Gerakan Sosial Baru TINJAUAN PUSTAKA

teoritis. Kondisi ini dikarakterisasi oleh berbagai perubahan eksternal, material, dan konteks-konteks simbolik yang membentuk banyak tantangan dimana berpotensi pada progresivitas teori komunikasi pembangunan. Kemajuan teknologi-teknologi komunikasi yang terjadi secara simultan dengan restrukturisasi politik, ekonomi, dan sistem sosial dunia telah mereduksi legitimasi institusi-institusi tradisional, menawarkan pasar yang lebih baik serta mempertanyakan ketepatan teori komunikasi pembangunan dan penerapannya. Lebih jauh, evolusi teori komunikasi pembangunan telah ditandai dengan kritik-kritik internal dan perdebatan yang semakin memanas - meski memperluas definisi, mendorong pluralisme intelektual, dan memperbarui kajian dalam bidang ini - telah mengarahkan pada kemajuan konseptual di masa yang akan datang. Oleh karena itu, bidang komunikasi pembangunan harus mengalihkan perhatian dalam rangka merespon persistensi kondisi-kondisi kehidupan di bawah standar yang mendemonstrasikan relevansi berkelanjutan dari usaha-usaha pembangunan secara umum, terutama dengan menggambarkan penemuan ilmu pengetahuan gerakan sosial baru dan mengkombinasikannya dengan area-area yang relevan dari komunikasi partisipatori untuk riset pembangunan Huesca, 2001. 2. 2. Gerakan Sosial Baru Horton dan Hunt 1999 menjelaskan bahwa gerakan sosial merupakan salah satu bentuk utama dari perilaku kolektif. Secara formal, gerakan sosial didefinisikan sebagai suatu kolektivitas yang melakukan kegiatan dengan kadar kesinambungan tertentu untuk menunjang atau menolak perubahan yang terjadi dalam masyarakat atau kelompok yang mencakup kolektivitas itu sendiri. Sedangkan batasan yang sedikit kurang formal dari gerakan sosial adalah usaha kolektif yang bertujuan untuk menunjang atau menolak perubahan. Namun demikian, menurut Tilly dalam Schaefer 2003, pada akhir tahun 1960-an para peneliti sosial di Eropa melakukan suatu observasi dan berpendapat bahwa terdapat suatu perubahan baik di dalam komposisi maupun target-target munculnya gerakan-gerakan sosial ini. Jika sebelumnya gerakan-gerakan sosial tradisional memfokuskan pada isu-isu ekonomi dan seringkali dipimpin oleh orang yang memiliki kesamaan pekerjaan atau oleh serikat-serikat buruh, akan tetapi beberapa gerakan sosial yang aktif dekade belakangan ini – seperti gerakan wanita kontemporer, gerakan perdamaian, dan gerakan lingkungan – tidaklah memiliki akar kelas sosial seperti halnya protes-protes kaum buruh di Amerika dan Eropa yang terjadi ratusan tahun silam. Lebih jauh, Huesca 2001 menjelaskan bahwa pada permulaan akhir tahun 1960-an tersebut, para ahli sosiologi dan politik mulai mengkonseptualisasikan kekuatan-kekuatan perubahan sosial yang muncul dari aksi terkoordinasi di luar institusi-institusi formal seperti partai politik dan serikat buruh. Yang menjadikan teori-teori perubahan sosial ini menjadi ”sesuatu yang baru” adalah perhatian mereka terhadap formasi identitas sebagai sebuah tempat dari aksi terkoordinasi dan kurangnya perhatian mereka atas akses kelompok terhadap sumberdaya institusi atau kesetiaan terhadap ideologi-ideologi yang mengarah pada mobilisasi. Dalam perkembangannya, fokus gerakan sosial baru ini memperoleh kembali momentum pada tahun 1980-an dan 1990-an, terutama di Amerika Latin, dengan munculnya etnis, gender, dan isu-isu mengorganisasi inisiatif-inisiatif yang tidak dijelaskan secara memuaskan oleh demokrasi liberal atau pun teori Marxist tentang perubahan sosial. Kendall 2005 mengemukakan bahwa istilah gerakan sosial baru mengacu kepada kebanyakan gerakan sosial yang muncul dari berbagai masyarakat barat sejak pertengahan tahun 1960-an yang berangkat dari paradigma konvensional gerakan sosial. Teori gerakan sosial baru melihat pada berbagai aksi-aksi kolektif, identitas mereka serta hubungannya dengan budaya, ideologi, dan politik. Sementara itu, Buechler 1999 juga berpendapat bahwa gerakan-gerakan sosial ini berbeda dengan gerakan-gerakan sosial tradisional yang sebelumnya terlihat yang menganut paradigma Marxism, dengan pusat perhatian masalah ekonomi, seperti gerakan kaum buruh. Gerakan-gerakan sosial baru lebih menitikberatkan perubahan sosial dalam gaya hidup dan budaya ketimbang mendorong terjadinya perubahan tertentu pada kebijakan publik maupun ekonomi, misalnya gerakan kaum lesbian dan gay, pecinta lingkungan sampai dengan seperti yang diungkapkan oleh George H. Lewis dalam Lull 1989 yaitu gerakan ideologi anti perang Vietnam pertengahan tahun 1960-an dan awal 1970-an yang dikomunikasikan lewat musik- musik subkultur politis di Amerika dan berbagai negara di dunia - mulai dari gerakan budaya anak muda internasional tahun 1960-an, gerakan British punk di akhir tahun 1970-an, sampai dengan new wave sound tahun 1980-an - adalah bagian yang menunjukkan revolusi budaya sedang terjadi di Barat. Oleh karena itu, Huesca 2001 berpendapat gerakan-gerakan sosial baru ini telah dikonseptualisasikan sebagai respon secara efektif terhadap perubahan besar di dalam hubungan-hubungan sosial, politik, dan ekonomi dalam skala global. Kesimpulannya bahwa dalam pemikiran yang lebih umum, gerakan sosial baru telah didefinisikan sebagai kelompok heterogen yang terbentuk di luar institusi formal dan beroperasi di dalam lingkaran-lingkaran terputus guna meneguhkan makna bersama dan identitas-identitas yang menunjukkan aksi. 2. 2. 1. Sebab-sebab dan Kondisi-kondisi Terbentuknya Gerakan Sosial