masyarakat. Sementara itu, Ombat mengaku bahwa makna dari ilustrasi bendera Israel disilang yang dimuat olehnya adalah sikap resistensi Tengkorak band terhadap
gerakan zionis Israel tersebut. Untuk ilustrasi pada cover album “Agenda Suram”, Ombat Nasution
mengatakan bahwa gambar sepatu tentara tanpa terlihat bagian atas memiliki makna ekspansi yang dilakukan negara-negara maju terutama Amerika Serikat terhadap
negara-negara dunia ketiga. Ekspansi dilakukan berdasarkan agenda-agenda yang dimiliki, dimana salah satu agenda tersebut adalah homogenisasi budaya anak muda
melalui musik. Sementara itu, untuk ilustrasi United State of ASU pada t-shirt produksi Tengkorak band, Ombat menjelaskan bahwa ilustrasi tersebut ia desain
untuk merefleksikan keprihatinan Tengkorak band terhadap intervensi Amerika Serikat mulai dari bidang politik, ekonomi, sampai budaya di berbagai wilayah di
dunia. Menurutnya, negara Amerika Serikat sengaja dilustrasikan sedemikian rupa menjadi seekor hewan yang identik setia dengan tuannya, dimana tuan yang
dimaksud di sini adalah negara Israel. Dengan demikian, ilustrasi tersebut berimplikasi bahwa Israel memiliki posisi kuat dalam menentukan kebijakan
pemerintah Amerika Serikat. Berbagai ilustrasi yang didesain oleh Tengkorak band pada sampul album
maupun t-shirt mereka merupakan elemen penting dalam membentuk realitas dalam pikiran audiensnya. Ilustrasi pada sampul album Its a Proud to Vomit Him,
Konsentrasi Massa, Darurat Sipil, Agenda Suram, dan A.S.U membantu Tengkorak band dalam memvisualisasikan dan memperjelas lirik-lirik lagu sebagai pesan yang
bersifat abstrak yang ingin mereka sampaikan kepada audiensnya.
3. Salam satu jari.
Berdasarkan temuan lapang penulis, simbol salam satu jari merupakan reinterpretasi Tengkorak band terhadap simbol salam metal tiga jari melalui proses
bricolage. Claude Levi-Strauss 1982 mengemukakan bahwa bricolage merupakan proses dimana elemen simbolik dikombinasikan menjadi sebuah format budaya baru.
Tengkorak band merelokasi dan mentransformasikan budaya salam metal tiga jari menjadi sebuah budaya baru yang memiliki makna berbeda dari sebelumnya
disesuaikan dengan budaya lokal yang ada. Makna dari salam satu jari dapat dilihat pada matriks 10 di bawah ini:
Matriks 10. Salam satu jari, makna, dan ideologi Tengkorak band
Signifier Makna
Ideologi
Salam satu jari Keesaan Allah SWT
Berpikir Kritis
Menurut vokalis Tengkorak band, salam satu jari memiliki makna pengakuan atas ketauhidan atau keesaan Allah SWT. Pada sisi lain, peneliti melihat bahwa selain
merefleksikan kesadaran religius, salam satu jari juga berimplikasi pada nasionalisme Tengkorak band. Oleh karena itu, salam satu jari menunjukkan posisi Tengkorak
band yang tidak mau ikut dan tunduk terhadap hegemoni salam metal tiga jari sebagai produk sosial yang memiliki makna negatif, yaitu tanduk iblis, dan sudah lama
diterima begitu saja oleh mayoritas audiens musik rock underground. Tengkorak band memandang bahwa budaya musik rock undergound yang identik dengan
penggunaan obat-obatan terlarang dan minuman keras, seks bebas dan pemberontakan terhadap orang tua cenderung mengarah pada desublimasi represif
hasil produksi rezim pemaknaan di balik industri musik internasional. Karena pada dasarnya budaya musik rock underground barat tersebut bertentangan dengan nilai-
nilai budaya lokal di Indonesia. Dari uraian di atas menunjukkan bahwa simbol salam satu jari tidak saja
menjadi strategi Tengkorak band dalam menyebarkan makna positif di audiensnya namun juga merupakan respons mereka terhadap hegemoni salam metal tiga jari. Hal
ini sejalan dengan pendapat Hebdige 1979 yang mengatakan bahwa bricolage merupakan strategi dan respon atas situasi sosial yang spesifik. Melalui salam satu
jari, Tengkorak band memberikan pilihan kepada audiensnya untuk berpikir kritis dengan menggunakan akal pikirannya dalam memandang signifikan simbol yang ada
dalam musik rock underground barat agar tidak terlena dalam pengaruh negatif musik tersebut. Sehingga, pada akhirnya audiens tidak lagi menjadi obyek namun
memposisikan diri mereka sebagai subyek dalam menyikapi implikasi ideologi budaya musik rock underground barat.
Dari uraian di atas dapat dikatakan bahwa simbol-simbol signifikan Tengkorak band mulai dari lirik, ilustrasi, sampai dengan salam satu jari merupakan
objektivasi pengetahuan personil Tengkorak band. Simbol-simbol signifikan Tengkorak band di atas merefleksikan sebuah “perang gerilya semiotik” semiotic
guerilla warfare. Menurut Eco dalam Hebdige 1999, perang gerilya semiotik merupakan sebuah istilah yang dipakai dalam menggambarkan strategi bersifat
resisten yang digunakan oleh kelompok subkultur dalam mengkonstruksi kontra hegemoni makna-makna di media. Hal ini berarti bahwa simbol-simbol signifikan
yang dihasilkan Tengkorak band tidak saja menjadi sebuah kekuatan sosial dalam proses konstruksi identitas namun juga menjadi kekuatan sosial dalam
mendekonstruksi simbol-simbol signifikan musik rock underground barat.
4. 3. 3. Konstruksi Identitas Audiens Tengkorak band 1. Audiens 1 Audiens dengan identitas abu-abu