25
2.9 Penelitian Terdahulu
Berdasarkan hasil penelitian Yulia, et al. 2006 yang berjudul analisis pendapatan usaha tani dan pemasaran wortel organik menunjukkan bahwa
analisis pendapatan terbesar, baik atas biaya tunai maupun atas biaya total diterima oleh petani wortel organik sebesar Rp 8.577.806,08 per hektar dan Rp
6.715.338,37 per hektar. Besarnya nilai perbandingan RC petani wortel organik atas biaya total dan biaya tunai adalah 2,28 dan 3,53. Artinya setiap Rp 100 biaya
yang dikeluarkan oleh petani akan menghasilkan penerimaan sebesar Rp 288 untuk biaya total yang dikeluarkan dan Rp 353 untuk biaya tunai yang
dikeluarkan. Sedangkan nilai perbandingan RC atas biaya total dan RC atas biaya tunai petani wortel konvensional adalah 1,70 dan 2,48. Dari nilai
perbandingan RC atas biaya total dan biaya tunai petani responden wortel organik memiliki nilai perbandingan yang lebih tinggi dibandingkan dengan
petani wortel konvensional. Hal ini menunjukkan bahwa usaha tani wortel organik lebih menguntungkan jika dibandingkan dengan usaha tani wortel konvensional.
Analisis pendapatan dan marjin pemasaran padi ramah lingkungan yang dilakukan oleh Farid 2005 menunjukkan bahwa RC rasio padi ramah
lingkungan yang diperoleh atas biaya total ternyata lebih besar dibandingkan dengan petani konvensional, RC rasio yang diperoleh oleh petani pemilik sebesar
3,39 sedangkan untuk petani penyakap RC rasionya adalah 1,16. Untuk petani konvensional RC rasio yang diperoleh oleh petani pemilik sebesar 1,86
sedangkan RC rasio yang diperoleh oleh petani penyakap adalah 1,23. RC rasio petani pemilik penggarap lebih besar dibandingkan dengan petani penyakap,
26
disebabkan oleh biaya total penggarapan lebih besar karena adanya bagi hasil yang harus dilakukan kepada pemilik lahan.
Analisis perbandingan
usaha tani padi organik Metode System Of Rice
Intensification SRI dengan Padi konvensional oleh Rachmiyanti 2009
Berdasarkan hasil analisis pendapatan diketahui bahwa ternyata pendapatan atas biaya tunai maupun pendapatan atas biaya total petani padi organik metode SRI
lebih rendah dari pendapatan atas biaya tunai maupun pendapatan atas biaya total padi konvensional. Namun hasil uji t menyimpulkan bahwa perubahan sistem
usaha tani yang dilakukan oleh petani padi ternyata tidak berpengaruh nyata terhadap pendapatan petani. Apabila dilihat dari imbangan penerimaan dan biaya
RC rasio diketahui bahwa RC rasio atas biaya tunai yang diperoleh petani padi organik metode SRI Rp 1,98 lebih rendah dari RC rasio yang diperoleh petani
padi konvensional, yaitu Rp 2,46. Hal ini berarti bahwa dari setiap satu rupiah biaya yang dikeluarkan oleh petani padi organik metode SRI hanya akan
memberikan penerimaan sebesar Rp. 1,98 lebih rendah dari penerimaan yang diperoleh petani padi konvensional. Begitu pula dengan RC rasio atas biaya total,
untuk petani padi organik metode SRI RC rasio yang diperoleh hanya sebesar Rp 1,54 sedangkan petani padi konvensional lebih besar dari petani padi organik
tersebut, yakni sebesar Rp 2,16. Hal ini bermakna bahwa penerimaan yang diperoleh padi konvensional lebih besar dari petani padi organik metode SRI.
Berdasarkan hasil penelitian Miya Mardiyatuljanah, et al. 2009 yang berjudul Studi Kelayakan Ekonomi Proyek Pompanisasi Desa Keboncau
Kecamatan Ujungjaya Kabupaten Sumedang menunjukan bahwa Biaya investasi terdiri dari biaya investasi pompanisasi dan biaya investasiusaha tani. Rencana
27
biaya investasi pompanisasi adalah biaya yang dikeluarkan untuk membangun sistem pompanisasi. Biaya investasi terdiri dari biaya persiapan, biaya pekerjaan
elektrikal dan mekanikal, pengadaan pipa, pekerjaan rumah panel, pekerjaan rumah pompa, pengadaan dan pemasangan mesin generator set, dan pekerjaan
pembuatan bak penampung reservoar. Biaya pengadaan dan pemasangan mesin generator set merupakan biaya
yang dikeluarkan untuk pembelian mesin generataor set yang sebelumnya terdapat unsur pajak sebesar 10 . Awalnya harga pasar dari mesin generator set adalah
Rp 109.013.714,00 , setelah pajak sebesar 10 dikeluarkan maka harga ekonominya menjadi Rp 99.103.376,00.
Biaya investasi pompanisasi total adalah sebesar Rp 790.912.485,00 yang dikeluarkan hanya pada tahun ke 0. Persentase terbesar dikeluarkan untuk biaya
pengadaan pipa, mencapai 62,2 dari biaya total. sedangkan biaya investasi untuk kegiatan usaha tani meliputi biaya pembelian alat pertanian sebesar Rp
5.631.900,00 di awal tahun tahun ke 0. Nilai ekonomi dari alat-alat pertanian tersebut hanya bertahan selama dua tahun, sehingga terjadi reinvestasi pada tahun
kedua dan keempat. Spesisifkasi pompa yang digunakan adalah :
Spesifikasi Pompa Kapasitas
Lmenit Waktu Pemakaian
Jam Volume yang
dihasilkan m
3
SHIMIZU PC- 250 BIT
SPESIFIKASI : Daya Motor = 250
Watt Daya Hisap = 30
Total Head = 60m Pipa = 1 Inch 1 1 4
60 4320 15.552
28
III. KERANGKA PEMIKIRAN
Permasalahan dalam usaha tani yang saat ini dihadapi oleh petani adalah biaya produksi yang tinggi, ketersediaan input produksi yang semakin berkurang,
kuantitas dan kualitas output produksi yang semakin menurun, dan banyaknya permintaan dari masyarakat yang menginginkan produk yang ramah lingkungan..
Hasil dari berbagai penelitian yang telah dilakukan mengenai padi organik menunjukkan bahwa dengan menerapkan sistem usaha tani padi organik dapat
meningkatkan pendapatan petani. Permasalahan dalam usaha tani yang dihadapi oleh para petani merupakan sebuah dasar pemikiran untuk melahirkan sebuah
inovasi dalam sistem usaha tani. Metode usaha tani tersebut harus mampu menyelesaikan permasalahan usaha tani.
Adapun kerangka pemikiran operasional dari penelitian ini adalah mengkaji dampak metode SRI dari sisi produksi, penggunaan input produksi dan
pendapatan usaha tani padi sawah di desa Jambenenggang. Dalam analisis sistem usaha tani, metode SRI dibandingkan dengan usaha tani padi konvensional, yaitu
dengan cara mengkaji dampak dari kedua sistem usaha tani dari segi tingkat pendapatan dan RC rasio yang diperoleh petani yang menggunakan metode SRI
dengan petani yang menggunakan metode konvensional. Tingkat pendapatan yang dibandingkan terdiri dari dua komponen, yaitu pendapatan atas biaya tunai dan
pendapatan atas biaya total. Selanjutnya nilai RC yang diperoleh dianalisis yang bertujuan untuk mengetahui apakah kedua sistem usaha tani ini menguntungkan
secara ekonomi dan efisien dalam penggunaan biaya tunai dan biaya total. Pada analisis ini juga dikaji tingkat penggunaan input produksi metode SRI dan metode
konvensional yang bertujuan untuk melihat tingkat efisiensi kedua metode dalam