3. Simbol sebagai Bentuk Pesan

2. 3. Simbol sebagai Bentuk Pesan

Pada dasarnya pesan bersifat abstrak. Untuk membuatnya konkret agar dapat dikirim dan diterima oleh komunikan, manusia dengan akal budinya menciptakan sejumlah lambang komunikasi berupa suara, mimik, gerak-gerik, bahasa lisan, dan bahasa tulisan. Karena pesan bersifat abstrak, maka komunikan tidak mengetahui apa yang ada di benak komunikator sampai ia mewujudkannya dalam salah satu bentuk atau kombinasi lambang-lambang kombinasi ini. Oleh karena itu, lambang atau simbol Mulyana, 2007 komunikasi disebut juga bentuk pesan, yaitu wujud konkret dari pesan, berfungsi mewujudkan pesan yang abstrak menjadi konkret. Suara, mimik, dan gerak-gerik lazim digolongkan dalam pesan nonverbal, sedangkan bahasa lisan dan bahasa tulisan dikelompokkan dalam pesan verbal. Dengan demikian, pesan didefinisikan sebagai segala sesuatu, verbal maupun nonverbal, yang disampaikan komunikator kepada komunikan untuk mewujudkan motif komunikasinya Vardiansyah, 2004. Menurut teori interaksionisme simbolik Herbert Blumer 1969: 1. Manusia bertindak terhadap sesuatu berdasarkan makna-makna yang ada pada sesuatu itu bagi mereka. 2. Makna itu diperoleh dari hasil interaksi sosial yang dilakukan dengan orang lain. 3. Makna-makna tersebut disempurnakan pada saat proses interaksi sosial sedang berlangsung. Dalam satu frase, interaksionisme simbolik adalah studi bagaimana diri seseorang dan lingkungan sosial saling membentuk satu sama lain melalui komunikasi. George Herbert Mead dalam Lindlof dan Taylor 2002 berpendapat bahwa komunikasi merupakan hal yang fundamental dalam pengembangan diri. Esensi dari interaksi simbolik adalah suatu aktivitas yang merupakan ciri khas manusia, yaitu komunikasi atau pertukaran simbol yang diberi makna Mulyana, 2001. Mulyana 1999 mengemukakan bahwa komunikasi adalah suatu proses simbolik, yakni penggunaan lambang atau simbol yang diberi makna. Simbol atau lambang adalah sesuatu yang digunakan untuk menunjuk atau mewakili sesuatu yang lainnya berdasarkan kesepakatan bersama. Dengan demikian, musik sebagai sebuah sistem tanda dan simbol-simbol, juga merupakan suatu bentuk komunikasi. Menurut Poerwadarminta 1982 definisi simbol atau lambang adalah semacam tanda, lukisan, perkataan, lencana, dan sebagainya yang menyatakan sesuatu hal, atau mengandung maksud tertentu. Misalnya warna putih merupakan lambang kesucian atau padi sebagai lambang kemakmuran. Sementara itu, Hartoko dan Rahmanto dalam Sobur 2006, menjelaskan bahwa secara etimologis simbol berasal dari kata Yunani sym-ballein yang berarti melemparkan bersama suatu benda, perbuatan dikaitkan dengan suatu ide. Simbol adalah bentuk yang menandai sesuatu yang lain di luar perwujudan bentuk simbolik itu sendiri. Simbol yang tertuliskan sebagai bunga, misalnya, mengacu dan mengemban gambaran fakta yang disebut ”bunga” sebagai sesuatu yang ada di luar bentuk simbolik itu sendiri. Pierce mengemukakan bahwa: ”A symbol is a sign which refers to the object that is denotes by virtue of a law, usually an association of general ideas, which operates to cause the symbol to be interpreted as refering to that object”. Dengan demikian, dalam konsep Pierce, simbol diartikan sebagai tanda yang mengacu pada obyek tertentu di luar tanda itu sendiri Sobur, 2006. Musik sebagai komunikasi simbolik, menurut Lewis dalam Lull 1989, dapat menjadi sebuah tema, sebuah protes mengenai kondisi-kondisi sosial bahkan musik juga menjadi badge identitas – sebuah makna yang menunjukkan pada orang lain juga diri kita sendiri bahwa kita merupakan bagian dari suatu kelompok atau aspirasi tertentu. Selain itu, sebagai komunikasi simbolik, musik juga merupakan suatu sistem tanda dan simbol-simbol yang teratur dalam interaksi sosial. Lebih jauh, di dalam musik populer terdapat kerangka kepercayaan, ekspresi simbol-simbol, serta nilai-nilai dimana individu-individu mendefinisikan dunia, mengekspresikan perasaan, dan membuat penilaian mereka. Dengan demikian, studi musik populer juga merupakan studi atas makna- makna bagi individu-individu dan kelompok-kelompok yang menciptakan serta mereka yang mengonsumsinya. Artinya, musik juga mengkomunikasikan berbagai pesan yang mengandung informasi kepada audiens, baik secara verbal maupun nonverbal bagi mereka yang menemukan signifikansi di dalamnya.

2. 3. 1. Simbol-simbol Signifikan Musik Subkultur Oppositional Subculture