3. 1. Simbol-simbol Signifikan Musik Subkultur Oppositional Subculture

pesan yang mengandung informasi kepada audiens, baik secara verbal maupun nonverbal bagi mereka yang menemukan signifikansi di dalamnya.

2. 3. 1. Simbol-simbol Signifikan Musik Subkultur Oppositional Subculture

Menurut Mead dalam Ritzer dan Goodman 2007, simbol signifikan adalah sejenis gerak isyarat yang hanya dapat diciptakan manusia. Isyarat menjadi simbol signifikan bila muncul dari individu yang membuat simbol-simbol itu sama dengan sejenis tanggapan tetapi tidak selalu sama yang diperoleh dari orang yang menjadi sasaran isyarat. Kita hanya dapat berkomunikasi bila mempunyai simbol yang signifikan. Kumpulan isyarat suara yang paling mungkin menjadi simbol yang signifikan adalah bahasa, yaitu ”simbol yang menjawab makna yang dialami individu pertama dan yang mencari makna dalam individu kedua.” Isyarat suara yang mencapai situasi seperti itulah yang dapat menjadi ”bahasa”. Ia menjadi simbol yang signifikan dan memberitahukan makna tertentu. Dengan bahasa, yang dikomunikasikan adalah isyarat dan maknanya. Karenanya, simbol signifikan memungkinkan proses mental, berpikir atau percakapan implisit individu dengan dirinya sendiri dengan memakai isyarat. Mead bahkan juga menyatakan bahwa ”berpikir adalah sama dengan berbicara dengan orang lain.” Menurut teori segitiga makna, lambang komunikasi atau simbol mengacu kepada sesuatu di luar dirinya, yaitu obyek, dan ini akan mempunyai pengaruh pada pikiran pemakainya. Ini terjadi karena adanya hubungan timbal balik antara ketiga elemen tersebut. Hasil dari hubungan ini menghasilkan makna atas suatu obyek, yang kemudian disimbolkan sebagai lambang komunikasi oleh pemakainya Vardiansyah, 2004. Pikiran Pemakai Simbol Obyek Gambar 1. Teori Segitiga Makna Vardiansyah, 2004 Oleh karena itu, Mead dalam Ritzer dan Goodman 2007 menyatakan bahwa simbol signifikan juga memungkinkan interaksi simbolik. Artinya, orang dapat saling berinteraksi tidak hanya melalui isyarat tetapi juga melalui simbol signifikan yang memungkinkan terwujudnya pola interaksi dan bentuk organisasi sosial. Begitu pula halnya dengan musik, sebagai bentuk komunikasi simbolik, di dalam musik juga terdapat simbol-simbol signifikan sebagai lambang komunikasi. Simbol-simbol signifikan tersebut memungkinkan terjadinya interaksi atau komunikasi di antara pencipta dengan audiensnya secara simbolik. Aktivitas interaksi dan komunikasi melalui simbol-simbol signifikan tersebut, juga melibatkan proses berpikir setiap partisipan. Selanjutnya, dari proses berpikir dengan menggunakan akal budinya, pada akhirnya menghasilkan suatu makna atas simbol-simbol signifikan tersebut di dalam pikiran masing-masing individu. Pada musik subkultur oposisi atau ”pattern of resistance” simbol-simbol signifikan atau lambang-lambang komunikasi yang digunakan dapat bersifat verbal maupun nonverbal. Adapun simbol-simbol signifikan atau lambang-lambang komunikasi yang memiliki makna dalam musik subkultur oposisi antara lain:  Artefak Artefak adalah berbagai jenis benda yang dihasilkan dari kecerdasan manusia. Benda-benda yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia dan dalam interaksi manusia, seringkali mengandung makna tertentu. Rumah, kendaraan, perabot, patung, lukisan, kaligrafi, bendera, foto saat bersalaman dengan presiden, buku, koran, dan benda-benda lain dalam lingkungan kita adalah pesan-pesan bersifat nonverbal, sejauh dapat diberi makna Mulyana, 2007. Menurut Cangara 2006, artefak adalah hasil kerajinan manusia seni, baik yang melekat pada diri manusia maupun yang ditujukan untuk kepentingan umum. Selain dimaksudkan untuk kepentingan estetika, artefak juga untuk menunjukkan status atau identitas diri seseorang atau suatu bangsa. Misalnya: baju, topi, pakaian dinas, cincin, gelang, alat transportasi, alat rumah tangga, arsitektur, monumen, patung, dan sebagainya. Lull 1989 mengemukakan bahwa terdapat aksesoris-aksesoris kultural yang berasosiasi dengan musik dan diaplikasikan pada saat postexposure. Sebagai contoh, memakai t-shirt yang sesuai atau tampilan poster di dinding kamar. Hal ini dapat dikategorikan sebagai suatu bentuk pernyataan tentang nilai-nilai atau style audiens muda. Lebih jauh, audiens kadang-kadang mengidentifikasi diri secara kuat dengan satu kelompok atau jenis musik tertentu country dan western, jazz, heavy metal, dan sebagainya, sehingga pakaian, poster-poster, stiker-stiker, dan berbagai artefak lainnya, yang menyangkut preferensi musikal, juga menegaskan suatu kebanggaan dari pendengarnya bahwa artis atau genre tersebut pada dasarnya merepresentasikan kepribadian audiens dalam beberapa hal.  Gaya vokalvokalikaparabahasa Gaya vokalparabahasa adalah merujuk pada aspek-aspek selain ucapan yang dapat dipahami, misalnya kecepatan berbicara, nada tinggi atau rendah, intensitas volume suara, geraman, gerutuan, dialek dan sebagainya. Setiap karakteristik suara ini mengkomunikasikan emosi dan pikiran kita Mulyana, 2007. Menurut DeVito 1997 parabahasa mengacu pada dimensi vokal tetapi nonverbal dari pembicaraan dan juga pada cara kita menguapkan sesuatu, bukan pada apa yang kita ucapkan. Parabahasa juga mencakup vokalisasi yang kita lakukan ketika menangis, berbisik, mengerang, bersendawa, menguap, dan berteriak. Seseorang yang berbicara cepat, misalnya, mengkomunikasikan hal yang berbeda dengan orang yang berbicara lambat-lambat. Meski kata-katanya sama, jika kecepatan atau volume, irama, dan tinggi rendahnya berbeda, makna yang kita terima juga berbeda. Begitu pula halnya dalam musik, khususnya musik protes subkultur, Lull 1989 dan Kahn-Harris 2007 sama-sama berpendapat bahwa gaya vokal dan intonasi merupakan elemen penting sebagai ekspresi dari rasa ketidakpuasan atau pengalaman tertindas dan penuh tekanan dalam kehidupan sosial para musisinya. Dalam perkembangan musik subkultur, mulai dari pertengahan sampai dengan akhir tahun 1980-an, salah satu teknik vokal yang mereka ciptakan menurut tulisan Kahn-Harris 2007 adalah growl atau death grunt serta high-pitched shrieking. Teknik-teknik vokal tersebut menjadi tanda yang sengaja diciptakan sebagai pernyataan sikap antikomersil. Meski tidak begitu dipahami oleh masyarakat awam, namun gaya vokal seperti ini sangat populer baik di kalangan musisi maupun audiens musik subkultur di Indonesia. Mehrabian dan Ferris dalam Mulyana 2007 menyebutkan bahwa parabahasa adalah terpenting kedua setelah ekspresi wajah dalam menyampaikan perasaan atau emosi. Menurut formula mereka, parabahasa punya andil 38 dari keseluruhan impak pesan.  Genre Menurut Roy Shuker dalam Novarina 2005, genre dapat didefinisikan sebagai kategori atau tipe. Genre secara luas dapat digunakan untuk menganalisa teks popular culture terutama untuk menjelaskan berbagai macam kategori musik pop, rock, folk, dance dan film sains fiksi, horor, komedi, drama. Ada juga yang menyatakan bahwa genre dan style tidak berbeda, dan menyatakan bahwa genre seharusnya didefinisikan sebagai sebuah musik yang menyajikan style tertentu Negus, 1999; Holt, 2007. Misalnya, Dunaway dalam Lull 1989 mengemukakan bahwa ketika para musisi kulit hitam meninggalkan gaya bernyanyi gospel pada masa hak-hak sipil, banyak dari mereka yang mencoba mencari bentuk-bentuk musik yang baru untuk menyuarakan isu-isu terkini. Sebagai contoh adalah genre soul untuk nasionalisme kulit hitam serta kebanggaan cultural, funk untuk redistribusi ekonomi dan penolakan atas budaya kemiskinan. Sedangkan, genre folk, rock, disko, country and western, new wave serta punk rock untuk musik bernuansa politis seperti kampanye kelompok grassroot menentang penggunaan tenaga dan senjata nuklir dan sebagainya. Pernyataan “music fits well in my life” juga berkorelasi tinggi dengan mendengarkan genre rock, new wave dan punk, dimana bentuk-bentuk tersebut dapat diidentifikasi secara jelas sebagai gaya subkultur atau kelompok. Berbagai subkultur ini memiliki perbedaan norma-norma serta nilai-nilai, baik dalam pakaian, gaya rambut, sikap maupun model perilaku. Dengan demikian, genre musik menjadi sebuah saluran utama dalam mengekspresikan nilai-nilai kelompok dan identitas Lull,1989.  Ilustrasi Ilustrasi adalah sesuatu yang dapat berbentuk gambar, ungkapan dan lain-lain untuk memperindah atau memperjelas suatu hasil pemikiran Effendy, 1989. Menurut Arsyad 2000, ilustrasi merupakan unsur-unsur desain yang paling banyak digunakan pada media komunikasi cetak. Ilustrasi, baik foto maupun gambar garis, dapat mengungkapkan sesuatu dengan lebih cepat dari pada hanya berupa teks. Ilustrasi berupa gambar garis berfungsi menjelaskan teks atau hal abstrak yang tidak mungkin dilukiskan dalam foto. Kegunaan lainnya adalah untuk membuat karikatur dan ilustrasi iklan. Pada sisi lain, foto sebagai hasil pemotretan dari benda sesungguhnya, mengungkapkan bayangan konkrit secara menyeluruh. Foto melibatkan emosi pembaca, sehingga kadangkala lebih efektif dari kata-kata. Turnbull dan Baird 1980 menyatakan bahwa suatu gambar mempunyai arti sama dengan seribu kata. Berikut contoh-contoh ilustrasi pada cover compact disc: Gambar 2. Ilustrasi pada cover cd Napalm Death dan Tengkorak  Lirik Lirik adalah ungkapan-ungkapan yang disusun secara terpadu untuk menggugah perasaan-perasaan tertentu Effendy, 2000. Oleh karena itu, Lull 1989 berpendapat bahwa lirik sangat penting dalam penggunaan musik. Lirik lagu digunakan sebagai sumber komunikasi untuk membantu pembentukan identifikasi personal. Selain itu, lirik lagu juga dapat menceritakan mengenai kehidupan serta permasalahan mereka sehari-hari, bahkan lirik juga berguna untuk menyampaikan pesan, kritik atau imbauan bagi para pendengarnya. Lirik lagu, tak dapat dipungkiri lagi pasti mengekspresikan pandangan dunia dalam kacamata para penyanyi dan pengarang. Bahkan, hal ini juga untuk menggambarkan kesadaran masyarakat umum. Misalnya saja lirik lagu dari Napalm Death, pionir band indie asal Birmingham, Inggris, seperti diungkapkan oleh Dan Tobin 2001 yang menyatakan bahwa dampak band ini tidak hanya di dunia musik subkultur namun juga pada kesadaran publik. Matriks 1. Lirik Musik Subkultur Oposisi pattern of resistance ASAP TEBAL UNFIT EARTH Bumi dihamparkan dan langit dibentangkan Alam semesta ini bukan warisan nenek moyangmu Ribuan pasang mata kini berlinang air mata Hutan yang dulu hijau kini berwarna hitam legam Lihat hutan, hangus hancur Lihat udara, mandi asap Lihat tanah,kering kerontang Lihat hewan, mati lemas Siapa yang salah…… Silakan cari kambing hitamnya…2X Looking from outside inwards A view to dumbfound the most outspoken minds Silent screams from an unfit earth Battered and bruised with nowhere to hide Disasters man made and natural Gradually pushing to absolute imbalance On the scales of survival Soon to tip in favour of extinction An unrelenting dioxin cloud Propelled to dispel our oxygen Slowly seizing up our lungs And choking the ground we depend upon Silent screams from an unfit Earth Battered and bruised with nowhere to hide Transforming aquatic inhabitance Overcome by cocktails of sludge and chemicals Interfering with life on which so many rely Then dumping our shit to economise Wanton destruction Environment in regression All reverse into decline Kiss this unfit earth goodbye Silent screams from an unfit Earth A future of provocation with nowhere to go Sumber: Tengkorak, 2001 dan Napalm Death, 1992 Pesan yang disampaikan melalui lirik lagu, tidak hanya merupakan reaksi perasaan mereka atas kondisi lingkungan sosial di Birmingham, yang mereka gambarkan sebagai real problems of unemployment, lack of cash and prospect for the future an everyday worry and source of frustation, namun juga dalam skala global. Oleh karena itu, lirik Napalm Death juga terkait dengan isu-isu seperti eksploitasi, ketidakadilan, kekejaman, penyalahgunaan wewenang dan perlakuan semena-mena terhadap bumi beserta seluruh isinya. Tidak jauh berbeda, penelitian yang dilakukan Amkas 2007 menyebutkan bahwa Tengkorak, pionir band rock underground dari, Jakarta, Indonesia, yang menjadikan Napalm Death sebagai reference group-nya, juga menekankan liriknya yang eksplisit pada masalah-masalah sosial skala lokal maupun global. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa lirik merupakan elemen musik subkultur yang bermakna dalam proses interaksi antara musisi dan audiensnya.  Nama band Menurut Mulyana 2007 penamaan adalah dimensi atau fungsi pertama dari bahasa. Nama adalah simbol pertama dan utama bagi seseorang. Nama dapat melambangkan status, cita-rasa budaya, untuk memperoleh citra tertentu pengelolaan kesan, sebagai nama hoki atau apapun alasannya. Selain itu, nama adalah unsur penting identitas seseorang dalam masyarakat, karena interaksi dimulai dengan nama dan hanya kemudian diikuti dengan atribut-atribut lainnya. Nama adalah bagian dari konsep diri yang sangat penting, bahkan nama juga menunjukkan kesadaran seseorang. Demikian pula dalam dunia musik, pemilihan atau penggunaan sebuah nama bagi suatu kelompok musik pada umumnya juga menjadi simbol yang memiliki makna tertentu. Dedi 2006 menyatakan bahwa selain sebagai identitas, dengan mengenal nama band maka asosiasi akan terbentuk dan menciptakan citra yang akan tersimpan di dalam kepala orang atau audiensnya. Artinya, nama band juga memiliki makna yang menyampaikan pesan kepada audiensnya. Misalnya saja Dead Kennedy’s, sebuah band punk asal Amerika, yang memilih nama tersebut sebagai bentuk perhatian anggota band atas kematian Presiden John F. Kennedy, ikon perubahan bagi anak muda Amerika di tahun 70-an.  Stage diving dan slamming Umumnya, aktivitas stage diving seringkali diikuti dengan aktivitas slamming dan diasosiasikan dengan konser-konser musik hardcore punk, heavy metal, and alternative rock dan rock Tsitsos, 1999. Stage diving merupakan suatu aksi penyanyi melompat dari sebuah panggung konser ke arah kerumunan audiens yang berada di bawahnya, lalu dilemparkan kembali oleh kerumunan audiens ke arah panggung. Tidak hanya musisi, audiens juga melakukan hal serupa dengan memanjat panggung lalu melemparkan diri ke tengah audiens lainnya Thorne 2008. Gambar 3. Aktivitas stagediving Selain itu, Thorne 2008 juga mengemukakan bahwa slamming atau sering juga disebut dengan istilah seperti yang diungkapkan Tsitsos 1999 yaitu slam dancing, adalah bentuk tarian yang muncul sekitar tahun 1980-an dan berhubungan dengan musik post-punk hardcore. Para peminatnya saling melemparkan tubuh atau membenturkan badan di tembok, panggung, dan peralatan lainnya. Slamming lahir bersama generasi pertama punk pada tahun 1977 sebagai bentuk kekerasan yang diritualkan secara gembira sehingga lebih bersifat katarsis daripada agresif. Gambar 4. Aktivitas slamming Dengan demikian, bentuk komunikasi yang unik antara musisi dan audiens musik tersebut berimplikasi ideologis. Selain itu, kedua aktivitas ini juga merupakan simbolisasi suatu kesadaran pada setiap orang yang tidak menginginkan adanya perbedaan-perbedaan “kelas” di antara kedua pihak yang berinteraksi Lull, 1989. Matriks 2. Makna Stagediving dan Slamming Aktivitas Makna Stagediving dan Slamming Runtuhnya jarak baik secara fisik maupun psikis antara musisi dan audiensnya. Menjadi simbolisasi suatu kesadaran pada setiap orang yang tidak menginginkan adanya perbedaan-perbedaan “kelas”. Sumber: diadaptasi dari Lull  Warna Warna adalah spektrum tertentu yang terdapat di dalam suatu cahaya sempurna berwarna putih. Warna dapat mempengaruhi jiwa atau emosi manusia serta menggambarkan suasana hati seseorang atau ungkapan emosi pribadi Sulasmi, 2002. Selain itu, warna juga sering digunakan untuk menunjukkan cita rasa, afiliasi politik, dan agama Mulyana, 2007. Sebagian orang berpendapat, karena warna mempunyai pengaruh terhadap emosi dan asosiasinya terhadap macam-macam pengalaman, maka setiap warna mempunyai arti perlambangan dan makna. Dewasa ini, warna tetap digunakan sebagai lambang oleh masyarakat yang belum maju maupun masyarakat modern. Nilai-nilai simbolis penting untuk diketahui karena warna sebagai lambang digunakan untuk segala bidang kehidupan Sulasmi, 2002. Berikut ini adalah gambaran mengenai warna yang diasosiasikan dengan kepribadian dan nilai perlambangan warna secara umum: Matriks 3. Warna yang Diasosiasikan dengan Kepribadian Warna Makna Merah Cinta, nafsu, kekuatan, berani, primitif, menarik, bahaya, dosa, pengorbanan, vitalitas. Merah jingga Semangat, tenaga, kekuatan, pesat, hebat, gairah. Jingga Hangat, semangat muda, ekstremis, menarik. Kuning jingga Kebahagiaan, penghormatan, kegembiraan, optimisme, terbuka. Kuning Cerah, bijaksana, terang, bahagia, hangat, pengecut, pengkhianatan. Kuning hijau Persahabatan, muda, kehangatan, baru, gelisah, berseri. Hijau muda Kurang pengalaman, tumbuh, cemburu, iri hati, kaya, segar, istirahat, tenang. Hijau biru Tenang, santai, diam, lembut, setia, kepercayaan. Biru Damai, setia, konsevatif, pasif terhormat, depresi, lembut, menahan diri, ikhlas. Biru ungu Spiritual, kelelahan, hebat, kesuraman, kematangan, sederhana, rendah hati, keterasingan, tersisih, tenang, sentosa. Ungu Misteri, kuat, supremasi, formal, melankolis, pendiam, agung mulia. Merah ungu Tekanan, intrik, drama, terpencil, penggerak, teka-teki. Coklat Hangat, tenang, alami, bersahabat, kebersamaan, tenang, sentosa, rendah hati. Hitam Kuat, duka cita, resmi, kematian, keahlian, tidak menentu. Abu-abu Tenang. Putih Senang, harapan, murni, lugu, bersih, spiritual, pemaaf, cinta, terang. Sumber: Sulasmi, 2002 Matriks 4. Nilai Perlambangan Warna Warna Makna Merah Darah, marah, berani, seks, bahaya, kekuatan, kejantanan, cinta, kebahagiaan. Merah keunguan Mulia,agung, kaya, bangga sombong, mengesankan. Ungu Dukacita, kontemplatif, suci, lambang agama. Biru Kesucian harapan, kedamaian. Hijau Perenungan, kepercayaan agama, keabadian. Kuning Kesenangan, kelincahan. Putih Kesucian, jujur, polos, murni. Abu-abu Ketenangan, sopan, sederhana Hitam Kegelapan, ketidakhadiran cahaya Sumber: Sulasmi, 2002 Warna juga memberi arti pada suatu obyek Cangara, 2006. Oleh karena itu, warna memiliki perlambangan yang tidak dapat dikesampingkan dalam hubungannya dengan penggunaannya. Dalam kehidupan modern dewasa ini, lambang-lambang yang menggunakan warna masih tetap digunakan meski telah terjadi pergeseran dalam nilai simbolisnya Sulasmi, 2002.

2. 4. Sosialisasi