1. Komunikasi Pembangunan TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA

2. 1. Komunikasi Pembangunan

Secara sederhana Widjaya et al. Dilla, 2007, mengartikan komunikasi pembangunan sebagai komunikasi yang berisi pesan-pesan pembangunan. Ibarat dua mata sisi uang yang saling mendukung, posisi komunikasi dan pembangunan tidak dapat dipisahkan. Secara konseptual komunikasi dan pembangunan memandang perubahan sebagai proses sosial yang tak terpisahkan dalam kehidupan masyarakat. Dengan komunikasi, setiap individu dan kelompok dalam masyarakat mampu melihat, menafsirkan, dan memaknai tentang diri serta realitas sosialnya. Selanjutnya, para ahli sepakat bahwa komunikasi berperan penting dalam pembangunan, baik pembangunan diri individu, pembangunan masyarakat, maupun pembangunan bangsa. Sejak diperkenalkan hingga digunakan, konsep pembangunan di negara- negara dunia ketiga diklaim sebagai awal paradigma pembangunan dilaksanakan. Pada mulanya, paradigma awal pembangunan ini banyak terinspirasi oleh tiga teori besar tentang perubahan sosial pada masyarakat, yaitu teori modernisasi, teori ketergantungan, dan teori sistem dunia. Teori modernisasi lahir pada akhir tahun 1950-an, disusul lahirnya paradigma yang lebih radikal pada akhir tahun 1960-an, yaitu teori ketergantungan teori dependensi. Selanjutnya, pada pertengahan tahun 1970-an lahir paradigma baru, yaitu teori sistem dunia yang tampil menguji isu-isu pembangunan kedua teori terdahulu. Di akhir tahun 1980-an, ketiga aliran bergerak saling melakukan sintesis. Singkatnya, sisi pandang ketiga teori ini melihat kondisi keterbelakangan dan keterpurukan ekonomi akibat berbagai situasi. Ketiga teori ini menawarkan formulasi penanggulangan terhadap kondisi tersebut dengan cara pandang masing-masing Dilla, 2007. Dalam perkembangannya, Wilkins dalam Huesca 2001 mengemukakan bahwa bidang komunikasi pembangunan akhir-akhir ini menghadapi suatu situasi kritis. Dua tantangan yang harus dihadapi bidang komunikasi pembangunan adalah masalah relevansi sosial dan terbukanya peluang baru untuk kemajuan praktis serta teoritis. Kondisi ini dikarakterisasi oleh berbagai perubahan eksternal, material, dan konteks-konteks simbolik yang membentuk banyak tantangan dimana berpotensi pada progresivitas teori komunikasi pembangunan. Kemajuan teknologi-teknologi komunikasi yang terjadi secara simultan dengan restrukturisasi politik, ekonomi, dan sistem sosial dunia telah mereduksi legitimasi institusi-institusi tradisional, menawarkan pasar yang lebih baik serta mempertanyakan ketepatan teori komunikasi pembangunan dan penerapannya. Lebih jauh, evolusi teori komunikasi pembangunan telah ditandai dengan kritik-kritik internal dan perdebatan yang semakin memanas - meski memperluas definisi, mendorong pluralisme intelektual, dan memperbarui kajian dalam bidang ini - telah mengarahkan pada kemajuan konseptual di masa yang akan datang. Oleh karena itu, bidang komunikasi pembangunan harus mengalihkan perhatian dalam rangka merespon persistensi kondisi-kondisi kehidupan di bawah standar yang mendemonstrasikan relevansi berkelanjutan dari usaha-usaha pembangunan secara umum, terutama dengan menggambarkan penemuan ilmu pengetahuan gerakan sosial baru dan mengkombinasikannya dengan area-area yang relevan dari komunikasi partisipatori untuk riset pembangunan Huesca, 2001. 2. 2. Gerakan Sosial Baru