barat menjadi sebuah kelompok musik yang lebih kritis dalam menyikapi budaya tersebut. Perubahan tidak dalam waktu singkat, namun cukup lama. Dengan
demikian, hal tersebut menunjukkan bahwa proses sosialisasi yang membentuk kesadaran kritis personil Tengkorak band juga memerlukan waktu yang panjang.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa terdapat suatu pola dimana pada awalnya Tengkorak band sebagai sebuah band rock underground mencoba
untuk melakukan imitasi dengan detail terhadap musik “rock underground asing” yang menjadi role model-nya. Kemudian, setelah melewati fase imitasi tersebut,
kecenderungan yang terlihat adalah Tengkorak band menggabungkan materi budaya baru tersebut ke dalam pengalaman budaya mereka sendiri daripada mencoba untuk
menciptakan suatu budaya yang kurang sesuai dengan nilai-nilai budaya lokal. Hal ini menunjukkan tumbuhnya kembali satu rasa nasionalisme dan harga diri dalam
tubuh Tengkorak band, yang juga berarti menyatakan identitas budaya mereka sendiri dalam menghadapi budaya internasional.
Nasionalisme dan harga diri yang tumbuh dalam tubuh Tengkorak band tidak muncul dalam waktu singkat. Kesadaran nasionalisme dan harga diri tersebut
muncul pada saat sistem politik di Indonesia mengalami perubahan dari sistem politik pemerintahan orde baru yang otoriter menjadi sistem politik pemerintahan
reformasi yang lebih demokratis.
4. 3. 2. Konstruksi Realitas Simbol-simbol Signifikan Tengkorak Band
Sebagai agen sosialisasi dalam tahap sosialisasi sekunder, Tengkorak band memiliki simbol-simbol signifikan dalam melakukan interaksi dengan audiensnya.
1. Lirik
Lirik merupakan refleksi atau obyektivasi dari stock of knowledge vokalis Tengkorak band. Ditemukan bahwa lirik lagu hasil karya Tengkorak band
menunjukkan bagaimana memandang dunia. Tabel berikut menyajikan beberapa lirik yang merepresentasikan visi dan misi Tengkorak band.
Matriks 8. Lirik, makna dan ideologi Tengkorak band
Signifier Makna
Ideologi
BENCANA MORAL Seks bebas tradisi barat mencoba
hancurkan moral… Lirik Tengkorak band
Bahaya pengaruh budaya barat
Berpikir kritis dan menjaga budaya lokal
KONFLIK Pegang pena bukan belati, orang
tua maunya nanti, jadi anak yang berbakti…
Lirik Tengkorak band Keprihatinan akan
identitas generasi muda
Berpikir kritis dan menjaga budaya lokal
RUSUH Kerusuhan yang berlarut-larut
harus segera kita hentikan… Aparat serta mahasiswa sama-
sama orang Indonesia Lirik Tengkorak
Keprihatinan akan reformasi 98 yang
menimbulkan gejolak sosial
Berpikir kritis
BOYCOTT ISRAEL Boycott Israel and all their allied
products…..boycott america They want to take over and control
the world Lirik Tengkorak band
Resistensi atas kebijakan luar negeri
Amerika gerakan zionisme Israel
Berpikir kritis
ZIONIST EXAGGERATION Aren’t what Israel done is the real
terrorism?.... Lirik Tengkorak band
Bahaya gerakan Zionisme Israel
Berpikir kritis JIHAD SOLDIERS
Lets fight in the name of Allah Lirik Tengkorak band
Solidaritas sesama muslim
Berpikir kritis dan menjaga budaya lokal
Lagu “Bencana Moral” merupakan salah satu lagu dari empat lagu awal yang ditulis oleh personil Tengkorak. Lagu ini merefleksikan kekhawatiran Tengkorak
band akan pengaruh infiltrasi budaya barat khususnya seks bebas. Selain narkotika, pada masa itu, musik rock underground juga identik dengan budaya seks bebas yang
dapat membawa penyakit HIV serta merusak moralitas generasi muda. Sebagai generasi muda muslim, melalui lagu ini, Tengkorak band coba menyampaikan pesan
kepada audiensnya untuk tetap berpegang pada norma-norma religi yang ada sehingga dapat terhindar dari demoralisasi.
Lagu “Konflik” merupakan lagu yang populer di kalangan audiens Tengkorak band. Audiens selalu menunggu lagu ini dan seringkali menjadi lagu penutup
pertunjukan. Lagu “Konflik”, merefleksikan keprihatinan Tengkorak band akan penyakit sosial tawuran yang terjadi di kalangan para pelajar sekolah menengah. Ikut
tawuran seakan menjadi tren, sedangkan, menuruti keinginan orang tua merupakan hal yang tidak sesuai tren di kalangan pelajar. Bertindak sesuai norma-norma adalah
hal tabu atau menjadi sesuatu sikap yang memalukan terutama bagi pelajar yang
menyukai musik rock underground. Ikut tawuran seolah menjadi suatu prestasi yang membanggakan. Melalui lagu ini, Tengkorak band berusaha menyampaikan bahwa
tidak perlu malu dan ragu bersikap sesuai norma-norma agama dengan tetap fokus menuntut ilmu serta berbakti pada kedua orang tua. Dengan demikian, implikasi lagu
ini adalah ajakan kepada generasi muda untuk selalu berpikir kritis dengan tetap memegang teguh nilai-nilai budaya lokal sehingga kita tetap berada di jalur yang
benar. Pada lagu “Rusuh”, Tengkorak band memotret situasi ibukota Negara
Indonesia saat terjadi aksi reformasi mahasiswa yang berakhir dengan kerusuhan. Keprihatinan atas tindakan represif aparat kepolisian yang merespons aksi reformasi,
perusakan fasilitas umum dan aksi penjarahan berbagai oleh masyarakat yang frustasi akan kondisi sosial, seakan mencerminkan hilangnya nilai-nilai budaya lokal yang
tercermin dalam sila-sila Pancasila. Semua pihak terlibat, tidak lagi berpikir jernih bahwa mereka satu nusa, satu bangsa, dan satu bahasa, Indonesia. Melalui lagu ini,
Tengkorak band mengingatkan seluruh pihak agar dapat berpikir kritis dan memegang teguh norma-norma budaya lokal sebagai jati diri bangsa Indonesia.
Lagu “Boycott Israel”, “Zionist Exaggeration”, dan “Jihad Soldiers” memiliki makna yang berkaitan. “Boycott Israel” merefleksikan sikap protes Tengkorak band
terhadap kebijakan luar negeri Amerika yang cenderung berpihak kepada Israel dalam krisis di Palestina dan Timur Tengah. Tengkorak band melihat bahwa
kebijakan luar negeri pemerintahan Amerika Serikat selalu menguntungkan Israel. Bagi Tengkorak band, di antara kedua negara tersebut terdapat “kerja sama
mutualisme”. Ketika perang dingin berakhir dan Uni Soviet runtuh pada tahun 90-an, di era informasi ini tidak ada lagi ancaman militer bagi Amerika Serikat. Mereka
coba mengendalikan dunia dengan ekspor industri budaya seperti musik, film, buku- buku, periklanan, dan internet. Tengkorak band mengkhawatirkan ekspor produk
budaya tersebut, khususnya musik, mengarah pada electronic colonialism yang sasarannya adalah pikiran individu. Menurut McPhail 2002, electronic colonialism
bertujuan mempengaruhi sikap, keinginan hawa nafsu, keyakinan, gaya hidup, dan perilaku konsumerisme yang berakibat pada hilangnya budaya lokal, kebiasaan, nilai-
nilai termasuk proses sosialisasi itu sendiri. Hal ini sejalan dengan apa yang diutarakan Robinson dalam Lull 1989 bahwa distribusi musik akan menimbulkan
kekhawatiran akan modern cultural imperialism yang dapat membawa pada homogenisasi sebuah “international youth culture” dan mengakibatkan erosi gradual
budaya lokal. Implikasi lagu ini adalah Tengkorak band menghimbau audiensnya untuk berpikir kritis dan tetap berpegang pada norma-norma budaya lokal Indonesia
agar tidak terjebak pada electronic colonialism dalam menghadapi era informasi ini. Pada lagu “Zionist Exaggeration” Tengkorak band menggambarkan bahwa
electronic colonialism merupakan hasil kerja rahasia gerakan Zionis internasional. Sebagai rezim pemaknaan regime of significance yang berada di balik lahirnya
politik luar negeri Amerika Serikat, mereka dapat melakukan apa yang disebut Marcuse 1964 dalam Nugroho 1999 sebagai desublimasi represif, yaitu
memproduksi realitas sosial yang diterima masyarakat dengan puas walaupun implikasi makna-makna tersebut menindas secara intelektual dan kultural. Mereka
mempengaruhi pikiran masyarakat internasional melalui dominasi dan hegemoni makna atas berbagai peristiwa, pengetahuan, kesadaran dan wacana. Oleh karena itu,
Tengkorak band berargumen bahwa tindakan zionis internasional sebagai regime of significance inilah teroris yang sebenarnya. Melalui lagu ini, Tengkorak band
membangkitkan kesadaran audiensnya untuk berpikir secara kritis dengan mengingatkan bahaya gerakan zionis ini.
“Jihad Soldiers” menjadi lagu Tengkorak band yang merefleksikan semangat juang dalam menghadapi penindasan dan solidaritas sesama muslim di dunia. Lagu
ini memiliki makna yang luas. Di satu sisi, dengan melihat agresi militer Israel di wilayah Palestina yang dilakukan pada Desember 2008, Tengkorak band berusaha
mengajak audiensnya untuk mendoakan saudara-saudaranya sesama muslim di wilayah tersebut untuk tetap kuat. Sebagai generasi muda muslim, Tengkorak band
mengajak audiensnya berpikir kritis untuk berjuang mengendalikan hawa nafsu yang ada dalam diri sendiri sebagai bentuk jihad di era electronic colonialism ini. Karena,
berjuang melawan hawa nafsu merupakan pertempuran terbesar yang harus dihadapi oleh kita yang tidak berada di Timur Tengah.
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa lirik lagu merupakan ekspresi pandangan dunia dalam kaca mata penyanyi dan penciptanya. Pesan yang
disampaikan melalui lirik lagu Bencana Moral, Konflik, Rusuh, Boycott Israel, Rusuh, Zionist Exaggeration, dan Jihad Soldiers tidak hanya merupakan reaksi
perasaan mereka atas kondisi lingkungan skala lokal namun juga dalam skala global. Selain menjadi elemen yang penting, lirik lagu-lagu tersebut juga menjadi sumber
komunikasi untuk membantu konstruksi identitas audiens Tengkorak band. Bahkan, lirik lagu-lagu Tengkorak band dapat juga menggambarkan kesadaran masyarakat
umum.
2. Ilustrasi