru yang dilakukan oleh para ahli masih terus berlanjut, Huesca 2001 mengemukakan bahwa terdapat beberapa karakteristik umum yang ada dan membedakan gerakan sosial baru tersebut dengan pendekatan sebelumnya, yaitu: a. Gerakan sosial baru ini dipahami sebagai kecil atau sedikit, terdesentralisasi, dan demokratis dalam struktur mereka. Menurut Borda dalam Huesca 2001, kecil atau sedikit, terdesentralisasi, dan demokratis dalam struktur gerakan sosial baru diinterpretasikan sebagai satu penolakan atas, alternatif dari, dan model organisasi-organisasi tradisional yang menjembatani lingkungan-lingkungan sistem yang terinstitusionalisasi dengan kehidupan sehari-hari di dunia. Gerakan sosial baru menawarkan struktur-struktur yang merefleksikan skala yang lebih manusiawi dan mengandalkan partisipasi anggotanya dalam pemeliharaan. Hasil partisipasi yang intens dalam struktur-struktur alternatif ini berarti bahwa gerakan-gerakan sosial baru seringkali bertemu pada isu-isu yang sangat personal, seperti gender dan seksualitas, yang membatasi kepentingan mereka. Ironisnya, b. Gerakan sosial baru ini membentuk lingkaran cyclical dan menyebar dalam susunan mereka yang bersifat temporer; Selain itu, karena jumlahnya yang kecil atau sedikit, strukturnya terdesentralisasi, gerakan sosial baru sementara ditandai dengan sporadis, cyclical, orientasi-orientasi yang mengekspresikan identitas bersama dan ketidakpuasan Downing, 1996; Huesca, 2001. Sifatnya yang temporer dan arus aksi terkait dengan konteks-konteks gerakan sosial baru yang tidak terinstitusi, dimana seringkali muncul dari tempat yang tidak terlihat dan memiliki jaringan yang bergerak di “bawah” kehidupan sehari-hari. Beragam jaringan tersebut adalah kelompok yang responsif terhadap perubahan lingkungan, suatu orientasi yang konsisten dengan kondisi saat ini. Sedangkan Jelin dalam Huesca 2001 menambahkan bahwa sebuah orientasi sporadis yang bersifat temporer menunjukkan arti gerakan sosial baru ini sulit untuk didokumentasikan, karena mereka tidak terlihat oleh pandangan-pandangan kritik sosial. Gerakan-gerakan sosial baru ini juga muncul dalam waktu singkat, namun menyatakan sebuah “realitas yang permanen” karena dampaknya atas hubungan- hubungan sosial yang tidak mudah dipahami Huesca, 2001. c. Gerakan sosial baru ini tidak terlalu berorientasi pada tujuan instrumen material namun lebih kepada konstruksi identitas serta makna-makna yang mengarah kepada perilaku kolektif Huesca, 2001. Namun, orientasi identitas gerakan- gerakan sosial baru telah dikonseptualisasikan dengan sangat beragam oleh para ahli. Satu kelompok menganggap identitas formasi sebagai kategori statis yang secara teoritis beroperasi menggantikan ideologi. Sedangkan yang lainnya, memberi istilah “experienced conciousness,” “interactional accomplishment,” and “identity frames,” berbagai konseptualisasi identitas ini memfokuskan pada ekspresi simbolik diri, bersifat antagonis, bersekutu atau beraliansi, dan audiens- audiens sebagai sebagai basis dalam menginterpretasi aksi sosial. Meski terdapat suatu pernyataan akan pentingnya peran dari proses interaksional dalam konstruksi dan rekonstruksi identitas, berbagai analisis dari orientasi ini cenderung memfokuskan pada “skema interpretif” atau produk-produk akhir, yang mendahului dan mengarahkan pada aksi-aksi berikutnya. 2. 2. 3. Musik Subkultur sebagai Gerakan Sosial Baru Pattern of Resistance