49
0,1 5 0,05
6 0,09 5
0,25 10
0,1 5 0,10
10 0,07 3
0,05 5
Rata-Rata Total Benih Kg
34,01 95,39
Harga Benih Rp 6000
6000 Biaya Total Rata-
Rata Benih Rp 204.060
572.340 Selisih Biaya
Rp 368.260
Sumber :Data primer diolah
6.1.2 Pupuk
Berdasarkan hasil wawancara, petani SRI tidak seluruhnya menggunakan pupuk organik, ada sebagian petani yang menggunakan pupuk kimia, walaupun
proporsinya sangat kecil dibandingkan dengan pupuk organik. Pada petani Konvensional hampir semua menggunakan pupuk kimia dan proporsinya sangat
besar dibandingkan dengan pupuk organik. Pada usaha tani padi SRI, pupuk yang digunakan oleh petani organik untuk membudidayakan tanamannya adalah
dengan menggunakan pupuk kompos atau pupuk kandang. Pupuk kompos ini dibuat dari berbagai campuran bahan organik yang
terdapat di alam, seperti pupuk kandang kotoran hewan, sekam bakar, arang bambu, daun-daunan hijau, sampah dapur, dan bahan lainnya yang berasal dari
hasil limbah pengolahan produk ternak yang kemudian didekomposisikan. Definisi pupuk organik dalam International for Standardization ISO adalah
bahan organik atau bahan karbon yang ditambahkan ke dalam tanah secara spesifik sebagai unsur hara yang mengandung nitrogen dari tumbuhan atau hewan
Sutanto, 2006. Pada umumnya pupuk diberikan dengan cara sebar atau ditabur melalui daun dengan cara disemprot.
50
Pupuk kompos yang digunakan petani padi organik SRI rata-rata adalah 2.127. 407 kgha dengan harga rata-rata adalah Rp. 635,00kg. Petani masih
memanfaatkan bahan-bahan organik yang tersedia dilingkungan mereka. Untuk mendapatkan pupuk ini, petani dapat membuatnya sendiri atau membeli di toko-
toko sarana tani yang ada di kota Sukabumi. Selain menggunakan pupuk kompos, petani padi SRI pun menggunakan pupuk daun sebagai pupuk pelengkap, yaitu
menggunakan mikroorganisme lokal MOL. Hal ini dilakukan petani untuk menambah jumlah unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman. MOL ini digunakan
dengan cara disemprotkan menggunakan handsprayer. Umumnya MOL dibuat sendiri oleh petani karena menggunakan bahan-
bahan organik yang mudah ditemukan di lingkungan. Berdasarkan data yang diperoleh pada Tabel 10 dapat dikaji, bahwa kebutuhan MOL yang digunakan
rata-rata sebesar 15,96 ltha. Penggunaan MOL tidak memiliki rekomendasi khusus, apabila petani akan menggunakan MOL lebih banyak dari dosis yang
telah ditetapkan itu lebih bagus, karena jumlah unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman jadi lebih tercukupi.
Selain itu, tidak ada efek samping yang ditimbulkan apabila penggunaan MOL melebihi dosis yang dianjurkan, karena pupuk ini terbuat dari bahan
organik. Namun, takaran yang dianjurkan yaitu 50:50, artinya setengah bagian MOL dicampur dengan setengah bagian air. Dari segi biaya, petani padi SRI
mengeluarkan rata-rata Rp 4.770,-Ha. Untuk melihat lebih jelas dapat dilihat dari tabel dibawah ini.
51
Tabel 10. Kebutuhan akan MOL yang digunakan petani padi SRI di desa Jambenenggang, kec Kebon Pedes, Kab Sukabumi 2011
No Luas Lahan
Ha Jumlah Mol
Liter Nilai Rp
Pupuk Organik Kg
Nilai Rp 1 0,16
10 100000
300 225000
2 0,50 5
50000 150
112500 3 0,40
2 20000
700 490000
4 0,04 0.25
20 0 5 0,50
30 25000
350 262500
6 0,50 5
60000 700
490000 7 0,30
4 40000
2000 600000
8 0,15 5
50000 300
225000 9 1,20
15 75000
1500 600000
10 0,08 12
50 0 11 0,07
0.5 50 0
12 0,25 1
10000 75
56250 13 1,00
7000 2800000
14 0,12 0.5
5000 15
11250 15 1,00
1 10000
150 105000
16 0,12 50
35000 17 0,10
0.5 5000
100 70000
18 0,09 50
35000 19 0,10
700 70000
20 0,07 16
64000 700
490000 Jumlah 6,75
206.75 514000
14360 6677500
Rata2 penggunaan
MOL 206,756,75
=30,63 LiterHa
718 kgHa
Biaya rata2 yang
dikeluarkan Rp.25.700 ,-
Rp.502.600,- Sumber : Data primer diolah
Penggunaan pupuk kimia dalam usaha tani padi konvensional biasanya menggunakan pupuk standar yaitu pupuk urea, KCL, NPK dan TSP. Berdasarkan
data yang diperoleh pada Tabel 11, didapatkan bahwa rata-rata penggunaan pupuk
52
Urea sebesar 26,23 kgHa dengan biaya rata-rata yg dikeluarkan Rp 2500kg, penggunaan Pupuk KCL sebesar 6,83 KgHa dengan Biaya Rata2 yang
dikeluarkan Rp 1800kg, penggunaan pupuk NPK sebesar 3,5 kgHa dengan biaya rata-rata yang dikeluarkan Rp 3000kg. Rata-rata penggunaan pupuk TSP sebesar
16,43 kgHa dengan biaya rata-rata Rp 2500kg. Tabel 11. Rata-rata Penggunaan Pupuk Kimia petani Konvensional di desa
Jambenenggang, kec Kebon Pedes, Kab Sukabumi 2011
Sumber : Data primer diolah
Berdasarkan Tabel 11 di atas, dapat dianalisis bahwa Biaya total dari pupuk Urea yang dikeluarkan petani konvensional di desa Jambenenggang
sebesar Rp 65.575Ha, nilai biaya pupuk KCl sebesar Rp 12.294Ha, nilai biaya pupuk NPK Rp 10.500Ha dan pupuk TSP Rp 41.075Ha. Biaya pupuk
merupakan bagian dari biaya produksi yang harus dikeluarkan oleh petani.
6.1.3 Pestisida