15
Pada tabel dibawah dapat dilihat kebutuhan air tanaman padi sesuai pertumbuhannya.
Tabel 3. Kebutuhan Air Tanaman Padi Sesuai Pertumbuhannya
Tahap KegiatanPertumbuhan
Varietas Unggulan Varietas Non unggulan
mmhari ltdetHa Periode hari
mmhari ltdetHa Periode hari
Pengolahan tanah 12,70
1,50 -
12,7 1,50
- Pembibitan 3,00
0,40 20
3,00 0,40
20 Tanam s.d. primordia
7,50 0,90
40 6,40
0,75 35
Primordia s.d. bunga 8,80
1,00 25
7,70 0,90
20 Bunga 10 s.d. penuh
8,80 1,00
20 9,00
1,00 20
Bunga penuh s.d. panen 8,40
1,00 20
7,80 0,90
20 Sumber : Seri Modul Kebutuhan Air Irigasi PT1, 2000
Berdasarkan Tabel 3 di atas dapat dikaji bahwa kebutuhan air untuk tanaman padi sangat tinggi, hal ini dapat dilihat dari tahapan pertumbuhan
tanaman yang banyak dan membutuhkan air yang cukup banyak untuk setiap tahapannya. Untuk varietas unggulan membutuhkan air sebanyak 49,2 mmhari
dari tahap pengolahan tanah sampai tahap bunga penuh sampai dengan panen. Sedangkan untuk varietas non unggulan membutuhkan air 46,6 mmhari dari
tahap pengolahan tanah sampai dengan tahapan panen. Berdasarkan perbedaan kebutuhan air dari kedua varietas diatas dapat diketahui bahwa varietas unggulan
membutuhkan air yang lebih sedikit dibandingkan dengan varietas non unggulan
2.3.4 Tenaga Kerja
Dalam sektor pertanian, tenaga kerja merupakan salah satu input produksi yang sangat dibutuhkan dalam proses produksi pertanian. Pada prakteknya tenaga
16
kerja dibutuhkan dalam proses kegiatan produksi dari pengolahan tanah, penanaman, perawatan sampai dengan proses panen.
Tenaga kerja pertanian dalam arti luas merupakan tenaga kerja terbesar dengan jumlahnya mencapai
42,3 juta jiwa pada tahun 2006. Jumlah ini merupakan 44,5 dari jumlah tenaga kerja Indonesia seluruhnya. Tenaga kerja pertanian tersebut tersebar ke dalam
lima sub sektor, dimana penyerapan tenaga kerja terbesar adalah di sub sektor tanaman pangan, perkebunan dan hortikultura sekitar 38,8 diikuti dengan sub
sektor peternakan sekitar 2,5
5
. Namun demikian, dengan jumlah tenaga kerja yang besar tersebut, ternyata sektor pertanian hanya mampu memberikan
kontribusi PDB nasional sebesar 13,3 . Kondisi ini menunjukkan bahwa produktivitas tenaga kerja pertanian masih rendah. Rendahnya produktivitas
tersebut disebabkan masih rendahnya tingkat pendidikan dan kemampuan adopsi teknologi.
Pada zaman sekarang ini, tenaga kerja yang bekerja di bidang pertanian juga semakin berkurang. Salah satu faktor yang menyebabkan adalah petani lebih
suka menyewa traktor, karena biaya lebih murah dan pekerjaan dapat selesai dalam waktu yang relatif singkat. Hal ini tentu memberi iklim segar kepada
pemilik traktor karena mempunyai daerah pasar yang luas, yakni di luar desa, diluar kecamatan bahkan diluar kabupaten. Ini dapat dilihat pada saat musim
pengolahan tanah, maka mobilitas alat pengolahan tanah ini antar wilayah sangat meningkat.
5
http:www.bappenas.go.idget-file-servernode542 Diakses 04 Agustus 2011
17
2.3.5 Pestisida
Pestisida merupakan salah satu input produksi yang digunakan oleh para petani untuk menjaga tanaman dari serangan hama penyakit. Namun pada
umumnya penggunaan pestisida digunakan pada pertanian konvensional, sedangkan pada pertanian organik tidak menggunakan pestisida kimia. Pestisida
terdiri dari pestisida kimia dan pestisida alami. Pestisida kimia terdiri dari dua jenis yaitu pestisida padat dan pestisida cair. Penggunaan pestisida tergantung dari
kondisi lingkungan dan hama yang menyehrang tanaman tersebut. Pada umumnya pestisida yang digunakan oleh petani padi konvensional adalah pestisida cair.
Pada pertanian organik menggunakan pestisida alami yang dibuat oleh petani dengan menggunakan bahan-bahan yang alami dan ramah lingkungan.
2.4 Ketersediaan Input-Input Produksi