4. 1. Agen Sosialisasi TINJAUAN PUSTAKA

2. 4. 1. Agen Sosialisasi

Kontinuitas dan keberlangsungan proses sosialisasi melibatkan berbagai kekuatan sosial yang berbeda yang mempengaruhi kehidupan serta mengubah citra diri seseorang Schaefer, 2003. Kekuatan-kekuatan sosial tersebut merupakan agen- agen sosialisasi, yaitu pihak yang melaksanakan atau melakukan sosialisasi. Menurut Henslin 2006, agen sosialisasi adalah orang-orang dan kelompok-kelompok yang mempengaruhi konsep diri, emosi, sikap, dan perilaku kita. Lebih jauh, Henslin mengidentifikasi lima agen sosialisasi, yaitu: 1 Keluarga. Dalam sosialisasi, keluarga bertanggung jawab pada beberapa hal diantaranya menentukan sikap seseorang terhadap religi serta memperkuat tujuan yang akan dicapai. 2 Sekolah. Dalam hal ini, sekolah merupakan agensi yang bertanggung jawab atas generasi muda dalam menyosialisasikan berbagai keahlian tertentu dan nilai-nilai yang ada pada masyarakat. Menurut Horton dan Hunt 1991 fungsi nyata pendidikan antara lain: a sebagai modal penting dalam menentukan mata pencaharian; b Dapat mengembangkan potensi demi pemenuhan kebutuhan pribadi dan pengembangan masyarakat; c Melestarikan kebudayaan dengan cara mewariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya, dan; d Membentuk kepribadian. 3 Kelompok Sebaya peer group. Kelompok sebaya berfungsi antara lain: a Memberi rasa aman dan dianggap penting dalam kelompoknya; b Perkembangan kemandirian; c Tempat penyaluran rasa kecewa, takut, khawatir, gembira dan sebagainya yang mungkin tidak di dapat di rumah; d Melalui interaksi, dapat mengembangkan berbagai keterampilan sosial; e Mendorong bersikap lebih dewasa karena adanya pola perilaku dan norma-norma tertentu dalam kelompok. 4 Media Massa. Media massa merupakan media mekanis yang digunakan dalam komunikasi massa Nurudin, 2007. Menurut Kunczik 1985, in all social systems, mass media are especially important as a factor in socialization. Sedangkan Defleur dalam Hendratno 2005 menyatakan bahwa media tidak hanya memiliki efek langsung terhadap individu, namun juga mempengaruhi kultur, pengetahuan kolektif, dan norma serta nilai-nilai dari suatu masyarakat. Oleh karena itu, McQuail 1994 berpendapat bahwa fungsi utama media massa bagi masyarakat diantaranya adalah: a Informasi; b Korelasi; c Kesinambungan; d Hiburan; e Mobilisasi. Sedangkan fungsi utama bagi individu adalah: a Informasi; b Identitas pribadi; c Integrasi dan interaksi sosial; d Hiburan. Sementara itu, secara lebih spesifik Arnett dalam Santrock 2001 menyebutkan fungsi media bagi generasi muda adalah: a Hiburan; b Informasi; c Sensasi; d Fungsi kopi. Dua cara kopi yang paling terkenal adalah ”mendengarkan musik” dan ”menonton televisi”; e Gender-role modeling; f Youth culture identification. Berikut beberapa media massa berdasarkan paradigma lama dan paradigma baru Nurudin, 2007: Gambar 5. Media Massa Paradigma Lama Nurudin, 2007 Gambar 6. Media Massa Paradigma Baru Nurudin, 2007 5 Agen-agen lainnya, antara lain: religi, lingkungan kerja, dan negara. Berdasarkan fungsinya, pesan-pesan yang disampaikan oleh agen sosialisasi tersebut berlainan dan tidak selamanya sejalan satu sama lain. Apa yang diajarkan oleh keluarga mungkin saja berbeda dan bisa jadi bertentangan dengan apa yang disampaikan oleh agen sosialisasi lain. Sehingga, sangat sulit untuk menentukan manakah di antara agen-agen sosialisasi tersebut yang paling mempengaruhi konsep diri seseorang. Meski demikian, pada dasarnya sosialisasi memiliki dua fungsi utama yaitu on the one hand, it prepares the individual for the roles he is to play, providing with him the necessary repertoire of habits, beliefs, and values, the appropriate patterns of emotional response and the modes of perception, requisite skills and knowledge. On the other hand, by communicating the contents of culture from one generation to the other, it provides for its persistence and continuity Chinoy,1961. Oleh karena itu, Lull 1989 mengemukakan bahwa musik, sebagai agen sosialisasi dan komunikasi, mempengaruhi sosialisasi dalam dua sisi, yang pertama berkaitan dengan peran musik terhadap munculnya konsep diri atau identitas diri para audiens serta dampak isi pesan yang ditunjukkan generasi muda melalui musik populer. Dengan demikian, secara tidak langsung dapat dikatakan bahwa musik subkultur, sebagai kekuatan sosial, memiliki kemampuan mempengaruhi proses sosialisasi seorang individu yang menjadi audiensnya dengan membentuk konsep diri atau identitas serta melestarikan budaya subkultur itu sendiri melalui simbol-simbol signifikan yang ada di dalamnya. Sehingga, keterlibatan individu secara aktif dengan suatu musik, memberikan makna khusus dan meningkatkan potensinya sebagai agen sosialisasi. 2. 4. 2. Musik dan Sosialisasi Generasi Muda